Part.17 - Ke Arahmu

512 98 13
                                    

Update
Wednesday, 07/11/2019


Yebin meminum air putih dengan sekali tegak, ia merasa lega karena Yeonjoo tak melihatnya. Pikirannya kacau ketika mengetahui teman sekelasnya bekerja di tempat yang sama, ditambah lagi ada yang berkunjung ke kafe.

Tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Yebin. Sejeong juga tengah bergumam kecil, menatap lurus tepat di depannya ia dikejutkan oleh kehadiran Yebin yang tengah menghela.

“Kenapa kau menyuruhku menggantikanmu, apa kau malu ketahuan bekerja di sini, bersamaku?” Sejeong menerka apa yang sedang dipikirkan Yebin.

“Iya aku malu, makanya aku bersembunyi!” sungut Yebin, sedikit membuat Sejeong terperangah, “Lihat saja jika kau berani memberitahunya soal ini, aku akan mengurungmu di tempat gelap!” ancamnya.

“Aku tidak takut, sebelumnya kau pernah melakukan itu padaku!” tantang Sejeong, saat ini yang muncul dipikirannya adalah Yebin tidak seburuk kelihatannya.

Gadis tomboy itu memicingkan matanya, “Wah sekarang kau mulai berani menatapku, tapi nanti saat kau benar-benar tak bisa keluar dari ruangan yang gelap, kau akan menyesalinya! Ingat aku tidak akan menolongmu lagi!” sewot Yebin hendak pergi dari pantry, arah tubuhnya menuju pintu yang menghubungkannya dengan kasir.

“Apa sekarang kau akan keluar dan memberitahukan rahasiamu pada mereka?” celetuk Sejeong merasa geli.

Dengan santainya Yebin merubah arah ke toilet sambil mengeryit menahan malu, dia lupa bahwa Yeonjoo dan Sehun masih berada di kafe. “Kenapa juga mereka bisa memilih makan di kafe ini!” kata Yebin menegakan tubuhnya, “Bilang pada manager kalau aku sedang sakit perut,” tambahnya menutup pintu toilet.

Sementara itu Sejeong mengerucutkan bibirnya, menghentakan kaki dan kembali ke kasir. Dapat dilihatnya dengan jelas keakraban Sehun dan Yeonjoo, ada perasaan aneh yang menelusup ke dalam hatinya. Refleks tangannya memegang dada, merasa tak enak perasaan.

“Sejak kapan mereka seakrab itu,” ada kekhawatiran di dalam ucapannya, seperti ia takut kehilangan teman pertamanya setelah satu tahun menjadi murid buangan atau yang lebih buruk lagi laki-laki itu membencinya.

Oh Sehun, Aku harap kau tidak beralih membenciku, jangan terlalu dekat dengan Yeonjoo. Aku mohon… batin Sejeong mencoba mengalihkan perhatian ke arah lain.

Untunglah pelanggan datang, seperti sudah berpengalaman Sejeong mampu menyapa dengan baik tak kaku seperti yang ia lakukan pada Sehun dan Yeonjoo sebelumnya.

Dari tempat duduknya Sehun terlihat tersenyum tipis, pandangannya tertuju pada Sejeong, tanpa sadar ia mengabaikan Yeonjoo yang sejak tadi memanggil namanya. Agak kesal dengan Sehun yang tak menanggapi ucapannya, Yeonjoo mengikuti arah pandang laki-laki di depannya dan yang ia lihat adalah Sejeong.

Karena semua makanan di meja sudah habis dan Yeonjoo harus segera pergi ke tempat les, Sehun pun menawarkan diri untuk mengantarnya. Mereka berlalu pergi meninggalkan kafe, mata Sehun terlihat menyusuri setiap sudut kafe berusaha mencari Sejeong, namun ia tak menemukannya.

Tak lama kemudian Sejeong keluar dari balik tembok, ia melihat kepergian Sehun dan Yeonjoo. Terlihat jelas di wajahnya bahwa dia tidak suka dan tak rela membiarkan Sehun menghabiskan waktu bersama wanita yang membuatnya diperlakukan tak adil oleh seluruh siswa di sekolah. Bahkan guru berulang kali ingin mengeluarkannya. Berkat kegigihan dan usahanya, Sejeong tetap tinggal di sekolah sampai sekarang, walau harus dikucilkan.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

Hari ini adalah dimana kebanyakan orang berlibur, mereka menyebutnya refreshing. Melepas penat sebelum kembali memulai aktivitas di hari senin, ya sekarang adalah hari minggu. Sama seperti yang lain Seola pergi untuk melakukan hal yang ia sukai, memotret berbagai objek indah di dunia, itulah impiannya.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang