"Wow" Revan terperangah ketika ia mendapati beberapa figur action langka yg terpajang rapi di sebuah tempat yg tampak seperti restoran.
Saking penasarannya dengan benda itu.. Revan menopang tangannya pada dinding kaca restoran dan melihat lebih dekat agar terlihat lebih jelas.
Tadinya.. Revan ingin membelikan Alice ice cream kesukaanya..karena nilainya yg buruk..dia merasa bersalah dan terus-terusan murung.
Namun..Revan malah ditarik oleh figur action yg begitu mahal dan langka yg ingin dimilikinya sejak dulu.
"Ekhemm!!" Revan memperbaiki sikapnya lalu memasuki restoran tersebut sebagai pembeli.
Saat ia memasuki restoran yg bisa dibilang sangat mewah itu.. tiba-tiba semua pandangan diarahkan padanya.
"Wah..dia tampan dan lucu ya!" Tanggap seorang nyonya yg tadinya tengah memakan bistik sapinya.
"Yg anda katakan benar..dia begitu menawan dan karismanya..cukup tinggi" sambung pria muda diseberang nyonya itu.
"Apa dia sendiri..mandiri sekali ya!"
Dan semua pujian itu sama sekali tidak ditangkap oleh Indra pendengaran Revan karena saking fokusnya dengan deretan figur action yg sepertinya dipajang sembarangan oleh anak pemilik restoran.
"Salam kenal Tuan Stevan.. namaku Sarashiwa Alexa" ujar wanita ber-dress navy itu seraya sedikit menundukkan kepala.
"Duduklah" balas Stevan yg bahkan tidak membalas senyum Alexa.
Mereka berdua memang mengatur pertemuan di sebuah restoran dengan tujuan agar mereka bisa saling mengenal.
Seperti yg diduga Alexa,, Stevan terkesan sangat dingin.. "dia mungkin disini hanya untuk makan" batin Alexa.
"Tuan Stevan..Apa anda benar-benar setuju dengan pernikahan ini?" Tanya Alexa di sela-sela keheningan.
"Kau ingin aku membatalkannya?" Balas Stevan..sesudah meneguk minumannya.
Raut wajahnya nampak antara dingin dan serius.. rasanya..hampir semua orang tidak mampu menebak perasaannya.
"Bukan begitu tuan..saya hanya ingin memastikan ayah saya tidak berbohong" Alexa. "Awas saja kau Stevan..jika bukan karena ayah ingin aku bersikap sopan..aku pasti akan lebih menunjukkan pesonaku" ujarnya dalam hati.
"A-apa anda ingin minum alkohol?" Tawarnya seraya langsung menuangkan minuman itu tanpa menunggu persetujuan Stevan.
Stevan pun merasa pusing ketika menghirup aroma itu.
Lalu..sekilas tampak bayangan seorang wanita yg sepertinya dianggap begitu penting baginya dimasa lalu.
Begitu pusing hingga pikirannya serasa di ombang ambing atas hal yg tidak jelas.
"Buang minuman itu!!" Pinta Stevan dengan menaikkan satu oktaf dari suara biasanya.
"Mereka..pasangan yg bertengkar ya?" Ujar salah satu pengunjung yg teralihkan dari kesibukannya tadi.
"Ma-maaf tuan..aku tidak tahu kau tidak menyukainya" ucap Alexa.
Perasaannya serasa dicabik ketika seseorang memarahinya seperti itu.
Dan seperti yg dipinta..Alexa pun memanggil pelayan dan memintanya untuk membuang alkohol itu.
Terik matahari semakin membuat Stevan tidak nyaman..namun berbeda dengan Alexa yg sudah sedikit membiasakan diri..
Tak lama kemudian..Stevan pun terlelap karena hal itu dan kelelahan yg menghantuinya sejak tadi.
Alexa mungkin marah atas perlakuan Stevan terhadap dirinya..namun setidaknya ia puas memperhatikan ketampanan tunangannya itu dari dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomansaVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...