13

13.2K 342 14
                                    

Alrado pov.

"Hai babe."
Ku usap pelan rambut pirangnya yang berada di sekitar wajahnya,aku tersenyum padanya.Tapi dia mulai sadar bahwa yang sedang bersamanya adalah aku.

Dia tersentak dan pergi menjauh dariku,padahal aku hanya ingin sedikit bermain dengannya kali ini,tapi usahanya menjauh dari ku sedikit membuatku tersinggung.

"Apa yang kau lihat tadi hemm.."
Ujarku dengan lembut,aku usap paha mulus yang sedari tadi mengganggu konsentrasiku.namun lagi lagi ia berusaha menjauh dariku.

"Maaf tuan,tadi saya.."

"Ssstttt......"
Aku tak ingin mendengar suaranya kali ini.Aku hanya ingin mendengarnya berteriak minta ampun padaku,hingga pita suaranya putus dan aku akan puas.

Perlahan ku keluarkan benda yang dari tadi ku sembunyikan di balik kemeja ku. Belati.
Aku ingin dia mati secara perlahan di tanganku,aku ingin menancapkan belati ini di matanya yang indah itu.supaya dia tidak bisa lagi melihat hal yang tidak perlu ia lihat.

Dia mulai terlihat gemetar,aku bisa mendengar dengusan nafasnya yang tak beraturan itu.

Dan aku akan memulainya dari tangan :)

Dia menggelengkan kepalanya saat aku mendekat dan mengambil pergelangan tangan kirinya.Ia tak menolak saat tangan itu sudah berada di genggaman ku.

Crass.......

Aku mulai menekan belati ku di tanganya,dia meringis tapi tak berani bergerak.

Ku gesekkan lagi belatiku sedikit lebih dalam ke arah dagingnya hingga darah segarnya menetes.

Dia masih tak berani bergerak karena, jika saja dia melakukan perlawanan ku pastikan tangannya sudah terlepas sejak tadi.

Air matanya mulai menetes,dia menunduk dan mulai menangis tanpa suara.

Shitt....
Aku mulai seperti lelaki jahat sekarang.
Menyiksa seorang wanita yang tak berdaya.
Kenapa dia harus menangis?

Aku butuh tubuhnya sekarang,agar akal sehatku kembali.

Cupp...
Bibirnya sangat lembut
Aku menyukai tubuhmu Elmira.

***

"Hemm.."
Elmira membuka matanya perlahan semua nampak buram di matanya,ia mengusap pelan matanya hingga di dapatinya dirinya sedang tertidur di bawah selimut tanpa busana.

Sinar matahari memasuki kamarnya melalui celah jendela namun kamarnya masih saja terlihat gelap.

"Lagi dan lagi"
Gumam Elmira ketika tubuhnya terasa remuk,semua bagian tubuhnya terasa nyeri dan terdapat tanda merah dan lebam.

Setiap kali Alrado datang ke kamarnya,inilah yang akan terjadi.

Elmira beranjak dari tidurnya hendak turun namun luka di lengannya menarik perhatiannya.

Plester?

Di dapatinya luka tersebut terbalut oleh plester putih dengan rapi,di sentuhnya plester tersebut dan memikirkan siapa yang mungkin membalut lukanya tersebut.

Alrado?

Perlahan bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman kecil.




Sebenarnya aku ini kenapa?
Hati yang selalu di patahkan,
Begitu mudahnya memaafkan
Begitu banyak di kecewakan,
Begitu mudahnya di luluhkan
Sebenarnya yang salah itu
Kamu atau aku?

       Elmira



Maafkanlah cerita dari anak Smp ini😌

Tbc.

ElmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang