Ini Qalila manaa seehh?? Udah hampir 15 menit Nandira nunggu Qalila di gerbang sekolah, tapi kok ya gak muncul muncul coba?
Tadi itu, Nandira dapat chatt dari Qalila untuk nungguin Qalila di depan gerbang, biar bantuin Qalila bawa Pot bunga.
Untuk pelajaran seni budaya, mereka di minta untuk membawa Pot bunga.
Pot Bunganya bukan yang beli, tapi mereka buat sendiri dari tanah liat.Untung aja ada Om nya Qalila yang punya usaha pot dari tanah Liat,jadi semalam mereka buat deh disana.
"Nahh tuh dia" akhirnya setelah sekian lama Nandira nunggu, datang juga itu anak.
"Mana Pot nya?" Tanya Nandira.
"Tuh, di bagasi mobil" tunjuknya pada bagasi mobilnya
"Yaudah keluarin cepat" ucap Nandira gak kesabaran.
"Ya sabar atuh, pak, bantuin keluarin" ucap Qalila pada sopirnya.
Pak Firman mengangguk lalu mengeluarkan pot bunga dari bagasi mobil.
"Mau di bawakan Non?" Tanya pak Firman.
"Gausah deh pak, kita bisa sendiri kok" ucap Qalila kemudian tersenyum.
Pak Firman mengangguk kemudian pergi.
"Kenapa gak minta sopir Lo buat bantuin taro di sekolah sih?" Tanya Nandira.
"Kaga mau gue...pak Firman masih banyak kerjaannya, kasian gue" ucap Qalila.
Nandira terdiam, ada benarnya juga.
"Yaudah deh, ayo kita angkat berdua" ajak Nandira.
"Ziae sama Riana mana?" Tanya Qalila
"Mereka beli bahan yang lain, ntar lagi kayaknya sampe" Jawab Nandira.
Qalila mengangguk.
Lalu mereka berdua pun mengangkat dan menggiring pot bunga itu menuju kelas.
Di pertengahan jalan, Nandira dan Qalila bertemu dengan Dziri.
Mungkin aja Dzikri mau masuk ke kelas."Sini kakak bantu" tiba-tiba Dzikri udah ada di samping Nandira.
Nandira dan Qalila menoleh ke Dzikri.
"Eh? Kak?" Ucap mereka berdua.
Lalu mereka menurunkan pot bunga itu.
"Kakak mau bantu?" Tanya Qalila dan Dzikri mengangguk.
"Iya" jawab nya.
"Alhamdulillah ya Allah..akhirnya engkau memberikan pertolongan" ucap Qalila berterimakasih pada Allah dengan mengadahkan kedua tangannya.
"Qal, jangan buat malu, gak enak tau" Bisik Nandira.
"Halah, dari pada kita kesusahan? Mending minta bantuan, kan kak Dzikri cowok, ya gak kak?" Tanya Qalila meminta pendapat.
"Iya, gapapa kok Nan" ucap Dzikri.
"Yaudah deh kak, kalo maksa" ucap Nandira kemudian menyengir.
Dzikri menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
Lalu dia mengangkat pot bunga itu dan berjalan dengan di dampingi oleh Qalila dan Nandira.Setelah cukup lama mereka berjalan,akhirnya mereka sampai di depan kelas Nandira dan Qalila.
"Gue duluan aee lah masuknya, gak mau ganggu orang yang lagi pacaran" Ucap Qalila.
Nandira tersenyum malu.
Kampret banget ini anakkkk
Batin Nandira berteriak.Dan Qalila pun masuk ke dalam kelas meninggalkan Nandira dan Dzikri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta kelas Sebelah [End]✓
Teen Fiction"Dzakian Ahmad Fauzan, kelas 10 IPA-4" seru suara kepala sekolah yang menyebutkan nama-nama untuk ke kelas mereka masing-masing. Gue terus memperhatikan itu cowok, gue satu MPLS sama dia, dan dari pertama gue liat dia, ntah kenapa jantung gue selalu...