Sheren termenung didepan cermin.
Pikirannya berkecamuk tiada henti memikirkan penampilannya saat ini.
"Apa aku salah pilih seragam ya?"
Gumamnya"sepertinya aku harus menanyakanya lagi kepada pelayan yang lain"Di detik yang sama, pintu terbuka.
Menampilkan sosok wanita yg sebaya dengannya.
"Ya ampun, kau sangat cocok memakainya,," pujinya dengan mata berkilauan.
"Apa aku tidak sal-"
"Cepat kau layani tamu kita di kamar VIP nomor 189!" Katanya seraya mendorong punggung Sheren agar menuruti kemauannya.
"Dia adalah orang yang sangat penting. Pastikan kau tidak mengecewakannya!" tambahnya dan memberi isyarat kepada temannya yg berada di tempat yg sama untuk memberikan nampan berisi dua botol wine dan sebuah gelas.
Sheren tidak bisa mengelak,, di saat seperti ini, ia pasti memikirkan bahwa kerja kerasnya ini semata hanya demi ibunya.
Wajah rupawannya memancarkan semburat merah akibat penampilannya kini.
Bunny girl.
Seperti pakaian untuk menggoda para pria.
"Tadi kamar nomor berapa ya?"
"Aduhh!!" Serunya ketika seseorang menabrak dari sisi kanan
Beruntung benda yang berada ditangannya tidak apa-apa.
"Maaf,, saya tadi melamun" kata Sheren sembari membungkuk sekitar 30 derajat.
Pria itu tidak mengindahkan perkataannya dan berjalan menjauhi gadis yg masih dalam keadaan membungkuk.
Sheren tidak memikirkan kejadian ini dan tetap fokus dalam pekerjaannya.
"Kamar 198!! Ini dia!"
Sheren menelan ludah untuk mengurangi rasa takutnya.
Segera setelah itu ia membuka pintu dan masuk keruangan itu.
Aura yang tersebar di seluruh penjuru kamar terasa dingin dan sedikit menyeramkan.
Keringat dingin pun mengucur begitu saja ketika terlihat seorang pria pemancar aura dingin itu tengah asik membaca buku di sofa.
"Apa kau orang yang disuruh itu?" Kata si pria setelah menyadari bahwa ada seseorang didekatnya.
"Benar, ini minumannya" sahut Sheren dan meletakkan nampan itu dengan lembut. Setelahnya, ia menuangkan wine itu digelas dan menyodorkannya kepada pelanggannya itu.
Pria itupun meminum seluruh wine yang ada dalam gelas hanya dengan sekali teguk.
Praaanggg!!!
Tiba-tiba, orang itu menjatuhkan gelasnya dan karena terkejut,, Sheren pun ikut menjatuhkan nampannya.
Sheren terkejut dan memikirkan sesuatu untuk memecahkan masalah ini.
"Mengapa dia menjatuhkan gelasnya? Apa aku salah memberikan minumannya? Apa yang harus aku lakukan?" Beberapa pertanyaan sulit terlontar dalam benaknya. Panik membuatnya tidak bisa berfikir dengan jernih.
Pria itu menatap Sheren dengan sangat tajam, mulai mendekat seraya terus mengintimidasi Sheren dengan pandangannya yang menusuk itu.
"Apa yang kau berikan padaku?" Tanyanya bersamaan dengan langkahnya yang terus maju hingga membuat Sheren ketakutan dan berjalan mundur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire
RomanceVampir..... Aku tidak menyangka bahwa mahluk yang ku anggap mitos ini telah mengubah seluruh kehidupanku...