16: Biopsy

3.3K 137 8
                                    

Couple Ring 2

"Aksa, kumohon maafkan aku!"

Aksa masih sangat sadar dimana ia sekarang ini. Kini ia berada di ruang tindakan, tempat dimana dirinya akan menjalani Liver Biopsy. Aksa menghembuskan kasar nafasnya melalui mulut. Mendengar suara itu, Alexa segera mendekati adik iparnya.

"Take a breath, Sa. Just relax!" Alexa mengusap kening Aksa yang berkeringat.

Aksa memejamkan matanya, ia tidak kuat melihat apa yang ada di sekitarnya. Berkali-kali ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"It's okay, Aksa! You can do it!" Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Dalam pejamnya, ia dapat merasakan seseorang yang memasangkan oxygen mask padanya. Setelahnya ia dapat merasakan perutnya yang terekspos.

Aksa menarik nafas dalam, tiba-tiba jantungnya berdetak begitu cepat.

Terdengar intruksi Alexa yang memerintahkan dirinya untuk mengangkat lengan kanannya ke atas kepala dan memalingkan kepala Aksa ke arah kiri. Dengan cepat ia mengikuti intruksi tersebut.

Penasaran, Aksa segera membuka matanya, ia dapat melihat Alexa yang kini mengetuk dada dan perutnya, ia juga bisa melihat Alexa memegang alat yang sangat asing baginya.

Alat itu ditempelkan pada perutnya, lebih tepatnya pada area dimana ia sering merasakan sakit, bisa jadi di organ hatinya.

Ultrasound adalah nama alat yang tidak Aksa ketahui itu. Alexa dengan serius mencoba mencari titik lokasi dimana organ hati Aksa berada dengan ultrasound tersebut.

Begitu menemukan titiknya, Alexa segera menandai titik tersebut yang berada di antara dua tulang rusuk Aksa.

Lalu ia terkaget merasakan ada sesuatu yang berlumur di dada dan perutnya. Ia segera mengarahkan matanya dan melihat apa yang terjadi. Aksa dapat melihat Alexa yang tengah melumuri perutnya dengan sabun khusus dan disampirkan dengan kain steril.

Begitu melihat jarum suntik, Aksa seketika memejamkan matanya. Dalam pejamnya, ia masih bisa merasakan jarum yang menancap di tubuhnya.

"It's okay, Aksa! Ini hanya suntikan anestesi lokal." Alexa menyadari ekspresi Aksa yang memejamkan matanya dengan wajahnya yang terlihat takut.

Alexa berhenti sejenak.

"Aksa, can you hear me?" Alexa mencoba memanggil adik iparnya.

"Ye--yes!" Aksa menjawab ragu.

"Kamu bisa pejamkan matamu, tapi kamu harus tetap ikuti intruksi Kak Lexa, oke?" Aksa segera menganggukkan kepala.

"Oke, sekarang coba Aksa tarik nafas dalam!" Aksa segera mengikuti intruksi tersebut.

"Good! Sekarang hela nafas pelan-pelan.." Alexa kembali mengintruksi sambil menyentuh singkat tangan Aksa mencoba menenangkan.

"Sekarang Aksa tarik nafas dalam-dalam lagi dan tahan!" Begitu Aksa selesai melakukan perintahnya, segera Alexa memasukkan jarum besar biopsy pada titik yang sudah ia tandai sebelumnya.

"Jangan buka mata dan tetap di posisimu yang sekarang, okay!" Alexa masih terus mengintruksi sambil tetap menjaga konsentrasinya melakukan biopsy. Ia dengan segera menyelesaikan proses pengambilan sample hati Aksa dan menyudahinya.

"Well, finish!" Mendengar suara itu, Aksa menghela nafas lega dan membuka matanya. Kini ia dapat melihat kakak iparnya yang sibuk dengan hasil sample yang ia dapat. Alexa segera menginteruksi partnernya untuk membawa sample tersebut untuk diperiksa di laboratorium.

Couple Ring 2 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang