Couple Ring 2
"Aku hanya berharap kau akan baik-baik saja dan segera menyusulku!"
Raflan masih tetap berada di mobil Aksa. Setelah mobil Honda HRV milik Aksa dikemudikan tidak stabil oleh Raflan, akhirnya ia sampai di parkiran. Kini ia berdiam diri di belakang kemudi dengan posisi mesin mobil masih menyala.
Bukan tanpa alasan ia tetap disana. Ia masih berusaha untuk meredam rasa sakit yang sungguh sangat menyiksanya. Raflan berkali-kali mengumpat kasar, ia lelah dengan semua ini. Ia lelah dengan penyakit yang menurutnya benar-benar membatasi ruang geraknya. Bahkan untuk hal sesederhana itu saja Raflan harus berakhir seperti ini.
"ARGH!" Erangan kuat itu tentu tidak akan didengar oleh siapapun. Kondisi parkiran terlihat sepi, hari juga sudah semakin malam dan pasti kini hanya ada dirinya yang berada di parkiran basement rumah sakit.
Raflan kembali mengumpat kasar, rasa sakit yang terasa di dada dan punggungnya sukses menghancurkan pertahanannya. Ia terpaksa menangis, ia perlu menyalurkan rasa sakitnya, rasa sakit yang terasa seperti ada puluhan anak panah yang menancap tepat di jantungnya.
Bukan hanya itu saja, suhu mobil yang dingin sukses membuat rasa sesaknya begitu kentara. Segera ia menepuk dadanya kuat begitu pasokan oksigennya semakin menipis.
Raflan terpaksa mengecilkan suhu mobil yang sukses membuat peluh kini memenuhi pelipis dan wajahnya.
"Breng--" umpatannya tertahan akibat rasa sakit di dada kirinya. Segera ia pukul kemudi sekuat yang ia bisa.
"ARGH!" kembali ia luapkan rasa sakitnya. Erangan terakhir itu sukses membuatnya menyerah. Ia letakkan kepalanya yang terasa begitu berat diatas stir. Satu tangannya masih sibuk meremas kuat dada kirinya, dan tangan satunya kini mencoba meraih ponsel di saku celananya, lalu segera ia mengecek layar ponselnya tersebut.
Raflan bisa melihat 8 missed call dan 5 pesan masuk dari pamannya.
"Alan, kamu dimana?" Raflan hanya membaca pesan terakhir dari Dokter Johan.
Raflan berusaha membalas dengan pandangannya yang mulai kabur.
"Psrkiran basement" saking sulitnya, untuk kata sederhana saja ia harus mengalami typo.
"Sh*t!" umpatan itu terdengar begitu Raflan membaca kembali balasan yang ia ketik. Ia lempar kasar ponselnya begitu tangannya terasa makin gemetar.
Ia benci, ia benci berada di keadaan seperti ini. Bahkan jika ia harus keluar dari mobil Aksa, ia belum tentu akan tertolong. Mungkin saja ia akan pingsan di parkiran basement yang begitu luas ini. Dan mungkin saja ia baru ditemukan besok pagi saat kondisi parkiran sudah cukup ramai. Dan jika waktu itu tiba, mungkin ia sudah berada di alam yang berbeda.
Raflan menghardik ide konyolnya untuk memarkirkan mobil Aksa di parkiran basement rumah sakit, padahal ia bisa saja memarkir mobil itu di parkiran outdoor yang lebih mudah dijangkau. Namun sekali lagi, semua sudah terlanjur. Rasa sakit yang ia rasa sukses membuat akal sehatnya terganggu.
Sepersekian detik Raflan membatu dalam keadaan mata terpejam, tenaganya seperti hilang begitu saja, dan Raflan sudah pasrah jika ia harus mati konyol di dalam mobil.
Hingga bayangannya tentang tangis seluruh keluarganya dan juga Rara sukses membuat tenaganya kembali.
Ia menghardik pasrahnya yang sungguh bodoh. Segera ia raih ponselnya yang ia lempar tadi. Dan menelpon seseorang yang pasti sangat mengkhawatirkannya.
"Ya Allah Alan, kamu dimana? Om sudah ada di parkiran basement." dari balik telpon, Dokter Johan bisa dengan jelas mendengar suara Raflan yang kesulitan bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Ring 2 [Complete]
Teen FictionWajib follow sebelum baca 💕 Rara hanya bisa duduk terdiam sambil melihat apa yang ada di depannya. Obat tidur, ketidak terbukaan Bima, alasan dibalik Bima pergi, semuanya kini berputar di pikiran Rara. "Dimana tas Aksa, Mam?" "Ada di lemarinya." Da...