"guetuhyaapalinggasuka samacowokyangsokkecakepan..aduhhh inii kapan pulang nya seehhh?? Pulang kan sajaaa akupadaibuku..atau ayahkuuuuu!!!!!"
Ziae, Nandira dan Riana memutar bola mata mereka malas mendengar ocehan dari Qalila.
Qalila tuh ya..
Dari les terakhir gak ada guru, sampe jam-jam mau pulang, dia nya ngomoonggg muluu..udah gitu gak pake spasi, sama rem, gatau deh apa yang di bilang sama Qalila.Nandira yang duduk sebangku sama Qalila jadi tobat duduk sama dia.
"Zi, gue sekarang paham kenapa Lo gamau lagi duduk sama nih anak" ucap Nandira pada Ziae.
Sementara Qalila masih ngomel Ntah apa yang di omelin.
"Makanya itu... tahan-tahan deh elo sama dia" ucap Ziae.
Mereka berempat udah roker tempat duduk.
Yang awalnya Ziae sama Qalila, dan Nandira sama Riana, sekarang udah ganti.
Nandira sama Qalila, Ziae sama Riana.
Kenapa mereka roker tempat duduk? Penyebabnya adalah ketidak cocokan mereka.Waktu Ziae sama Qalila duduk sebangku, mereka sering berantem, dan berakhir enggak temenan, tapi cuma sehari, besoknya akur lagi, begitupun dengan Riana dan Nandira ,mereka juga sama, dan untuk mengatasi solusi, mereka meroker tempat duduk mereka.
"Sabar..." Ucap Nandira dalam hati.
Nandira mengambil handphone nya, lalu membuka kamera untuk merekam.
"Hai guys.. sekarang gue lagi duduk sama tukang ngoceh, namanya Qalila, asal kalian tau guys..gue duduk sama dia itu, setres tau gak? Udah gitu panas telinga gue karena dengar ocehan dia yang gak pake spasi dan rem ITUUU" Nandira ber-akting seperti youtuber-yotuber.
Riana dan Ziae menepuk kening mereka, melihat Teman sebangku itu.
Yang satu Tukang Oceh, yang satu Tukang eksis, sudahlah..
"Mending kita bawa aja si Qalila ke depan, di depan ada Dzakian itu" usul Riana.
"Ide yang tepat.." Ziae menyeringai.
"Skuy ke depan!! Seru Ziae.
Qalila yang tadinya minta pulang langsung bersemangat ketika diajak kedepan.
"SKUUYYY" seru Qalila.
"Giliran gini aja Langsung semangat" cibir Nandira.
"Yaudah lah yaudah...ayooo" ajak Riana, Riana menarik Ziae ke depan.
"Babhay manteman.." Qalila dada kepada teman-temannya.
Sesuka Qalila saja lahhh..
*
Setibanya di depan
Bener ajaaa..ada Dzakian yang lagi duduk bareng temen-temennya.
"Noh! Cem-ceman Lo" tunjuk Ziae pada Dzakian.
Qalila menggaplok tangan Ziae.
"Gausah di tunjuk juga Ferguson:v " ketus Qalila.Ziae nyengir.
"Hehehehe"Ziae, Nandira, dan Riana duduk di bangku, sementara Qalila duduk di lantai, di bawah.
Ada bangku, malah lebih milih duduk di lantai.
"Ada bangku perasaan" ucap Nandira.
"Udahlah Nan, kaya gak tau Qalila aja" omel Riana.
Nandira terdiam.
"Kenapa duduk nya gak di bangku?"
Tiba-tiba Dzakian udah ada di belakang Qalila.
Qalila membalikkan badannya.
Hadoohhh...ser-seran lageee.."Gapapa, biar berbezaaa" serunya semangat.
Dzakian tersenyum kecil.
Ada-ada aja si Qalila."Atas aja" suruh Dzakian dan Qalila menggeleng.
"Udah Dzakian, mau Lo suruh dia duduk di atas sampe mulut Lo berbusa juga gak bakalan di tanggapi" Ucap Ziae.
Dzakian terdiam, dia ikut duduk di samping Qalila.
Biar sama gitu..
Dia kan mau menemani Qalila."Ngapa ikut juga?" Tanya Qalila.
"Biar sama" jawab Dzakian.
"..." Qalila terdiam.
**
"Please deh..gue bingung banget mau ngasih apa untuk Dzikri!" Dengus Nandira.
Sepanjang jalan Nandira terus berfikir mau ngasih kado apa untuk Dzikri yang nanti malam ultah.
"Kasih batu dengan kayu aja" seru Seseorang.
You know lah siapa yang ngasih usulan asal-asalan gitu.
Siapa lagi kalo bukan Qalila.Nandira melihat Qalila dengan wajah lempeng nya.
"Ada saran yang bermutu gak?" Tanya nya, dan Qalila menggeleng polos.
Tuk!
Riana menggeplak kepala Qalila.
"ADAWWW...sakettt" dengus Qalila.
"Heleh! Lebay! Ga kuat juga" cibir Riana.
Qalila nyengir.
"Nanti gue tanya Juna aja" Ucap Riana.
"Ha? Juna? Udah sedekat apa Lo sama dia?" Tanya Qalila dengan mata memicing.
"Ada deh, ntar kalo gue jawab, Lo tikung gue" desis Riana.
Hadoohhh..
Nge-jleb banget sih kata-kata Riana."Sorry ya..gue punya Dzakian" ucap Qalila songong.
"Gak ada kejelasan, kasian ya"
Dua kali..
Dua kali kata-kata Riana ngena di hati Qalila."Bodo amat!" Qalila akui, dia kalah.
Nandira melihat Ziae yang akhir-akhir ini diam.
"Lo kenapa jadi pendiam gini sih zi?" Tanya Nandira penasaran.
"Ha? Gak..gue gapapa, intinya jam 8 kita ngumpul nya kan?" Tanya Ziae.
Sengaja dia..
Mau mengalihkan pembicaraan."Iyaa" ucap Nandira.
**
Semua sahabat-sahabat Ziae udah pada pulang, tinggal Ziae yang nunggu jemputan.
Dia mau ke halte, kata sopirnya nyuruh nunggu disitu.
Waktu ziae jalan ke halte, Ada Laksa di sampingnya, ngikutin Ziae pake motor nya.
"Ngapa sih nih anak?" Ucap Ziae dalam hati.
Jujur dia senang ada Laksa disini, tapi Ziae teringat yang semalam, dia jadi males sama Laksa.
Laksa ngikutin, Ziae diam aja.
"Ziae.." panggil Laksa, tapi di diamin sama Ziae.
Laksa menggaruk kepalanya dengan satu tangannya.
"Ziae, maaf semalam" ucap Laksa.
Belom juga siap ngomong, Ziae udah nyelonong lari masuk ke mobil.
"Sial!! Salah paham deh!" Dengus Laksa.
Dan terakhirnya dia pulang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta kelas Sebelah [End]✓
Teen Fiction"Dzakian Ahmad Fauzan, kelas 10 IPA-4" seru suara kepala sekolah yang menyebutkan nama-nama untuk ke kelas mereka masing-masing. Gue terus memperhatikan itu cowok, gue satu MPLS sama dia, dan dari pertama gue liat dia, ntah kenapa jantung gue selalu...