Stevan POV :
"Kau bisa menyetir mobil?" Tanyaku kepada wanita yg kini tengah bersusah payah membawa ratusan dokumen penting.
Wanita itu merapikan dokumen tersebut... Mungkin ketika ia berjalan dengan jarak yg tidak bisa dibilang dekat, dia bisa agak lalai dan tak menyadari bahwa benda yg dipeganginya tampak tersusun berantakan.
"Bisa" jawabnya.
Aku.. sangat benci dengan kebisingan dan keramaian. Karenanya, sejak itu aku memecat seluruh pelayan rumah dan hanya memilih satu pelayan pribadi dengan syarat ia orang yg bermulti talenta.
Dari mengurus penampilanku, memasak, bersih-bersih, menyetir mobil, hingga mengerjakan sebagian tugas di kantor, semua ia harus mampu.
Tentu saja yang paling penting adalah....PENYEDIA DARAH SEGAR SETIAP BULAN UNTUKKU.
Dan dia,,,*tersenyum...Sempurna.
__________✓✓✓✓✓__________
Hening..............
Dua orang penghuni mobil tersebut sama sama enggan bersuara walaupun hanya sekedar untuk berbincang.
Sheren fokus pada kemudi sedangkan Stevan masih menekan-nekan tuts keyboard laptopnya dengan berkecepatan tinggi.
Kapan Sheren mampu mengendarai mobil padahal dulu usianya belum pantas mendapatkan SIM ?
Jawabannya.... Dulu Saat Sheren dipaksa untuk bekerja, sang ibu sempat mengajarinya untuk menyetir sebuah mobil pick up.
Hal ini ia terapkan untuk berjaga-jaga bila nantinya sakit atau mengambil pekerjaan lainnya, Sheren bisa melakukan dan menggantikan pekerjaan.
Mobil pick up tersebut adalah peninggalan ayah tirinya Sheren. Dan saat itu Sheren dan ibunya bekerja sebagai pendistribusian aneka sayur dan buah.
Oleh sebabnya, meskipun belum mendapatkan SIM (belum sempat buat di usianya yg ketujuh belas) Sheren bisa lagas dalam mengendalikan mobil.
Ketika sampai, Sheren menyerahkan dokumen itu kepada Stevan dan dengan segara membuka gembok maupun pintu yang terkunci.
"Bawa ini ke ruangan kerja!" Pintanya sembari memindahkan benda yg dibawanya ke tangan Sheren.
Sheren mengangguk dan segera menuju ke tempat yg disuruh.
Wanita yang masih menggenakan jaket hitamnya itu meletakkan tumpukan dokumennya yg sedari tadi membuat kedua tangannya kelelahan di lantai.
Ia melakukannya karena jika kedua tangannya masih bertugas mengangkat benda itu, bagaimana caranya ia membuka pintu?
Ketika pintu terbuka sepenuhnya. Terpampang lah aneka furniture ruangan ala kantor.
Terlihat Klasik tetapi masih mempunyai unsur keindahan.
Sheren pun meletakkan semua dokumen diatas meja yang memang sudah tersedia.
Pandangannya mengedar keseluruh ruangan hingga kini menargetkan sebuah foto yang mengundang rasa ingin tahunya.
Itu ialah sebuah foto kecil dengan bingkainya yg menambah kesan daya tarik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
Storie d'amoreVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...