19: Last Farewell

2.9K 134 7
                                    

Couple Ring 2

"Kuharap semua berjalan lancar.."

Raflan memberanikan diri untuk membuka matanya begitu pamannya mengatakan bahwa dirinya sudah berada di ruang operasi.

"Kamu pasti gugup ya?" Ia menganggukkan kepala pada dokter Diandra, ia tahu, pasti dokter itu yang akan melakukan prosedur yang menyakitkan menurutnya.

Raflan kembali menarik dan menghela nafas kasar, bunyi denting alat-alat operasi serta suara dari para tim operasi membuat jantung Raflan berdetak begitu kencang.

"Tetap tenang dan stabilkan detak jantungmu ya, Alan." suara pamannya kembali terdengar. Ia hanya bisa mengangguk pasrah.

Tiba-tiba ia merasa sangat mual dengan bau ruangan tersebut, ia juga merasa pusing dengan semua pandangan yang ada di depannya.

Segera Raflan memejamkan matanya, dalam pejamnya ia bisa merasakan cahaya lampu yang menyala persis di atasnya. Setelahnya ia dapat merasakan dingin yang menusuk seiring dengan tanggalnya kain yang ada di tubuhnya.

Tubuhnya kembali cukup hangat begitu ada kain yang membentang di atas tubuhnya. Namun area dadanya terasa agak dingin karena terekspos.

Raflan memberanikan membuka matanya kembali, semua orang tengah sibuk mempersiapkan operasinya. Lalu ia bisa kembali mendengar sapaan dari suster yang mengantarnya.

"Raflan, kamu harus tetap kuat ya. Operasi ini akan memakan waktu cukup lama, jadi kita perjuang sama-sama ya." setelahnya suster Devi kembali sibuk dengan kegiatannya.

Ia dapat merasakan suster Devi yang membentang satu tangannya lalu menyambungkan jarum infus yang ada di tangannya dengan cairan yang menggantung di sisi kanan meja operasi. Setelah selesai, tugas suster Devi lalu diambil alih oleh ahli anestesi yang pernah diperkenalkan oleh pamannya.

"Hey, Raf! Nice to see you!" Raflan mencoba mengingat wajahnya, karena saat ini ia hanya bisa melihatnya sebatas area mata dan kening saja. Ia bisa melihat mata hazel yang begitu indah dari sang dokter.

Ia ingat, ahli anestesi itu merupakan dokter muda yang baru saja di tempatkan di rumah sakit ini. Seingatnya, dokter itu adalah keturunan Indo-French dengan wajah tampan khas campuran.

"Nice to see you too, Dok!" Raflan membalas sapaannya.

"Well, take a breath! And after that i'll doin' an anesthesi!" Raflan mengangguk paham, ia segera menyiapkan dirinya dan mengatur kembali nafasnya.

Ia dapat merasakan seperti ada sesuatu yang masuk melalui intra venanya. Sepertinya Dokter Will menyuntikkan cairan pada selang infusnya.

Raflan kembali fokus, ia mendengar perintah Dokter Will untuk membenarkan posisi kepalanya hingga kini ia bisa melihat wajah Dokter Will yang persis ada di kepalanya.

"Well, coba hitung angka ten to one, okay?" Dokter Will terdengar mencampur bahasa yang ia gunakan, Raflan sedikit tergelitik mendengar nada kaku dari dokter Will saat mengucapkan bahasa Indonesia.

"Before that, you need to take a deep breath!" Ia paham intruksi ini, ia segera bersiap dan memejamkan matanya.

Dalam pejamnya Raflan dapat merasakan alat yang kini memenuhi area mulut dan hidungnya, itu pasti masker anestesi yang akan digunakan oleh Dokter Will. Setelahnya ia bisa mendengar kembali intruksi Dokter Will dan Raflan segera mengikutinya.

"10..9..8..7..6..5.." tiba-tiba Raflan sudah benar-benar berada dalam pejamnya.

Dokter Will bangkit dan mengalihkan tugas selanjutnya pada Dokter Diandra. Ia segera bersiap untuk melakukan prosedur intubasi.

Couple Ring 2 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang