Selama Stevan tak sadarkan diri,, Sheren terus berupaya untuk mengeluarkan bisa yg terdapat di bagian kaki.
Sheren memulainya dengan merobek bagian bawah dress yg ia kenakan dan mengikatkannya pada salah satu kaki lelaki yg tengah kehilangan kesadaran tersebut.
Kemudian menghisap semua racun dan membuangnya.
Namun,, setelah sekian jam, tiada reaksi yg menandakan tanda kesadaran tuannya itu.
"Ia tak akan mampu bertahan jika terus begini,,bagaimana ini?"
"Hah!!"
Terdengar suara langkah kaki seseorang.
Sebelum seseorang itu mendekat, Sheren sudah bersiap-siap jika ada kemungkinan bertarung.
"Apa kalia-"
Takkkkkkk!!!!!
Tanpa melihat siapa orang itu Sheren seketika memukulnya dengan kayu yg tadi ia dapatkan.
Orang itu pun merintih kesakitan seraya mengelus bagian yg dipukul tadi.
"Apa yg kau lakukan Sheren,, apa kau sudah melupakanku?" Tanyanya dan berusaha bangkit dari posisi terlungkupnya.
"Tuan Thomas?" Kejutnya setelah menyadari bahwa pria tersebut tidak lain adalah orang yg ia temui beberapa bulan yg lalu.
"Maaf,,maaf tuan,, saya tidak tahu bahwa itu adalah anda" sesalnya dengan ekspresi wajah penuh bersalah.
"Tidak apa-apa kau bukan sengaja melakukannya"
Thomas pun menyadari keadaan Stevan hanya dengan sekali lihat bahwa kakinya itu sempat digigit ular.
"Kau duduk manis saja,, biarkan aku mengobatinya" pintanya seraya mengeluarkan sebuah pisau medis yg selalu ia bawa kemana-mana.
Tak lama kemudian.
"Pertolongan pertamamu lumayan, orang bodoh ini jadi sangat mudah untuk kutindak lanjuti" puji sang dokter setelah selesai melilit perban pada kaki Stevan.
"Ini semua salahku,, sebagai orang yg bertugas melindunginya,, aku malah lalai dan tidak memperhatikan keselamatannya"
"Kau tidak akan pernah tahu apa yg akan terjadi,, kau tidak berhak menyalahkan diri" kata Thomas berusaha menenangkan.
Pandangan Thomas kini terpaku pada perut buncit sheren.
"Apa suamimu membiarkanmu untuk melayani orang lain disaat kau sedang hamil?"
"Suami?"
"Aku tidak mempunyainya" balasnya dengan senyum pasrah.
"Mengapa?"
"Aku diperkosa hingga mengandung anak ini,, dan aku tidak mengetahui orang yg melakukannya padaku"
Thomas melempar pandangan iba.
"Kau tidak kepikiran untuk aborsi?"
Wajah Sheren yg menunduk spontan menatap menatap kedua manik Thomas.
"Ibu,,, ibuku dulu juga mengalami hal serupa sepertiku,, dan aku,, akan mengambil jalan yang sama dengannya,, kelak aku akan seperti ibu yg menyayangi dan melindunginya setiap saat hingga ia besar nanti"
Sheren berpaling menatap indahnya langit pada malam itu.
"Kaulah yg pertama kali mengetahui hal ini,, jadi terimakasih karena kau bersedia mendengarkan ku"

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomanceVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...