Part.01 - Bersahabat Dengan Angin?

2K 186 67
                                    


Update
Saturday, 31/08/2019

DI RUANGAN BERNUANSA PUTIH BERSIH, terlihat sangat kotor dengan bekas bungkus snack yang berserakan dan beberapa remah mengotori lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI RUANGAN BERNUANSA PUTIH BERSIH, terlihat sangat kotor dengan bekas bungkus snack yang berserakan dan beberapa remah mengotori lantai. Kasur berantakan dengan selimut tak terlipat ditambah bantal tak tertata dan ada beberapa komik di atas kasur.

Tiba-tiba suara pintu kamar berderit menandakan baru saja dibuka, tak lama seorang laki-laki berambut hitam pekat memasuki kamar sambil mengobrol lewat ponsel genggam.

Dia adalah Park Chanyeol yang kini berdecak melihat keadaan kamar adik sepupunya.

“Sehun -ah, kau itu sudah diangkatan terakhir, diusiamu yang harusnya sudah kuliah! Membersihkan kamar sendiri saja kau tidak bisa!” ujar Chanyeol sambil fokus berkonsentrasi pada satu komik yang tergeletak di atas kasur.

Diwaktu yang sama namun berbeda tempat, seorang laki-laki dengan pakaian seragam sekolah tengah berjalan di bahu jalan, memegang ponsel yang ia dekatkan ditelinga. “Ehhh Hyung (kakak, panggilan laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua), kau dapat membersihkan kamarku tanpa membuatmu lelah. Jadi tolonglah, kali ini saja!” balas Sehun terdengar merayu.

“Aigoo (ya ampun), baiklah akan aku bersihkan karena aku adalah kakak terbaik. Tapi kau jangan berpikir untuk membolos, ini sekolah terakhir yang menerimamu dipertengahan semester.” Ujar Chanyeol diselingi senyuman kebanggaannya karena berhasil memindahkan komik ke rak buku tanpa menyentuhnya.

Langkah kaki Sehun tiba-tiba terhenti, ia melihat seorang murid wanita yang tengah didorong untuk masuk ke gedung bekas oleh tiga murid pria yang memakai seragam sama dengannya. Baru saja Sehun mencondongkan pundaknya, seruan dari ponsel yang sejak tadi ia tempelkan ditelinganya terdengar.

“Ingat jangan terlibat masalah yang membuatmu dikeluarkan dari sekolah, jadi lanjutkan langkahmu dan jangan menoleh ke belakang!” Tegas Chanyeol, menatap tajam bantal yang saling tumpuk seolah ia mampu melihat apa yang baru dilihat oleh adik sepupunya.

Tak kunjung ada jawaban dari lawan bicaranya ia berteriak kesal. “Sehun -ah! Oh Sehun! Kau mendengarku!” kali ini Chanyeol mampu membuat bantal melayang dan terjatuh tepat di dekat sandaran ranjang.

Mendengarnya Sehun sedikit menggerutu, ia -pun menuruti perkataan kakak sepupunya dengan berat hati.

Baru satu langkah ia teringat sesuatu yang janggal, “Hyung sepertinya kau sudah kehilangan rasa kemanusiaan, dan jangan menggunakan kekuatanmu padaku. Aku tidak suka ketika kau melihat ke dalam pikiranku, itu melanggar privasi!”

Dahi Chanyeol berkerut mendengar suara di seberang telepon, “Apa maksudmu, siapa juga yang bisa melihat ke dalam pikiranmu! Kemampuanku itu hanya bisa menggerakan benda dengan konsentrasi pikiran, kau lupa ya!?” ia berdesis sebelum melanjutkan ucapannya, “Telekinesis, itu nama kemampuanku!” penjelasan Chanyeol lebih terdengar sindiran, dan itu berhasil membuat Sehun kikuk menyadari kesalahannya.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang