Couple Ring 2
"Aku yakin Tuhan pasti memiliki rencana baik atas semua yang terjadi.."
Kini Rara sudah berada di tempat dimana pameran Bima akan dilaksanakan, sejauh ini dari laporan terakhir, persiapan sudah hampir selesai. Hanya tinggal mengatur tata letak dan lighting karya sesuai dengan yang sudah diatur oleh Bima dalam briefnya pada team pamerannya di grup whatsapp.
Rara begitu kagum pada Bima, dia sangat pandai mengorganisir sesuatu, contohnya adalah pameran ini. Meski belakangan fokusnya terpecah dengan kegiatan lain seperti kuliahnya dan beberapa perlombaan mural, serta pekerjaan sampingannya sebagai tim creative di suatu agency, Bima tetap bisa memantau semua progress pamerannya dengan baik.
Rara berdiri sejenak, memandang satu-satunya karya realist yang akan dipamerkan. Ia melihat refleksi dirinya saat melihat karya tersebut, tentu saja, itu karena memang dirinya yang menjadi objek. Rara seketika terhanyut dengan apa yang kini ada dihadapannya, namun detik berikutnya tersadar bahwa saat ini bukan waktunya untuk itu.
Rara bergegas, ia sudah membagi tugas dengan Raflan, Fahri, Akbar, serta tim lainnya. Kini ia tengah menunggu Akbar dan Fahri yang tengah menyiapkan alat-alat untuk tampilan terakhir dari rangkaian pameran ini, yakni live painting.
Selain memamerkan hasil karyanya, seharusnya Bima juga akan menampilkan kemampuannya membuat karya seni secara langsung saat pameran. Tapi apa daya, Tuhan punya rencana lain, Bima memutuskan untuk Raflan dan Rara yang melakukan hal tersebut.
Lagi lagi Rara hanya bisa bertanya tanya dalam benaknya tentang skenario apa yang tengah Tuhan atur. Ia hanya berharap ada rencana baik dari semua yang telah terjadi.
Dalam diamnya, banyak hal yang berputar di kepala Rara, termasuk bagaimana keadaan Bima saat ini. Rara mengedarkan pandangannya, menelusuri tiap sisi ruangan yang penuh dengan karya terbaik yang pernah Bima buat. Mengecek satu per satu karya milik Bima, apakah sudah sesuai dengan yang ada pada lembar yang kini Rara pegang atau belum.
Matanya berhenti begitu melihat self portrait dari sang pencipta karya-karya tersebut. Rara seketika mengingat momen saat ia dengan susah payah memotret Bima yang sangat tidak suka difoto dengan sengaja.
"Biarkan potret ini menjadi saksi ketulusan hatimu padaku.."
"Be, ayolah ini untuk pameran kamu lho.." Rara mencoba merayu Bima yang menolak untuk difoto olehnya.
"Emang harus banget ya, Be?" Bima merasa tidak perlu memasang fotonya di pameran. Toh, pengunjung akan bertemu langsung dengan dirinya.
"Yaudah deh, kalo gitu ini bukan buat pameran kamu. Tapi spesial buat aku. Boleh ya?" Rara mencari cara lain agar Bima mau ia foto.
Bima terlihat lama berpikir.
"Jahat banget sih kamu, Bim. Foto buat pacar sendiri aja pake mikir-mikir. Masa kamu tega aku selalu foto kamu diem-diem. Aku berasa bukan pacar kamu deh.." Rara merajuk melihat Bima yang masih mempertimbangkan permintaannya.
Ia meletakkan kembali kamera Mirrorlessnya dan kini sibuk memainkan handphonenya.
Melihat itu Bima menyerah, ia akhirnya mendekati kekasihnya dan mengambil kamera Mirrorless milik Rara.
Bima menyalakan kamera itu, melihat beberapa hasil foto dirinya yang diambil Rara diam-diam. Sejauh ini Rara masih belum menyadari hal yang dilakukan Bima.
Tangan Bima kini berada pada layar putar kamera itu, ia memutar layarnya sehingga ia dapat melihat wujudnya di tampilan layar.
Bima perlahan mendekati Rara dan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Ring 2 [Complete]
Teen FictionWajib follow sebelum baca 💕 Rara hanya bisa duduk terdiam sambil melihat apa yang ada di depannya. Obat tidur, ketidak terbukaan Bima, alasan dibalik Bima pergi, semuanya kini berputar di pikiran Rara. "Dimana tas Aksa, Mam?" "Ada di lemarinya." Da...