__________✓✓✓✓✓__________
Ribuan permen kapas putih di atas langit yg kerap disebut awan tersebut bergerak perlahan tapi pasti itu terlihat begitu menenangkan.
Aku sangat ingin menjadi seperti mereka..mereka begitu bebas..merubah wujud mereka..dan bebas menunjukkan emosi mereka yg kadang membentuk kumpulan benda terbang yg ceria yg mereka tunjukkan dari awan cerah seputih salju.begitu murni..dan sapuan sinar mentari di sekelilingnya..turut berpadu menghiasi langit dan bumi
Terkadang ketika perasaan mereka sedih karena terbebani sesuatu..mereka akan menjadi gumpalan awan abu..yg bisa saja menumpahkan semua kesedihannya melalui hujan.. dan begitu saat itu tiba..sang angin pun akan turut serta melalui desiran angin yg tak menentu yg tertiup ke sembarangan arah..karena kesedihan sang awan
Namaku adalah Wilyona Sheren.
Aku adalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun yg memiliki sejumlah mimpi.
Aku...bagaikan sebuah mutiara murni bagi semua pria yg menatap diriku..mereka menganggap ku memiliki wajah yg ayu.. sehingga banyak laki-laki yg sering meluangkan waktunya hanya untuk berbicara atau sekedar merayu ku.
Tetapi...mereka tidak tahu..dibalik seorang gadis yg tampak lemah seperti diriku ini..aku mempunyai sebuah bakat karate yg aku pelajari dari ibuku.
Tapi, aku adalah tipe orang yang malas mencari masalah sehingga setiap ada orang yang mengganggu atau membuly ku, aku hanya bisa berkata 'maaf'
Benar.. maaf, maaf, dan maaf.. kata itu hampir sering muncul ketika diriku dianggap mengganggu para gadis yg padahal merekalah yg memulai terlebih dahulu.
Aku terlalu baik untuk bisa menyakiti teman-teman ku. Selain itu..aku berusaha untuk tidak mencari masalah ketika di sekolah.
Mungkin ini sia-sia, namun aku bisa menggunakannya jika orang yg mencari masalah padaku adalah orang luar.
" Hi Sheren,, mau makan bareng gak? Aku traktir deh" tawar seorang pria yang kukira adalah cowok paling jual mahal di sekolah ini.
"Maaf kak, aku udah makan" sahutku dengan sopan. Langsung ku berjalan melewatinya untuk mencegahnya memperpanjang obrolan.
Tentunya aku tahu kini ia tengah menatapku dengan pandangan tak suka dari belakang.
Dari lorong...menaiki lantai tiga..melewati ruang guru dan berusaha menghindar dari para pria.
Lelah sekali rasanya menempuh jarak yang lumayan jauh menuju ke kelas. Tenggorokanku dilanda kekeringan, aku pun mengedarkan pandanganku ke sekitar untuk mencari mesin minuman baru yang katanya diletakkan di dekat sini.
Senyumku mulai merekah. Mesin minuman itu berada tepat dibelakang ku . Aku membuang terlalu banyak waktu, padahal benda yang kucari selama ini ada tidak lebih jauh dari 30 cm didekat ku, tapi aku malah terfokus untuk memicingkan mata ke tempat yang seharusnya tidak mungkin mesin itu diletakkan disana, bodohnya aku.
Aku merogoh saku dan mengambil koin untuk mengeluarkan sebuah minuman kaleng dari kotak dingin itu.
Sebelum memasukkan koinnya, ternyata aku didahului oleh seorang cowok, dia sempat menyenggol tanganku, mungkin karena terburu-buru.
"Maaf, aku agak terburu-buru" katanya seraya menatap wajahku yang memblushing.
Dia adalah Kevin. Cowok paling pendiam, pintar, rajin dan, dan menguasai banyak bakat. Dia sudah ku kagumi sejak pertama kali aku menatap wajah polosnya.
Kevin sebenarnya menjadi cowok terpopuler kedua setelah kakak kelas yang mengajakku untuk makan siang tadi.
Kelas kami selalu ramai tak peduli itu kakak kelas maupun adik kelas yang bergender perempuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/197694189-288-k993691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomanceVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...