Hari ini, adalah hari dimana aku harus tetap tersenyum dihadapan gadis yang sudah bertahun-tahun sukses membuatku tetap bertahan untuknya. Hari dimana aku akan melihat dia, yang harusnya bersamaku, justru bersanding dengan laki-laki yang berhasil mengalahkanku untuk memenangkan hatinya.
Mengikhlaskan dirinya dengan lelaki yang dengan mudah membuat gadis itu beralih dari masa lalu pahitnya bersamaku. Dia, yang ternyata Tuhan pertemukan padaku secara tidak sengaja dan bahkan menjadi sahabatku disaat pelarianku. Dia lelaki yang membuatku belajar keikhlasan yang bahkan hingga detik ini terus coba untuk kukuatkan. Ya, dia adalah Raflan, meski dengan segala kekurangannya, ia tetap mampu mengukir senyum di wajah Raraku.
Sakura Rahmawati, si gadis keras kepala yang sukses memanggil diriku dengan nama Bima yang sudah kukubur dalam-dalam dengan kenangan pahitku. Si gadis sejuta akal yang mampu membuatku mengukir senyum tulus yang jarang kutunjukkan pada orang lain. Si gadis penakluk yang dengan mudahnya membuatku takluk dengan rajukan gemasnya.
Seminggu sebelum hari bahagianya, dia datang kepadaku dan menangis dalam pelukanku, kupikir si pengantin pria tidak ingin melanjutkan rencana bahagianya, dan akupun siap untuk menggantikannya. Ternyata itu hanya imajinasi jahatku.. Alasan dia menangis adalah, karena tidak memiliki sosok untuk mengantarkannya menuju pujaan hatinya di pelaminan.
Dengan terpaksa, kutawarkan diri untuk menuntunnya dan menggenggam tangannya sampai ke tangan lelaki yang dipilihnya. Aku tidak ingin tangisnya menjadi-jadi, bukankah itu membuat aura pengantinnya pudar?
Saat itu kuusap air matanya, ku katakan, dibanding dirinya mencari keberadaan sang ayah yang hingga detik ini tidak ia ketahui, lebih baik menggunakan wali yang sudah disediakan. Apapun yang terjadi, hari bahagiamu harus tetap terlaksana, begitu kataku berpura-pura kuat dan memunculkan senyum palsuku padanya.
Seketika hatiku terasa sakit, antara organ hatiku, atau hatiku yang lain, hati yang patah begitu ia memutuskan untuk kembali pada cinta keduanya. Jika banyak orang bilang cinta pertama mampu mengalahkan cinta berikutnya, sepertinya itu tidak berlaku pada kisahku.
Aku, Bima Aksara Delon dan segala rasa ikhlasku, memberikan senyum termanisku pada Rara, pada gadis yang akan kugenggam tangannya di hari bahagianya.
Aku menghampirinya, melihat dirinya bersiap dengan riasan tercantik yang pernah kulihat selama hidupku. Kupandang rambut pendeknya, aku tersenyum mengingat alasannya memotong rambutnya. Raraku bilang, setidaknya meski aku lebih suka dengan rambut panjang ini, namun aku tetap ingin memberikan tampilan yang menjadi favorite lelaki spesialku.
Jika kalian pikir ia memotong pendek rambutnya untuk Raflan, kalian salah besar. Izinkan aku sedikit bangga menceritakan kembali alasannya. Untuk ketiga kalinya, ia memotong rambutnya menjadi sepanjang bahunya. Kuingat saat ia tengah mengenang masa kecilnya bersamaku. Ia memotong rambutnya spesial untukku, dia bilang, bukankah dulu saat kecil kau sangat menyukai rambut pendekku?
Aku hanya menganggukkan kepala menyiyakan, benar dia jauh lebih menggemaskan dengan rambut pendeknya. Awalnya ia memotongnya karena cemburu denganku yang sangat menyukai rambut pendek gadis lain yang juga teman bermain kami, dan dengan sifat polosnya saat kecil, ia memaksakan diri memotong rambutnya agar aku tak memalingkan wajahku pada anak gadis lain.
Sungguh, mengingatnya membuatku kembali tertawa. Dan kali kedua ia memotong rambutnya, saat aku memangkas habis rambutku dengan alasan mencoba hal yang baru. Ia mengikuti aksiku dan berkata, meski aku tidak memotong habis rambutku, setidaknya aku akan mengikuti apa yang kulakukan, siapa tahu dengan begini kisah kita bisa lebih baik.
Dan yang terakhir ini, Raraku, tidak, maksudku Rara milik Raflan, mengatakan bahwa ini kado spesial untukku karena sudah mengikhlaskannya kembali pada Raflan. Lagi lagi yang bisa kulakukan hanya memunculkan senyum palsuku dan mengusap rambut pendeknya.
"Aku berharap kamu bisa bahagia seterusnya.." itulah kalimat terakhirku sebelum hal yang sangat tidak kami duga terjadi.
---
Kembali muncul dengan special part. Ini bukan cerita dalam waktu dekat. Hanya mencoba menilik masa depan, bisa jadi ini akan ada di Couple Ring 3 (mungkin) hehehe..
Bagaimana dengan 2 special part yang kuupload?Kembali mengingatkan Couple Ring 1 bisa kalian baca kembali di daftar karyaku ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Ring 2 [Complete]
Teen FictionWajib follow sebelum baca 💕 Rara hanya bisa duduk terdiam sambil melihat apa yang ada di depannya. Obat tidur, ketidak terbukaan Bima, alasan dibalik Bima pergi, semuanya kini berputar di pikiran Rara. "Dimana tas Aksa, Mam?" "Ada di lemarinya." Da...