"LEPAS!"
"GAK! GUE MAU NGOMONG!"
"IHHH MAU LO ITU APASIHHH?? UDAH PUNYA PACAR JUGA?! KALO PACAR LO TAU GIMANA?!!" Teriak Qalila sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Dzakian
Tadi Qalila baru saja selesai buang air kecil di toilet, ehh pas mau keluar tiba-tiba aja Dzakian langsung narik tangan Qalila, menahannya agar tidak pergi
"Dengerin!" Tegas Dzakian
Qalila menghela nafas, percuma aja dia berontak, Dzakian keras kepala, mending dia ngalah
"Oke, Lo mau ngomong apa?" Tanya Qalila ketus.
"Gue...Cinta sama Lo!"
***
"Qalila mana yak? Permisi ke toilet lama banget?" Ucap Nandira.
"Tau, itu anak buang air kecil atau nyuci?lama bener" ucap Ziae.
Riana hanya mengedikkan bahunya.
"Permisi bu, saya mau manggil Ziae, ada keperluan"
Itu suara Laksa, Ziae menoleh ke pintu dan bener aja ada Laksa di situ.
Tapi ngapain?
"Itu Laksa ngapain nyari Lo?" Tanya Riana
Ziae menggeleng
"Gue juga ga tau" jawab zaie.
"Ziae? Mana yang namanya Ziae?" Tanya guru Kimia, Bu nindi.
"Saya Bu" Ziae mengangkat tangannya.
"Silahkan keluar" ucap Bu nindi
Ziae mengangguk lalu beranjak dari duduknya dan keluar.
Arzy melihat kepergian Ziae, dia penasaran siapa Laksa itu?
.
"Ada apa?" Tanya Laksa
"Nih" Laksa menyodorkan kertas undangan.
"Apa nih?" Tanya Ziae.
"Undangan, udah ya..gue pergi" ucap Laksa, setelah itu dia pergi meninggalkan Ziae yang menatap kepergiannya dengan bingung.
Ziae melihat ke kartu undangan.
"Njir..ini beneran? Laksa tunangan??" Ucap Ziae.
Ambyar..ambyar sudah keinginan Ziae untuk bisa bersama Laksa.
*
"Kenapa sih Jun? Kamu kok berubah gini? Kamu balik lagi ke awal, datar sama aku" ucap Riana.
Juna membuang muka enggan menatap Riana.
Ntah kenapa akhir-akhir ini Juna terlihat berbeda, dia kembali datar seperti dulu saat pertama kali bertemu Riana.
"Gue capek! Gue mau udahan!" Kata Juna, setelah itu dia pergi meninggalkan Riana yang meneteskan air mata.
"Salah gue apa??" Lirih nya.
**
Nandira melihat ketiga temannya yang sedang melamun, makanan di hadapan mereka , mereka Abaikan.
"Kalian kenapa sih?!" Tanya Nandira tapi gak di gubris sama mereka bertiga.
"WOIII JAWAB DAHHH" teriak Nandira.
Semua mata menuju ke dia tak terkecuali mantemannya.
"NANDIRA, LO NGAPA TERIAK?!" Teriak salah satu teman satu organisasi Nandira.
Nandira nyengir.
"Hehehe...maaf, gue khilaf...maaf guys" ucap Nandira.
Semua kembali pada kegiatan masing-masing.
Setelah semua kembali seperti semula.
"Gara-gara kalian sih" dengus Nandira.
"Kok kita sih?" Riana gak terima.
Enak aja di sangkut pautkan.
"Ya karena kalian gak ngerespon gue, gue jadi teriak!" Bela Nandira pada diri sendiri.
"Udah-udah, gausah berantam, udah mood gue rusak, tambah kalian berantam!" Sungut Qalila
"Jadi, kalian kenapa? Kenapa kalian pada diem? Melamun? Sampe bakso di depan kalian dingin?" Tanya Nandira.
Mereka bertiga menghela nafas
"Gue putus sama Juna guys" ucap Riana dengan suara lemah.
"Ha?! Kok bisa?!" Tanya Nandira Riana dan Ziae bersamaan.
Riana menggeleng lesuh.
"Gue juga ga tau, tiba-tiba aja Juna minta putus, padahal gue gak tau gue salah apa" akhirnya Riana menangis.
Ketiga sahabat Riana sedih, mereka memeluk Riana untuk memberikan semangat.
"Tenang, gue juga gak kalah ngenes ya dari Lo kok" ucap Ziae.
Riana, Qalila dan Nandira melihat ke Ziae.
"Emang Lo kenapa?" Tanya Riana.
"Nih" Ziae menyodorkan sebuah Kartu undangan.
Qalila langsung menyambar Kartu undangan itu dan membacanya.
"Laksa PRAWIRA DAN REIRA SYAFAKILA.. ANJAYYYY" teriak Qalila.
Gak nyangka Ajaaa...
Laksa? Laksa tunangan??
"Ya ampun...sabar ya zih" ucap Qalila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta kelas Sebelah [End]✓
Teen Fiction"Dzakian Ahmad Fauzan, kelas 10 IPA-4" seru suara kepala sekolah yang menyebutkan nama-nama untuk ke kelas mereka masing-masing. Gue terus memperhatikan itu cowok, gue satu MPLS sama dia, dan dari pertama gue liat dia, ntah kenapa jantung gue selalu...