Seseorang mulai menunjukkan tanda kesadarannya.
Salah satu dari kelima jarinya yang manis tergerak.
Raut wajah gelisah disertai dengan keringat dingin terpampang jelas jika melihat kondisinya sekarang.
"Ibuuuu!!!!" Teriak Sheren dan spontan terbangun dari tidur panjangnya.
Sheren merasa ada sesuatu yang janggal.... Mengapa ia bisa terbaring di sebuah kamar pasien? Kapan hal itu terjadi?
Perlahan, ia melirik sebuah kalender yang tergantung manis pada tembok,memicingkan mata agar ia dapat melihat dengan jelas tanggal yang tersusun sedemikian rupa disana.
"Tanggal 14? Bukannya kemarin baru tanggal 30 Juli? Batinnya tak percaya. Ternyata ia telah terbaring dikamar itu selama dua Minggu.
Seseorang terdengar mendekati ruangan itu.
Dan sesuai tebakannya, itu adalah dokter yang menjaganya selama ini.
"Apa yang terjadi dok? Mengapa saya bisa disini" tanyanya untuk kedua kali setelah menanyakannya pada dirinya sendiri beberapa waktu lalu.
Sedangkan dokter itu terdiam sebentar untuk mengolah kata yang akan ia keluarkan.
"Begini, pertama-tama saya turut berdukacita untuk almarhum ibu anda yang telah meninggal tepat sebelum anda pingsan" katanya.
Iya...benar... Sheren sangat lupa kejadian bahwa sang ibu telah tiada.
Tanpa peringatan, air mata keluar perlahan dari kedua sudut matanya.
Dokter itu merasa iba dan menghampiri wanita yang bernasib malang itu, dokter itu juga mengetahui bahwa Sheren sekarang tidak mempunyai siapapun.
Wanita paruh baya itu mulai mengelus pundak dengan tujuan menenangkan pasiennya yang menangis dalam diam yang menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Kau harus menjadi anak yang kuat, semua orang tidak bisa menghindari takdir" nasehat sang dokter setelah tangisan wanita 17 tahun itu mereda.
"Terimakasih dok" ujarnya dengan kata yang agak susah dimengerti karena sesegukan tangisnya menghalangi jalannya untuk bicara.
Dokter itu mengangguk dan tersenyum tipis "bagaimana keadaan saya dok?" Tanya Sheren seraya menunjukkan senyum semangat seperti biasanya.
"Oh iya,, saya lupa untuk memberitahu anda" ujarnya sembari sibuk membuka amplop hasil pemeriksaan medis Sheren.
Sheren yang tak tahu apa-apa memiringkan kepala melihat kelakuan dokter yang masih sibuk mengolah perkataannya seperti tadi.
"Bagaimanapun keadaan saya, saya akan terima, jadi tolong katakanlah kepada saya" pungkasnya.
"Baiklah,, saya akan mengatakannya, tapi saya harap tenangkan dirimu saat kamu selesai mendengarkannya" pinta sang dokter.
Sheren semakin berpikiran negatif,, apakah ini penyakit berbahaya? Kanker? Tumor? Penyakit jantung? Semua hal mengenai itu berkecamuk didalam benaknya.
"Kau hamil" tungkas sang dokter dengan wajah serius.
"Hahh??"
Tanya Sheren untuk membuat sang dokter meralat perkataannya barusan.
"Benar nak Sheren,, saat ini usia kandunganmu sudah menginjak dua Minggu" jelasnya lagi.
"Aku hamil?" Seingat Sheren dia tidak pernah mempunyai kekasih walaupun wajahnya tergolong cantik, apalagi melakukan hal itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomanceVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...