Couple Ring 2
"Izinkan aku melambaikan tanganku pada masa lalu.."
Seluruh acara Festival Seni itu telah usai, dan pagi ini Rara, Bima dan tim muralnya akan segera kembali ke Jakarta.
Bima yang selesai mengemas barangnya segera menggendong ranselnya.
"Nice to see you, bro! Next time kalo mampir kontak gue ya." Raflan segera menyalami Bima dan kawan-kawannya begitu mereka berada di teras homestay.
"Siap bro! Thanks udah bersedia dateng buat saying goodbye ya." Bima berterima kasih pada Raflan yang mau repot-repot datang sebelum ia pergi ke bandara.
"Santai aja! By the way, congrats ya. Kalian emang mastah!" Raflan memuji Bima dan teman-temannya atas kemenangan mereka dalam lomba mural itu.
"Harusnya lo yang menang lah. Mural yang lo bikin super kece!" Akbar, tim Bima mencoba merendah.
"Ohiya, kalian udah tukeran kontak? Kemarin kalian keliatan langsung akrab banget." Pandangan Bima mengarah pada Rara dan Raflan.
Raflan dan Rara kompak menggelengkan kepala.
"Ayolah Be, Tian ini bisa jadi temen kamu tukar pikiran. Kalian juga bisa bahas soal art kalo kamu butuh pendapat. Tukeran nomor whatsapp aja." Bima pun memberi saran.
Rara pasrah, ia segera mengeluarkan handphonenya dan menyerahkannya pada Raflan. Melihat itu Bima terlihat senang.
Raflan menerimanya dan mengetik nomor teleponnya. Awalnya ia ingin menyimpannya dengan nama Raflan, namun ia hapus kembali dan menyimpannya dengan nama Tian.
"Coba kamu kirim chat whatsapp, Be." Bima memberikan saran.
"Iya nanti aja, Be. Yuk kita berangkat, udah telat lho ini." Rara segera memasukkan handphonenya dalam tas.
"Okey! Ayo!" Bima segera meraih tangan Rara. Mereka segera masuk ke dalam mobil.
Raflan mengikuti dari belakang dan berdiri persis di dekat mobil yang mereka tumpangi.
Bima segera memunculkan kepalanya dari jendela mobil.
"Kalo ke Jakarta hubungin gue ya. I will treat you best lah pokoknya." Bima segera melambaikan tangannya pada Raflan, yang lain pun mengikuti.
"Siap!" Dengan berat Raflan menjawab, ia membalas lambaian tangan mereka. Sekilas ia memandang Rara yang melambaikan tangan ke arahnya.
Apa yang Tuhan rencanakan? Apakah ini pertanda jodoh? Atau justru Tuhan tengah menguji Raflan? Atau ini cara supaya ia dapat berdamai dengan masa lalunya? Pertanyaan itu sukses berputar di kepala Raflan.
"Apa semua laki-laki punya hobi meninggalkan orang yang dia sayang?"
Setelah penerbangan kurang lebih satu setengah jam, akhirnya Rara, Bima, Fahri, dan Akbar tiba di Bandara Soekarno Hatta. Mereka kini tengah duduk di ruang tunggu sambil menunggu kakak Akbar yang berjanji untuk menjemput mereka.
"Sorry ya guys, Kakak gue baru jalan nih, dia salah liat jam. Kita nunggu disini dulu gak apa-apa ya." Akbar segera angkat bicara begitu membaca kabar dari kakaknya.
"Selow aja sih, Bar! Kan kita bisa ngopi-ngopi dulu disini." Fahri memberi ide. Ia segera beranjak dari duduknya dan mengajak Akbar untuk pergi memesan kopi di Kedai Kopi yang tak jauh dari mereka menunggu.
"Lo mau minum apa Ra? Sa?" Fahri bertanya pada Rara dan Bima sekaligus.
"Gue nanti aja deh." Bima yang kini sibuk dengan handphonenya hanya menjawab seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Ring 2 [Complete]
Teen FictionWajib follow sebelum baca 💕 Rara hanya bisa duduk terdiam sambil melihat apa yang ada di depannya. Obat tidur, ketidak terbukaan Bima, alasan dibalik Bima pergi, semuanya kini berputar di pikiran Rara. "Dimana tas Aksa, Mam?" "Ada di lemarinya." Da...