29: Kebersamaan

2.8K 113 19
                                    

Couple Ring 2

"Semua orang tentu heran mengapa kami berdua bisa kembali.."

Raflan membuka matanya perlahan, ia tahu siapa yang tengah menggenggam tangannya sambil menangis. Dia adalah mamanya, yang tidak pernah sedetikpun melepas genggaman tangannya. Begitu Dokter Johan mengizinkan sang mama menjenguk Raflan ia akan menggenggam tangannya sepanjang waktu hingga jam besuknya berakhir. Begitu seterusnya hingga detik ini.

Rasanya Raflan ingin mengucapkan terima kasih atas kesetiaan mamanya yang tetap berada di sampingnya, namun ventilator yang terpasang di mulutnya sukses membuat Raflan hanya menghasilkan lenguhan pelan. Segera Mama Raflan mengusap rambut anaknya lembut bersamaan dengan air mata haru yang kembali turun dari pertahanannya.

"Makasih udah kembali ya, sayang." Segera kecupan lembut mendarat di kening Raflan. Mama Raflan segera menekan tombol yang berada di sisi kiri ranjang Raflan, karena tentu Raflan tidak akan setuju jika dirinya pergi memanggil dokter dan meninggalkan Raflan sendirian.

Raflan menghela nafasnya kasar begitu melihat Dokter Diandra ada di hadapannya. Ia tahu betul apa yang akan dilakukan oleh Dokter yang sudah menanganinya bersama dengan sang paman sejak ia kecil.

Dokter Diandra tentu mendengar helaan nafas itu, segera ia munculkan senyumnya di depan Raflan. Raflan segera mencengkram tangan Dokter Diandra begitu melihat suster meminta Mamanya untuk keluar. Dokter Diandra paham maksud Raflan, segera ia minta suster untuk membiarkan Mama Raflan tetap diruangan.

Meski bukan kali pertama, namun tetap saja prosedur ini membuat Raflan cemas, ia tidak siap dengan rasa tidak nyaman yang selalu muncul saat dan setelah prosedur itu berlangsung. Seolah paham, Mama Raflan kembali menggenggam satu tangan Raflan, erat.

Pelepasan selang ventilator itu selalu sukses membuat Raflan bergidik ngilu. Belum lagi nafasnya yang harus ia sesuaikan susah payah agar kembali stabil setelah topangan nafasnya dilepas dari kerongkongan.

Setelahnya Raflan hanya bisa sekuat tenaga menetralkan jalur nafasnya dibantu oleh oxygen mask yang akan setia bertengger di wajahnya hingga  beberapa jam kedepan pasca pelepasan selang ventilator tersebut.

"Mama udah tengok Rara?" kalimat itu terucap disusul dengan uap nafas Raflan yang bergumul di masker oksigennya.

Mama Raflan mengangguk.

"Dia sudah sadar dari dua jam yang lalu, begitu sadar dia minta mama untuk kembali nemenin kamu, kata Rara kamu sebentar lagi bakal kembali." setelahnya tangis Mama Raflan pecah, ia sungguh terharu melihat perjuangan cinta Rara dan Raflan yang begitu kuat. Bahkan Rara rela untuk membahayakan dirinya demi 'menjemput' Raflan kembali.

Raflan memunculkan senyumnya dan menghapus air mata dari mata sang mama.

"Makasih Ma, udah nemenin Alan selama Alan tidur dan gak pernah berhenti untuk genggam tangan Alan. Makasih juga udah berbisik di telinga Alan untuk pulang tiap kali mama jenguk Alan." air matanya kembali turun begitu melihat Raflan yang menangis dengan wajahnya yang tersirat ketakutan. Tentu saja Raflan takut setengah mati, ia takut tidak bisa kembali dan tidak bisa bertemu dengan Mamanya lagi.

"It's okay! Ini sudah jadi tugas mama untuk terus ada di samping kamu. Aksa memang benar, Mama hanya perlu terus berusaha minta kamu pulang, dan akhirnya semua itu terwujud." mendengar kalimat itu Raflan sungguh berterima kasih pada Aksa yang menyampaikan semua permintaannya.

"Thanks, Sa! Rara bener, lo emang penepat janji yang baik." Raflan berucap dalam hatinya. Segera ia mencoba menanyakan kondisi Aksa.

"Aksa bilang besok dia sudah boleh pulang. Sebentar lagi dia juga pasti kesini." Mama Raflan memunculkan senyumnya. Segera ia usap kembali rambut anaknya. Rasanya seperti sudah lama sekali Raflan tertidur hingga rambutnya sudah begitu panjang dan terlihat sangat kusam.

Couple Ring 2 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang