"Presdir,, hari ini ada beberapa kontrak yang harus anda tandatangani" ujar seorang sekretaris
Dia merupakan satu dari beberapa pegawai perusahaan yang pantas bersanding disisi presdirnya. Berwajah cantik dan dengan penampilannya yg sederhana namun elegan.
"Hnn" balas Stevan dengan mata yg masih tak bisa terpaling dari komputernya,, ia lanjut mengetik hal yg keluar begitu saja dari pemikirannya hingga beberapa waktu.
Sementara sekretaris itu menunggu atasannya tanpa rasa jengkel sedikitpun karena baginya,, hal ini sudah biasa dan menjadi kesehariannya.
"Dimana?" Tanyanya sembari menengadahkan telapak tangannya.
"Disini,, anda perlu menyetujui hubungan perusahaan kita dengan belasan restoran, hotel bintang lima dan yang terakhir adalah pusat toko ritel terbesar di pusat kota" jelasnya dan memberikan kertas-kertas berisi kontrak yg ia maksud.
"Baiklah, silahkan keluar" pintanya tanpa berkontak mata sama sekali.
"Baiklah, semoga hari anda menyenangkan" balasnya dengan tundukan kepala lalu pergi dari ruangan tersebut.
--------
Krriiiiinggg!!!!!
Bunyi telepon memenuhi ruang tamu dan sekitar. Mungkin karena keadaan rumah yang sepi menjadikan suara telepon tersebut terdengar di seluruh ruangan di lantai satu.
"Aku dataaaanggg!!!!" Teriak Sheren seraya berlari tergopoh-gopoh.
Sheren mengusap kedua tangannya pada celemek yang ia pakai karena kebetulan saat memasak membuat tangannya kotor dengan aneka bumbu.
"Halo,, disini dari kediaman Stevan " katanya sesudah mendekatkan gagang telepon di salah satu telinga.
"Ini aku,, cepat datang ke kantorku!" Pintanya
"Tapi-"
Tutt,,Tut,Tut,
Telepon terputus dari seberang sana.
Tak menunggu lebih banyak waktu lagi, Sheren bersiap untuk kekantor orang yg menyebalkan itu.
Sheren pun membatalkan acara masaknya dan mengunci semua kamar, termasuk pintu utama dan gerbang mengingat tak ada seorang pun dirumah ini jika ia pergi.
"Dia kan begitu kaya, tapi mengapa ia cukup memperkerjakan satu orang pelayan untuk mengurus rumah dan dirinya?" Gerutu Sheren karena ia seorang diri mengurus segala urusan rumah majikannya.
"Apa tidak apa-apa dia mempekerjakan aku ketika kami baru saja saling kenal? Dia bahkan tidak pernah menyebut namaku" katanya lagi sebelum menyetop taksi.
"Ke kantor Stevan Jimmy" pintanya kepada si supir.
Supir itu mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.
Walaupun Sheren tidak memberitahu supir itu alamatnya, namun mencari letak perusahaan Presdir Stevan tidaklah sulit. Cukup mencari perusahaan dengan gedung tertinggi, pasti sampai, semua orang mengetahuinya.
"Ini pak uangnya,, ambil saja sisanya" ujarnya seraya menyerahkan dua lembar kertas uang.
Wanita dengan jaket hitam itu segera mencari letak meja resepsionis.
"Selamat datang di perusahaan kami, ada yang bisa saya bantu?" Kata seorang wanita yang berprofesi sebagai bagian penerima tamu.
"Bisakah anda memberitahu saya lantai berapa ruangan Presdir Stevan?" Tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomansaVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...