15: Bersama Raflan

2.9K 141 2
                                    

Couple Ring 2

"Selamat! Kamu sukses membuatku panik!"

Entah mengapa berada di samping Raflan nembuat Rara kembali merasakan kenyamanan yang sama saat ia masih bersama Raflan dulu. Tidak tidak, maksudnya saat mereka masih saling dekat. Tolong digaris bawahi bahwa saat itu mereka belum meresmikan hubungan mereka.

Rara tertawa miris mengingatnya, mengingat bagaimana sulitnya ia berjuang untuk tetap bersama Raflan. Bahkan hingga detik terakhir yang harusnya menjadi kebahagiaan untuknya dan Raflan, justru menjadi sebuah perpisahan yang cukup menyakitkan hingga detik ini.

Matahari sudah tidak terlalu terik, Raflan yang kini duduk diatas pasir pantai sambil memandang jauh kearah ujung laut, cukup merasa puas bermain di bibir pantai dan menikmati deburan ombak yang menyapa tubuhnya.

Jika kalian kira ia berenang di pantai tentu salah besar, Raflan tidak berenang di pantai. Ia hanya bermain-main di bibir pantai, dirinya tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu padanya sebab terakhir kalinya ia berenang, Raflan berakhir tenggelam karena mengalami serangan tiba-tiba.

Raflan memandang kearah Rara yang kini duduk disampingnya sambil sibuk dengan pikirannya. Ia pandang seksama gadis yang pernah dan masih singgah dihatinya. Bagaimana bisa, ia yang mencoba mengikhlaskan Rara dengan orang lain justru berakhir bersama dirinya di pantai ini.

Rara menoleh ke arah Raflan yang tengah memperhatikannya, dengan cepat Raflan mengalihkan pandangannya.

"Pantesan kok rasa-rasanya ada yang ngeliatin aku. Ternyata kamu!" Rara tertawa dengan ucapannya. Sedangkan Raflan kini terlihat salah tingkah.

"Kamu gak mau makan siang?" Rara bertanya pada Raflan yang mengalihkan pandangannya pada gadis kecil yang tengah bermain sendirian di pinggir pantai. Seketika ia mengingat adiknya Mutia yang kini berada di Jogja bersama kedua orang tuanya. Rasa rindu pun menghinggapi benaknya. Ia juga seketika mengingat kejadian di pantai saat adiknya tenggelam dan tidak bisa melakukan apa-apa karena dirinya yang tiba-tiba kambuh.

Rara yang tak mendapat jawaban segera mengikuti arah pandang Raflan.

"Apa gak bahaya anak itu main sendirian disana?" Rara berkomentar. Setelahnya ia sibuk menyembunyikan bunyi perutnya yang keroncongan karena belum makan siang.

Raflan segera menoleh dan tertawa jahil.

"Jadi kamu laper?" Rara hanya bisa mengangguk malu-malu. Raflan segera beranjak dari duduknya, membersihkan pasir yang menempel di celananya.

Setelahnya, ia segera mengulurkan tangan persis di depan Rara.

Rara terlihat bingung.

"Ayok! Kamu mau makan siang kan?" Rara akhirnya paham dan meraih uluran tangan Raflan dan berdiri.

"Tunggu disini biar aku yang pesankan makanannya." Begitu sampai di saung yang mereka tempati Raflan segera memerintahkan Rara untuk duduk.

"Kamu gak nanya aku mau makan apa?" Rara berteriak pada Raflan yang berlalu begitu saja.

"Aku udah tau kok apa yang mau kamu pesen, Ra. Lagipula yang jualan juga cuma satu." Raflan menjawab pertanyaan Rara yang direspon dengan anggukan kepala Rara paham.

Rara menunggu cukup lama, ia pikir Raflan akan kembali setelah memesan makanan. Ternyata ia juga menunggu makanan itu selesai dan membawanya sendiri. Dan kini Raflan persis berada di depan Rara dengan membawa satu porsi nasi dan ayam bakar, satu gelas es kelapa, dan satu botol air mineral.

"Kamu gak pesen makan?" Rara terheran dengan pesanan yang dibawa Raflan.

"Aku belum laper." Raflan menjawab singkat, ia kini sibuk membuka tutup botol air mineral tersebut.

Couple Ring 2 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang