32

129 7 5
                                    

"Revan, kau tidak apa-apa?" Tanya Sheren yg telah berurai air mata tepat setelah mereka keluar dari rumah itu.

"Tidak bu,, dia paman yang baik" balasnya.

"Syukurlah Revan, ibu tidak tahu harus bagaimana jika ibu tidak menemukanmu" ujarnya lagi dan memeluk Revan.

Sheren tidak mau bertanya apapun lagi.. karena ia pikir Revan pasti ketakutan setelah kejadian tadi.

"Ayo kita pulang!" Pintanya.

Sesampainya di rumah.

"Revan?" Ujar Alice terkejut melihat kedatangan saudaranya.

Alice dan Anatasia pun mendekati dan memeluk Revan.

"Darimana saja kau? Lain kali jangan melakukan hal yg bisa membuat kami cemas" kata Alice lagi dengan ekspresi yg awalnya terkejut menjadi marah.

"Maafkan aku.. tadi aku tertidur disebuah kafe dan seseorang membawaku ke rumahnya" jelasnya.

"Dia pasti orang baik, dia tidak ingin kakak kenapa-napa, untuk itu dia membawa kakak kerumahnya" -anatasya

"Bagaimana jika itu hal buruk, bisa saja orang itu penculik" balas Alice yg berbeda pendapat dengan saudarinya.

"Tenang, tenang.. dia orang baik kok.. Alice, Revan, Anatasia kalian tidur ya.. ini sudah malam" pinta Sheren.

"Baik Bu" jawab mereka kompak.

Keesokan harinya.

"Aa Sheren.. Kau sudah datang" ucap manager Igarashi setelah menyadari kedatangan Sheren.

"Iya.. Aku pikir.. Aku masih penasaran dengan pemburu dan vampire.. Dan kau juga bilang kalau aku adalah keturunan pemburu.

"Pertama-tama, ayo kita keruang diskusi dulu" ajak Igarashi dan mengarahkan Sheren ketempat yang dimaksud.

Sesampainya disana...

"Eh.. Kalian??" Kejut Sheren.. Semua pekerja Kafe tersebut ada diruangan diskusi.. Yg mana berarti mereka semua adalah orang-orang yang akan ikut dalam diskusi.

"Iya.. Kenapa terkejut? Kami semua disini pemburu" Ucap Tsubaki tanpa menatap Sheren dan fokus dengan gamenya.

"Ayo duduk disebelahku" Tawar Maria.

"Ah.. Iya"

Setelah semua menempati tempat masing-masing.

"Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, Sheren merupakan salah satu keturunan pemburu vampire.. Mulai hari ini.. Dia akan bergabung dengan kita.." Jelas Igarashi setelah menduduki meja yang berhadapan dengan semua karyawannya.

"Aku tak menyangka kalau Sheren adalah pemburu vampire.. Aku kira ketrampilan bertarungnya itu adalah karena ia orang eropa" tanggap Maria.

"Sheren.. Kau tak keberatan jika kau bergabung dalam organisasi kami kan?"-Igarashi

"Walaupun aku tidak tau apapun.. Aku akan berusaha menyanggupinya.. Siapa tau aku bisa menemukan jati diri orang tua ku"

"Yeyyy ada orang baru.. Aku harap jadwal pengintaianku dikurangi ya boss!" Kata Haruto ke Igarashi mengingat semua tugasnya dijadwal hampir semalaman dan tentu saja itu akan membuatnya mengantuk saat di sekolah.

"Bisakah Kau terangkan semua tugas-tugas yg perlu aku lakukan dalam seminggu? Aku punya tiga anak yang masih kecil dan harus aku jaga" pinta Sheren.

"Iyaahh untuk pembagian jadwal itu sudah aku serahkan ke Revan.. Jadi saat istirahat nanti kau tanya ke dia ya" balasnya kemudian keluar dari ruangan itu dengan santainya.

"Revan-san?".. Batin Sheren.. Sembari sedikit melirik ke orang yang dimaksud. Sebenarnya ia sedikit takut jika berbicara dengannya karena ia sangat dingin dan susah diajak berinteraksi.

"Ayo Sheren.. Sudah waktunya" ajak Maria karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

"Haruto.. Ikou!(ayo Haruto!)" Ujar Tsubaki kepada teman sekelasnya itu.

Seperti biasa dipagi hari kafe itu ramai didatangi pengunjung, sehingga membuat para pekerja kewalahan mengatur karakter mereka.

Tidak seperti saat siang hari.. Paling tidak hanya ada segelintir orang yg menikmati makan siang mereka ditempat itu.

"Anoo.. Okayaku-sama?" Tanya Sheren kepada salah satu pengunjung yg sejak tadi ia perhatikan karena dari sekitar satu jam yang lalu, ia hanya tertidur di mejanya.

Namun belum juga ada jawaban.

"Okyaku sama... Okinasai.. Mo hiru desu yo!(tuan, bangunlah, ini sudah siang)" pinta Sheren dengan menaikkan suaranya seoktaf.

"Urusaii! (Berisik!) Balasnya geram seraya bangkit dari posisi tidurnya lalu menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Eh..  Kau?"
Sheren terkejut.. Bukankah itu pria yg mengajak Revan kerumahnya?

"Kau mengenalku?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Stefan.

"Ten-tentu saja.. Kau yg menculik anakku!" Kesal Sheren.. Tidak ada yang tau betapa stresnya dia saat ia mengetahui jika Revan hilsng dari jangkauannya.

Tentu saja Stefan terkejut mendengar hal itu.. Dan setelah ia mencoba menatap Sheren.. Ia kembali teringat dengan wanita yg mengaku menjadi ibu panti asuhan yg ingin mengadopsi anak yg revan ketahui sebagai vampir  langka itu.

"Kau ibunya?" Tanya Stefan.. Masih dengan nada bicara yg lemah.

"Benar.. Aku harap kau tidak melakukan hal yg kurang menyenangkan seperti itu lagi.."

"Apa kau serius itu anakmu?" Stevan malah bertanya lagi karena ia masih tidak percaya bahwa gadis lemah dihapannya kini adalah ibu dari seorang vampir yg paling langka yg pernah ia temui. Dan kali ini, ia mencoba untuk mengungkap identitas Sheren dengan mencari fire eye dalam kedua maniknya.

Dan entah karena apa.. Stefan tidak dapat menganalisanya.. Dia menjadi semakin ingin tau.

"Apa yang kau katakan? Akulah yg mengandungnya.. Pasti tidak diragukan lagi kalau aku ibunya.. Aku tidak ingin mengatakannya tapi, perbuatan anda semakin lama semakin tidak menyenangkan.. Jadi.. Aku harap.. Jangan pernah bicara denganku lagi!" Pinta Sheren.

"Manager Igarashi!" Seru Stefan dengan suara yang keras dan terdengar hingga ruang istirahat Igarashi.

Tidak sampai 20 detik.. Igarashi pun sudah ada dihadapan Stefan.

"Eh.. Ternyata disini Tuan Stefan berkunjung, suatu kehormatan bagi saya" ujar Igarashi dengan hangat sembari membungkukkan badan sekitar 30 derajat.

"Anda mengenalnya Manager Igarashi?"-Sheren.

"Tentu saja.. Dia adalah orang sebenarnya yg menjadi pemilik kafe ini, dari modal, persediaan, semuanya. Tuan Stefanlah yang mewujudkan impianku" jelas Igarashi.

"Uwaa ya-yabai (gawat)" batin Sheren.
Ia telah memarahi pemilik dari tempat ia bekerja

Kafe tersebut dan hal mengenai pemburu adalah sesuatu yg tidak Stefan ketahui. Beberapa tahun yang lalu.. Ia sempat pergi ke Jepang karena ingin tau trend kafe disana semacam apa.. Lalu ia tertarik untuk mendirikan maid kafe disana, tentu saja di London ia juga mendirikannya lain dengan maid cafe di London yg lebih mewah, maid cafe yg ia dirikan di Jepang terkesan sederhana, namun tetap harus dengan para pekerja yg berkualitas dan Igarashi menjadi salah satu yg terpilih untuk menjadi manager di salah satu kafe yg ia bangun.

-------------------------------------- bersambung

Maaf ya para readers... Aku lama banget updatenya😭 aku kira aku akan sempat buat lanjutannya disaat pandemi yg lumayan banget aku punya waktu luang.. Tapi ternyata dugaanku salah.. Banyak kerjaan yg menanti😔 Terimakasih atas kesabarannya menunggu lanjutan ceritaku Yah 😊

-Renia







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang