19

959 61 0
                                    

Seorang pria yg ditunjuk untuk menyelidiki kasus Sheren kini berhadapan dengan tuannya.

Pria yg diduga memiliki nama Hendry itu menyusun kata yg tepat dalam benaknya, takut jika perkataannya akan membuat tuannya marah besar.

Semua terasa sangat hening..hingga Stevan berhenti menggerakkan penanya lalu menatap manik hendry dengan penasaran.

Tahu apa maksud dari tatapan bos nya..Hendry spontan mengambil posisi tegak dan mulai berbicara

"Mengenai kasus yg saya selidiki...masih belum ada perkembangan..Si pelaku sangatlah ahli dalam melakukannya... Ia sama sekali tidak meninggalkan jejak berupa sidik jari maupun barang bukti" Jelas Hendry dalam keadaan tegang.

Spontan Stevan menghentakkan tangannya dengan kasar di meja kerjanya itu hingga menimbulkan suara yg sangat keras dan membuat Hendry terkesiap.

"Dasar tidak berguna!! Ini baru kasus kecil...itu saja tidak mampu kau tuntaskan..kau kupecat!!" Kesalnya

Hal itu sontak membuat Hendry langsung down.

"Keluar!" Pinta Stevan.

Beberapa detik kemudian..Stevan Sudah tidak mendapati sosok Hendry di ruangannya itu.

Stevan mulai meredakan amarahnya..

Kemudian melemparkan pandangan pada sebuah jendela untuk melihat keadaan di bagian luar jendela itu.

Dan ia kembali berpikir.

"Mengapa aku selalu memikirkan wanita itu? Dia hanyalah seorang pelayan dan mengapa aku begitu peduli dengannya?" Gumamnya.

"Mengapa aku hanya ingin dia berada disisiku?"

"Aku semakin tidak mengerti dengan diriku"

-----------

"Tadaaa!!!" Ujar Thomas dengan tiba-tiba yg hampir membuat Sheren tersedak minuman.

"Apa yg kau lakukan disini?" Tanya Sheren setelah berhasil menelan minumannya itu.

"Kan aku sudah bilang akan datang"

"Bukannya kau punya banyak pekerjaan untuk dikerjakan?"

"Hari ini aku mengambil cuti..jadi aku tidak ke kantor" ujarnya seraya duduk di sofa yg sama dengan Sheren tanpa ijin.

"Kau seharusnya istirahat saja atau menjalani hoby...mengapa malah kesini?"

"Kau sangat tidak mau untuk ku kunjungi ya?"

"Tidak juga tapi....maaf"

Tanpa peringatan Sheren dengan perlahan mendaratkan kepalanya diatas pangkuan Thomas dan hal itu mengagetkan laki-laki itu.

"Maaf jika aku sedikit manja hari ini..tapi sebenarnya aku sangat ingin dimanjai dan disayangi saat ini..kau tidak keberatan kan?"

Perkataan Sheren membuat Thomas tersenyum tipis.

Sebenarnya..Sheren sangat ingin melakukan ini semingguan ini..namun ia mengerti..ia tidak mempunyai siapapun...hingga Thomas datang ketika rasa inginnya itu sudah mencapai batas

"Jika itu yg kau inginkan...maka aku tidak keberatan.."

Kemudian Thomas membelai rambut lebat Sheren. Entah kenapa perasaan yg sangat bahagia kini menggerayangi hatinya.

Perasaan yg begitu manis dan hangat...hingga Thomas berharap waktu berhenti saja saat itu.

"Sepertinya benar..bahwa aku sangat mencintaimu Sheren" batin Thomas di tengah wajah tenang nya itu.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang