6

1.4K 69 0
                                    

"Hadoohhh.. gue pusing banget! Tau gini gue gak mau kuliah aja!" Dengus Qalila.

"Bukannya elo yang minat banget untuk kuliah?" Ucap Ziae.

Qalila mengangguk lesuh.

"Lah, jadi..kenapa Lo nyesel?" Kata Ali.

Saat ini mereka semua berada di kantin kampus.

Seperti yang telah di rencanakan sebelumnya, mereka memilih untuk mencari satu kampus yang mempunya jurusan yang mereka inginkan masing-masing.

"Iya sih, tapi gue nyesel keless.. kalo gue tau pelajaran kuliah lebih susah dari pelajaran SMA, tau gitu gue gak lanjut" ucap Qalila

Riana memutar bola matanya.
"Jadi kalo gak lanjut, Lo mau ngapain? Nikah iya?!" Sewotnya.

Qalila nyengir.
"Hehehe iyaa"

"Ada-ada aja Lo" ucap Rehan

"Nikah nya sama siapa? Dzakian iya?" Goda Alfa sambil menaik turunkan alisnya.

Qalila mengatupkan bibirnya menahan senyum.

"He'elehhhhh" cibir mereka semua.

Qalila membenamkan kepalanya pada lipatan tangannya.

🎆

"Qal.." panggil seseorang.

Itu Bahri, senior Qalila waktu Ospek.

"Eh, ada apa kak?" Tanya Qalila.

Kini Bahri sudah ada di depan Qalila.

"Gue bisa minta tolong gak dek?" Tanya nya.

Qalila menatap Bahri bingung, lalu di detik selanjutnya dia ngangguk.

"Bisa kak, apa sih yang enggak Untuk Lo" goda Qalila.

Tuk!

Bahri menyentil kening Qalila, membuat Qalila mengaduh kesakitan.

"Aduhhh"

"Inget Dzakian kali" ucapnya.

CK! Qalila berdecak, kenapa bawa-bawa Dzakian sih? Qalila sama Dzakian gak ada hubungan apa-apa padahal.

"Apasih, gue gak ada hubungan apa-apa sama dia kak" sungut Qalila

Bahri terkekeh lalu mengangguk.
"Iya deh iya" ucapnya.

CK! Kekehan Bahri ini buat Qalila kesel aja, kalo bukan sepupu Dzakian udah Qalila tendang itu kakinya.

"Jadi sebenernya mau ngapain?" Tanya Qalila gak sabar

"Gue minta tolong, kasih ini ke temen lo itu ya, yang hidung nya mancung" ucap Bahri.

Mendengar kata mancung membuat Qalila merasa tersindir.

Qalila kan sedikit pesek, jadi ya gitu ..

"Jan bilang-bilang mancung! Telinga gue sensitif dengernya!" Ketus Qalila

Lagi dan lagi Bahri tertawa, Qalila ini memang mudah membuat orang tertawa dengan sikap cerewet, lucu, dan ketusnya.

"Iya-iya maaf" Bahri mengalah

"Yaudah, itu aja, gue pamit" kata Bahri, setelah itu dia pergi

Setelah kepergian Bahri, Qalila menatap kado di tangannya, dia goyangkan kotak kado itu

"Penasaran gue, isinya apa ya?" Gumam nya.

***

" Laksa , Lo kenapa jadi beda gini sih? Semenjak Qalila nolak elo, ini udah 3 bulan lamanya Saa" lirih Ziae sambil memandang foto yang ada di tangan nya

Cinta kelas Sebelah [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang