#Chapter 60

18.8K 539 49
                                    

Happy Reading

Lea sampai di kelasnya. Terlihat teman-teman sekelasnya sedang berkutat dengan buku mereka masing-masing. Dengan cuek, dia menjatuhkan bokongnya pada kursi tanpa berniat untuk bertanya pada salah satu temannya.

Dia menenggelamkan wajahnya pada tas yang berada di atas meja sambil mengetuk-ngetuk dengan jari-jari lentiknya. Pikirannya masih mengingat kejadian dan perkataan yang dilontarkan suaminya kemarin.

Bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, namun Lea masih fokus pada pikirannya saat ini. Bahkan Bulan yang notaben temannya sudah memanggil beberapa kali, tapi tak ada respon sama sekali dari Lea.

Bulan menyenggol lengan temannya. "Lo kenapa sih?" tanyanya.

Lea tidak merasakan senggolan dari temannya. Pikirannya masih kalut, dia bingung harus mempercayai perkataan suaminya atau tidak. Jika dia kembali pada Milo dan memulai semua, dia takut dikecewakan.

"Lea!" teriak Bulan tepat di telinganya.

Cewek itu mengusap-usap telinganya yang terasa berdengung hebat. "Apa sih?" katanya dengan kesal dan mood-nya dalam keadaan buruk.

Pintu kelasnya terbuka dari luar oleh seorang guru berjenis kelamin pria dengan memakai kacamata bulat besar, siapa lagi kalau bukan Pak Joko, guru yang pernah mereka kerjai sebelumnya dengan adonan kue.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Joko.

"Saya bukan anak bapak." Ucapan tersebut lolos begitu saja dari mulut Lea. Sementara Bulan menutupi wajahnya, tak ingin berurusan lagi dengan satu guru ini. Cukup kemarin saja, saat mereka kelas sebelas yang mendapatkan hukuman.

Pak Joko menghentikan pandangannya pada sosok gadis yang tengah menyenderkan tubuhnya di tembok. "Kamu," kata beliau sambil menunjuk Lea, "tidak bosan apa kamu bersikap seperti ini?"

Bukannya merasa takut atau semacam apapun, Lea malah memainkan jari kukunya. Dia berkata, "Kalau saya bosan mungkin udah pindah dari sekolah ini."

Pak Joko menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan satu murid perempuannya. Beliau berjalan menuju kursinya, lalu menjatuhkan bokongnya. Kemudian, beliau menyuruh murid-muridnya untuk mengumpulkan tugas.

Lea yang mendengar perintah dari gurunya membelalakkan mata. Bagaimana dia mengumpulkan tugas, toh dia tidak tau kalau ada tugas. Lea mengangkat sebelah tangannya di udara. "Pak, kemarin saya gak masuk sekul. Jadi gak tau kalau ada tugas," katanya.

"Alah alasan," kata Pak Joko.

"Dih pak, suwer tak kewer-kewer, saya gak tau kalau ada tugas. Tanya aja mereka," balasnya.

"Kemarin Lea gak masuk?" tanya Pak Joko. Ada sebagian yang menggelengkan kepala dan ada sebagian juga yang mengatakan tidak.

"Kamu bersihkan toilet sekarang. Sampai kinclong!"

Ini dinamakan tidak adil. Masa hanya karena tidak mengerjakan tugas langsung dihukum. Lagi pula kemarin dia tidak masuk, karena sedang ada masalah.

...

10.00 WIB

Milo mengarahkan sekretarisnya untuk menyiapkan ruang rapat siang ini, sebab kepalanya berdenyut sakit sejak tadi. Bahkan kopi yang biasanya menenangkan pikiran, sama sekali tidak berpengaruh baginya.

Ini semua karena jadwal yang sudah disusun rapi oleh sekretarisnya ditundanya dalam beberapa hari yang lalu dan ternyata hal itu akan berdampak sangat besar pada perusahaannya. Milo memejamkan matanya sejenak.

"Milo!" Seorang perempuan masuk tanpa mengetuk pintu dahulu. Dan otomatis dia membuka matanya dengan spontak karena terkejut.

"Kamu kemana aja, hah?" Perempuan itu meninggikan oktaf suranya kala berbicara padanya.

Arranged Marriage With My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang