Part.04 - Menawarkan Pertemanan

835 141 26
                                    


Update
Saturday, 21/09/2019

TATAPAN SEHUN TERLIHAT sangat menyesalkan kejadian yang sedang berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TATAPAN SEHUN TERLIHAT sangat menyesalkan kejadian yang sedang berlangsung. Apa karena itu teman sebangkunya dijauhi, dan mencoba untuk tidak dekat dengannya. Karena Sejeong sama sepertinya… ia tahu nama kemampuan yang katanya dimiliki Sejeong itu disebut pyrokinesis.

Sehun menghela napas panjang, pasti sangat sulit, pikirnya menatap iba Sejeong yang tengah bersikap tegar.

Tak lama seorang guru memasuki kelas, dan menyuruh murid-muridnya untuk segera duduk karena pelajaran akan segera dimulai. Semua berhamburan menuju bangku mereka, Yebin masih menatap tak senang pada Sejeong. “Jangan coba-coba untuk mengumpulkan tugasmu.” kecamnya dengan suara pelan, berlalu pergi.

“Sebaiknya kau dengar itu.” senyum kemenangan Yeonjoo terlihat setelah berbalik meninggalkan Sejeong.

Sejeong sudah duduk di bangkunya, dia menundukan kepala terlihat akan menangis. Tangan kanannya meraih pergelangan tangan kirinya tapi ia tidak menemukan benda yang biasa melingkar di sana.

"Gelangku?" sontak mata Sejeong melebar ketika melihat gelangnya memang tidak ada, ia tampak gelisah.

Tanpa sepengetahuan Sejeong ternyata Sehun sedang melihat ke arahnya. "Ada apa?" Penasaran Sehun yang hanya dijawab oleh gelengan kepala.

Dalam pikirannya Sejeong berusaha keras mengingat keberadaan gelang yang selalu menghiasi pergelangan tangannya. Kapan aku kehilangan gelangku, seingatku aku tidak pernah melepasnya, gelisah Sejeong makin kentara.

“Siapa pun yang tidak mengerjakan tugasnya, harap keluar kelas sekarang juga!” ujar Guru Kim dengan santai.

Kedua tangan Sejeong mengepal erat dalam kegelisahan yang tak kunjung reda, ia tak lagi memikirkan tentang tugas, hanya ada gelang dipikirannya sekarang. Tentu saja dengan jarak sedekat itu, Sehun dapat menyadarinya.

“Aku akan keluar!” seru Sehun berdiri dari duduknya, membuat sebagian murid menoleh padanya.

Tak lama Sejeong pun ikut berdiri tanpa memperdulikan tatapan teman-teman sekelasnya, bahkan ia tak sadar kalau Sehun lebih dulu keluar dari kelas. Melihatnya Yeonjoo menghela tak suka.

Seakan tak percaya Jiho menggeleng, “Ada apa dengan wanita itu, jelas-jelas dia mengerjakan tugasnya.”

Yebin dapat mendengar gerutuan Jiho, “Itu hanya taktik untuk mendekati Sehun, dasar rubah licik.” sahut Yebin sedikit memiringkan badannya ke bangku ketua kelas yang tepat berada di belakangnya.

“Licik sekali!” lagi-lagi Jiho menggerutu.

Dengan masih menunduk Sejeong berjalan keluar dari kelas. Kenapa aku harus keluar dari kelas? Batinnya setelah beberapa saat lalu membungkuk memberi hormat pada Guru Kim.

Walaupun tak suka melihat Sehun keluar dari kelas, namun Yeonjoo merasa senang karena opini buruk terhadap Sejeong bermunculan. “Aku tidak akan membiarkan satu orang pun dekat denganmu, termasuk Sehun… hanya aku yang harus berteman dengannya,” tekad Yeonjoo memandang nanar kepergian Sejeong.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang