06

2.1K 78 3
                                    

Sesaat setelah membuka pintu rumahnya yang terlihat usang, Sheren terperanjat.

Sampah-sampah yang berceceran memenuhi lantai, serangga yang ingin mendapat sisa makanan di lantai, hingga air keran yang masih hidup dan membanjiri dapur.

"Astaga,, airnya!!!" Seru Sheren ketika mendengar suara ricikan air yang bersumber dari dapur.

Tagihannya tentu tak semurah biasanya.

Sheren pun segera menuju dapur dan mematikan air kerannya.

Tiba-tiba ada yang aneh,, seperti ada yang mengganjal di perut Sheren.

"Hoeekk!!!"

Sheren memuntahkan ganjalan di perutnya pada wastafel itu.

Dia pikir ini memang gejala ibu hamil.

Berikutnya,, ia kembali membersihkan rumah walaupun ia masih merasa mual di sela-sela pembersihannya.

Mulai dari membersihkan semua kamar, mengemasi sampah, mencuci,menjemur, dan melipat pakaian, serta membersihkan debu, menyapu, mencuci piring, hingga mengepel.

Sangat membuatnya letih.

Setelah mandi dan makan, Sheren langsung terlelap di ranjang
saking lelahnya.

Keesokan harinya.

Kriiiiiiing!!!!!!

Sheren spontan terbangun dan agak terkejut juga karena pagi ini pertama kalinya ia menggunakan jam weker untuk bangun lebih pagi.

Sheren meregangkan tubuhnya dan segera bangkit dari tempat tidurnya.

Setelah mendapatkan pesan pada tengah malam kemarin, ia harus bergegas untuk pagi ini. Padahal ini saja baru jam 5 subuh.

-----------------------------------------------------------

From  :+628xxxxxxxxxx
To.       :SIM 1

Mulai besok, kau pindah kerumahku. Mengingat semua pelayan baru saja aku pecat kemarin, kau harus mengerjakan semua tugas mereka besok pagi.

-----------------------------------------------------------

"Entah darimana ia bisa tahu nomor smartphone ku,, ah! Tidak perlu dihiraukan,, yang penting pekerjaan ini amat penting bagi masa depanku dan juga anakku" gumamnya dan melanjutkan pekerjaannya yang sedari tadi menyibukkannya, yaitu mengemasi pakaian dan segala kebutuhannya untuk pindah kerumah majikannya.

"Fiuuhh!! Akhirnya selesai juga*mengusap keringat di dahi"

Smartphone nya terlihat bergetar, Sheren segera menjangkaunya untuk melihat siapa yang menelepon pagi-pagi buta.

Sheren : halo,, dengan siapa saya bicara?

Zila : ini saya, wali kelasmu. Saya harap kau bisa memaafkan saya karena menelepon di waktu yang salah.

Sheren : sama sekali tidak mengganggu buk, harusnya saya yang meminta maaf karena telah bolos lebih dari dua Minggu *menundukkan kepala.

Zila : tidak apa-apa, saya sudah mengetahui semua yang kau lalui sejak dua Minggu yang lalu, ibu turut berdukacita untukmu atas kematian ibumu.

Sheren : terimakasih buk.

Zila : mengenai persekolahan mu, apa kau berencana untuk melanjutkannya?

Sheren : mengenai itu, sepertinya saya tidak mampu buk, karena saya juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup saya, saya tidak ingin merepotkan para tetangga.

VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang