#Chapter 72

15.3K 465 13
                                    

Happy Reading

Satu minggu telah berlalu, kini Brylea Aenazzahra dinyatakan lulus setelah melewati masa-masa dijajah oleh buku pelajaran. Antara menyangka dan tidak menyangka, dia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Bahkan Anatasha dan Bulan dibuat terkejut, pasalnya nilai yang didapatkan Lea lebih unggul daripada mereka. Usahanya selama ini memang tidak sia-sia, mulai dari belajar, hingga merayu suaminya agar mau mengajarinya.

Setelah sekolah berakhir, Lea hanya berdiam diri di apartemen tanpa berniat untuk pergi kemana pun termasuk berkumpul bersama teman-temannya. Dia melakukan aktivitasnya yang sama setiap harinya, seperti menyiapkan pakaian suaminya untuk ke kantor, makan, nonton televisi, nunggu suaminya pulang, dan terus seperti itu. Memang seraya ayam yang dikandangi pemiliknya, namun dia merasa nyaman berada di zona ini.

Jam sudah menunjuk ke angka tujuh malam. Acara yang disiarkan televisi sudah selesai sejak lima menit yang lalu. Kali ini dia beralih pada akun instagram pribadi miliknya. Sudah dua hari belakang ini dia tidak memainkan akun sosial medianya, sebab suami tersayang dan tercinta itu dengan tega merampas benda pipihnya. Alasan simpelnya karena dia ketahuan tengah memperhatikan foto-foto cowok bertubuh kekar di instagram.

Lea mengerjapkan matanya beberapa kali sebab tak percaya dengan yang dilihatnya. Kolom direct message sudah dipenuhi oleh teman-teman dan sebagian ada yang mengajaknya untuk bekerja sama dalam memamerkan suatu produk. Dia menscrool pesan-pesan tersebut, hingga pergerakan tangannya terhenti ketika dia menusia satu pesan dari seseorang lebih tepatnya pria yang hampir tiga tahun belakang ini tidak pernah memunculkan batang hidung.

Hai, apa kabar?

Dia hanya membaca pesan tersebut tanpa berniat untuk membalas karena terlalu malas menghadapi pria itu. Dulu memang mereka berteman, tapi semenjak kejadian itu baik Lea maupun Bulan tidak pernah menganggapnya ada. Dia terlalu merasa kecewa dengan sikap pria itu yang sudah kelewat di ambang batas. Dulu mereka sangat dekat, bahkan ada beberapa orang yang mengira jika mereka memiliki hubungan lebih bukan sebatas teman.

"Cape," kata Milo yang baru saja datang.

Milo bergerak mendekat, membaringkan kepalanya di paha Lea, dan sedikit mengintip aktivitas yang sedan dilakukan istrinya dengan ponsel yang terus saja dimainkannya. Dia menoel-noel pipi istrinya, berharap paham dengan maksudnya untuk melakukan hal rutin dilakukan ketika dia baru saja pulang ke kantor. Lea memang melakukannya, membelai rambutnya, namun matanya tidak bisa lepas menatap layar ponsel.

"Lagi ngapain sih?" tanya Milo.

Berhubung penasaran dan sedikit curiga dengan gelagat istrinya, Milo merampas ponsel yang sedang dimainkan istrinya. Dia bangkit, lalu membaca pesan yang berasal dari mantan Lea. Dia kesal sebab istrinya terus menanggapi mantannya itu, bahkan ada beberapa obrolan yang mengandung godaan dari Lea untuk Alex. Jelas dia cemburu, benar-benar cemburu. Bayangkan Lea saja tidak pernah mengiriminya pesan seperti itu.

"Silatuhrahmi sama mantan itu baik loh," kata Lea.

"Baik gimana ceritanya. Kalau dia baper gimana?" kata Milo dengan mata sinisnya.

"Baper mah baper aja, gue gak bakal tanggung jawab. Tinggalin kan gampang," balas Lea.

"Dasar!" kata Milo sambil mencubit hidung istrinya.

"Mil," panggil Lea setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka. "Kalau gue selingkuh boleh gak?"

"Ngomong apa?"

"Gue mau selingkuh boleh?" Lea bertanya dengan lengkungan bibirnya.

"Gak," jawab Milo yang menatap tajam perempuan yang ada di sebelahnya.

Arranged Marriage With My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang