#Chapter 83

15.9K 478 25
                                    

Happy reading

Dengan mata yang terpejam, dia menggerakan tangan mencari seseorang yang biasanya ada di sebelah tubuhnya. Namun, dia melupakan sesuatu jika suaminya sedang tidak ada bersamanya untuk hari ini dan selanjutnya. Dia juga lupa bahwa keberadaannya sekarang bukanlah di apartemen, melainkan di rumah orangtuanya.

Lea menghembuskan nafas beratnya, melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Kepergian suaminya untuk bekerja di negara orang ternyata memberikan efek besar. Dia yang sudah terbiasa memeluk suaminya dan sekarang hanya bisa memeluk guling miliknya sendiri.

Mungkin inilah yang dirasakan kaum jomblo ketika melihat keuwuan pasangan kekasih di postingan instagram. Ingin memeluk, namun tidak bisa. Ingin bergurau pun tidak bisa. Sepertinya dia harus menghargai teman-temannya yang berjiwa jomblo mulai hari ini, karena dia terlalu sering memamerkan kemesraannya pada mereka.

Setelah penampilannya terlihat sempurna dari pantulan kaca, dia menginjakkan kakinya di anak tangga. Dari kejauhan dia melihat kedua orangtuanya tengah menyantap hidangan pada pagi yang cerah ini. Saat Lea mendekat kearah meja makan, mereka menolehkan kepala dan menatap wajahnya terheran-heran seperti ada yang salah.

Dia mencium aroma tubuhnya tidak ada yang salah sama sekali. Lea baru mandi, otomatis tubuhnya sudah wangi, ditambah lagi dia menggunakan parfum di pakaiannya. Dia juga tidak memakai riasan apapun pada wajahnya dan tidak terlihat seperti mayat hidup. Lalu, mengapa kedua orangtuanya menatap dia seperti itu.

"Ada angin dari mana kamu bisa bangun pagi-pagi," kata Rangga dengan mata yang melihat Lea dari ujung rambut sampai kaki.

Lea memutar bola mata malas, mungkin inilah penyebabnya mengapa mereka menatapnya penuh keheranan. Mereka memang tidak tahu jika Lea sudah berniat untuk bangun pagi, semuanya pasti akan tercapai dengan mudah. Lain kali dia akan membuat video nyata mengenai aktivitas rutin yang dilakukannya setiap pagi.

"Bangun pagi salah, bangun siang juga salah. Hidup manusia memangnya mau seperti apa? Tapi, kok papa gaya bicaranya mirip sama si susu ya," kata Lea yang belum menyadari perkataannya mengenai nama panggilan untuk suaminya. "Eh, astagfirullah. Maksudnya Milo," lanjutnya sambil terkekeh pelan.

"Kamu ya emang gak ada sopan santunnya banget sama suami sendiri. Kena azab istri durhaka baru nyaho," kata Rangga.

"Ya ampun, berdosa sekali papa nyumpahi anaknya," kata Lea.

"Kamu tuh yang berdosa," kata Rangga.

"Udah-udah, papa lanjut makan aja. Lea kamu mau makan sama apa?" kata Sarah melerai perdebatan antara anak dan bapak itu. Dia tahu jika tidak melakukan ini, perdebatan akan semakin runyam, karena watak mereka sama-sama keras.

"Lea mau sama udang aja," kata Lea.

"Oh ya, hari ini kamu mau kemana? Kumpul sama teman-teman?" tanya Sarah sambil menaruh tumis udang di piring anaknya.

"Hmm ... kayaknya di rumah aja deh, soalnya Bulan sama Anatasha lagi sibuk mempersiapkan masa depan yang cerah," jawab Lea.

"Ya udah kamu ikut aja sama mama daripada di rumah sendirian 'kan?" kata Sarah.

"Emangnya Bi Inah kemana?" tanya Lea.

"Anaknya sakit, jadi dia libur dulu hari ini," jawab Sarah setelahnya dia menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Okay aku ikut mama," kata Lea final.

Berhubung sudah tidak ada pembicaraan lagi, mereka pun melanjutkan acara sarapannya. Terlihat jika papanya bangkit dari duduk setelah makanannya habis, lalu Rangga berpamitan pada mereka. melihat mama yang mencium punggung tangan papanya membuat dia merasa iri dan jadi teringat dengan suaminya, Milo.

Arranged Marriage With My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang