23

496 26 4
                                    

Yeeeyyy akhirnya 50 vote...terimakasih ya atas vote nya😊

And this is the next story

-------------

"Tuan apa itu kau?" tanya Sheren
dengan keadaan ngantuk berat.

Ruangan tersebut begitu dingin dan hening...untuk beberapa saat.. hanya suara jangkrik dan detak jam saja yg memenuhi suara malam.

"Tidurlah....." Ujar Carla pelan.

Hingga Sheren tak kuasa membuka mata dan tertidur kembali.

-------

Thomas.... Pria jenaka yang selalu menjahili teman-temannya kini nampak serius mengerjakan sesuatu yg ia tuang dalam tuts tuts keyboard.

Bukan hanya satu... Tiga buah laptop kini berderet berantakan memenuhi meja kerjanya.

"Thomas...kau tak perlu terlalu memaksakan diri seperti itu..aku bisa menyuruh pamanmu untuk mengerjakan setengahnya untukmu" ujar Reyna yg tanpa Thomas sadari sudah berada disisinya.

"Tidak ibu...aku harus mengerjakan ini semua..." Ujarnya tanpa berpaling sedikitpun dari layar monitor.

"Coba saja kau tidak memilih untuk menjadi dokter...kau tidak akan se repot ini" ujar Reyna pelan.

"Ibu" ujar Thomas setelah menghentikan proses pengetikan.

"Dokter...itu adalah hal yg ku impikan sejak kecil Bu! Aku tidak bisa melepaskan apa yg menjadi impian ku begitu saja!"

"Iya Thomas.. ibu paham..namun kau kelihatan begitu kerepotan mengurus dua pekerjaan besar ini...kau mengurus pekerjaan kantor di pagi hari sedangkan...bertugas di bidang kesehatan di malam hari.. lalu setelah pulang kau kembali begadang mengerjakan tugas kantor...itu berbahaya untuk kesehatanmu nak!"
Ujar Reyna menunjukkan kekhawatiran nya.

"Aku tahu ibu..maaf membuat ibu khawatir...aku janji mulai Minggu depan..aku akan meminta libur setidaknya seminggu sekali" ujarnya seraya menatap manik sang ibu karena ia bekerja seminggu 7 kali..sama sekali tidak dapat waktu luang untuk hal pribadinya kecuali pada jam istirahat yg ia dapatkan tiga kali dalam sehari.

"Jika begitu....bila kau libur nanti. Bisakah kau mengajak Rose kencan?"

Braaakk!!

Thomas menghantam meja kerjanya dengan telapak tangannya begitu keras sehingga membuat Reyna terkejut.

"Aku sudah pernah mengatakannya ibu...jangan memaksaku untuk menemui orang itu...aku sungguh tidak menyukainya"

"Thomas!! Ibu hanya ingin kau menuruti kata ibu satu kali ini saja...apapun yang terjadi..kau harus menikah dengan Rose! "

Reyna yang sejak tadi berdiri kini duduk di sofa yg sama dengan putranya.

"Ayahmu meninggal tepat setelah aku mengandung adikmu...dan sejak itu..keluarga Rose lah yang membantu kita..mereka lah yg membuat ibu bangkit lagi hingga menjadi seperti saat ini dan ibu harap..kau tidak akan melupakan jasa mereka nak" ujarnya seraya mengelus rambut putranya.

"Ibu jarang sekali meminta permohonan padamu...tapi untuk kali ini saja..aku hanya ingin kau menikahi Rose dan memberikanku seorang cucu..mungkin ini adalah permintaan terakhirku"

"Tapi...ibu"

"Aku tahu kau *menatap tajam menyukai seseorang bukan?"

Seketika manik Thomas terbelalak.

"Mana mung-

"Sheren bukan?"
Ujar Reyna seraya menyilangkan tangan.

Thomas terdiam.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang