23: Break Up

2.7K 125 23
                                    

Couple Ring 2

"Aku sungguh tidak lagi mengenalmu!"

Raflan tahu betul dimana ia sekarang. Ini kali pertamanya ia kembali ke ruang Unit Darurat setelah ia berhasil melakukan heart surgery. Raflan segera mengedarkan pandangannya dan dapat dengan jelas menemukan Mamanya dengan wajah penuh kekhawatiran.

Melihat hal itu, Raflan berkali-kali merutuki kebodohannya dalam hati, betapa bodoh dirinya bisa lupa mengingatkan Mamanya bahwa obat miliknya sudah hampir habis. Jika saja itu ia lakukan, tentu ia tidak akan kambuh dan tidak akan berakhir di tempat ini.

Raflan segera meraih masker oksigen yang kembali bertengger di wajah pucatnya dan berniat untuk melepasnya, namun hal itu dicegah oleh sang mama.

"Jangan Lan, kamu harus tetap pakai itu sampai Om kamu mengizinkan untuk melepasnya." Raflan menggelengkan kepala, ia merasa sudah tidak membutuhkan benda itu.

"Maafin Alan ya, Ma." Raflan mencoba meraih tangan mamanya dan menggenggamnya dengan tenaga seadanya. Detik berikutnya air mata Mamanya kembali turun.

"Muti.." Raflan memanggil adiknya yang berdiri cukup jauh dari ranjangnya dengan posisi memunggunginya. Mutia selalu melakukan hal tersebut tiap kali Raflan kambuh ataupun sedang dalam keadaan tidak baik. Itulah yang dulu selalu Raflan minta pada Mutia, ia tidak ingin adiknya melihat kondisi kacaunya, dan hingga detik ini menjadi kebiasaan yang Mutia lakukan meski tidak diminta oleh Raflan.

"Muti udah boleh liat Kak Alan?" Muti masih dengan posisinya segera bertanya begitu mendengar sang kakak memanggilnya.

"Boleh sayang, sini peluk Kak Alan." Muti segera berbalik dan berlari ke arah kakaknya. Namun belum sampai, ia segera menghentikan langkahnya.

"Kenapa itu Kak Alan lepas? Kalo Kak Alan sakit lagi gimana?" Dengan polosnya Mutia menunjuk masker oksigen yang tadi Raflan lepas dan masih berada di lehernya.

Raflan memunculkan senyumnya, tanpa argumen ia segera kembali memasang masker oksigen yang ia lepas. Melihat itu Muti melanjutkan langkahnya dan memeluk Raflan dengan sedikit berjinjit.

"Kak Alan jangan sakit lagi dong, Muti sedih liatnya." Muti melepas pelukannya pada Raflan, dan Raflan dapat dengan jelas melihat wajah sedih Mutia.

"Hey! Muti lupa ya janjinya sama Kak Alan?" detik berikutnya Muti memunculkan senyum manisnya.

"Kalo Muti senyum, Kak Alan bakal sehat, kan?" hal itu direspon dengan anggukkan kepala oleh Raflan, ia segera meraih pipi Mutia dan mencubitnya gemas.

"Kak Alan gak boleh sakit lagi ya, Muti juga sedih liat Kak Yaya nangis karena liat Kak Alan sakit." masih dengan kepolosannya, Muti yang sejak dulu memanggil Rara dengan panggilan Yaya, segera mengutarakan apa yang ia lihat.

Hampir saja Raflan lupa bahwa terakhir kali saat ia kambuh Rara lah yang ada bersamanya. Raflan ingat wajah cemas Rara, ia masih sangat ingat tangis Rara melihat dirinya kesakitan.

"Rara mana, Ma?" Raflan segera menanyakan keberadaan Rara, ia perlu tahu bagaimana dirinya sekarang ini.

"Rara tadi keluar dengan Fadli, dia tadi lihat pacarnya yang juga ada di Unit Darurat." Mama Raflan segera mengatakan apa yang ia tahu.

"Kok bisa Ma?" Raflan tentu kaget mengetahui Aksa juga berada di Unit Darurat.

Mama Raflan hanya menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu detail apa yang sebenarnya terjadi.

"Alan harus nemuin Aksa, Ma." Raflan dengan segera bangkit dari rebahnya, ia berniat untuk menemui Aksa, ia khawatir Aksa dan Rara akan kembali berdebat.

Couple Ring 2 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang