Part.31 - Pelukan

714 98 11
                                    

WINDY DAY
Thursday, 25/12/2019


Sekolah dihebohkan dengan pengumuman yang dilakukan Yeonjoo. Dia berdiri di tengah-tengah kantin, suara kerasnya mampu mengalihkan semua pandang mata ke arahnya.

Tidak ada yang menyangka dengan permintaan maaf Yeonjoo secara tiba-tiba pada Sejeong, ia menambahkan agar murid lain juga meminta maaf sepertinya. Semua murid berbisik, mereka saling tatap tak mengerti bahkan ada yang mencibir Yeonjoo.

“Maaf karena telah berbohong pada kalian, sebenarnya aku adalah,-“

Sejeong maju ke depan menyela pengakuan Yeonjoo, “Tentang pyrokinesis!” teriaknya mengedipkan mata pada Yeonjoo, “Sebenarnya aku sudah kehilangan kemampuan itu, untuk selanjutnya aku berjanji tidak akan melakukan keributan lagi. Jadi mohon bantuannya,” tambahnya semakin membuat kantin riuh.

“Kami akan mendukung satu sama lain, abaikan-lah kami jika tak suka.” canggung Yeonjoo.

Sejeong merangkul pundak Yeonjoo, mereka saling tatap dan mengangguk yakin, “Sekali lagi maaf atas keributan yang membuat lingkungan sekolah tak nyaman.” ucap Sejeong.

“Kami mohon maaf!” mereka berseru bersamaan lalu membungkuk ke sekeliling.

Di meja yang sama Sehun, Doyoung dan Yebin memperhatikan kedua temannya itu. Mereka juga tidak tahu akan ada kejadian seperti ini di kantin, yang mereka tahu Sejeong dan Yeonjoo sudah berbaikan.

“Dasar bodoh, dia bersikap baik sampai akhir!” gerutu Sehun mendengar penuturan Sejeong.

“Bukankah itu lebih baik, jika pihak sekolah mengetahui yang sebenarnya maka akan ada keributan lebih besar di sekolah kita dan aku tidak mau itu terjadi!” sahut Yebin.

Doyoung setuju, “Benar yang Yebin katakan, lagi pula sebentar lagi kita akan sibuk mempersiapkan ujian.” ujarnya sambil mengaduk-ngaduk makanan yang hampir dingin.

“Tapi yang masih aku pertanyakan, apa benar Sejeong sudah memaafkanku?” ragu Yebin menatap kedua teman lelakinya seraya membagi makanan menjadi beberapa bagian, menghitung tinggal berapa suap lagi.

“Aku rasa sudah, dia bahkan memaafkan Yeonjoo dengan mudah!” sewot Sehun masih tak terima, Doyoung manggut-manggut dengan mulut penuh makanan.

“Berarti aku tidak harus menjadi pesuruhnya, kan?” tanya hati-hati Yebin.

Serempak Sehun dan Doyoung mengangkat bahu, dan menjawab, “Entahlah.”

Tiba-tiba Yebin menyeringai, melayangkan tatapan pada Sehun yang langsung mengeryit heran.

“Kau dan Sejeong sudah jadian, kan?” tuding Yebin menunjuk dengan sendoknya.

Bukan hanya Sehun yang terkejut dengan pertanyaan Yebin. Doyoung pun sontak menoleh menunggu jawaban Sehun, ia harus siap menerima kenyataan mengenai akhir dari cinta pertamanya.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~


Sejeong dan Yeonjoo kembali ke meja makan selagi dengan tatapan menyelidiknya Yebin mengulang pertanyaannya, “Kau dan Sejeong pasti sudah jadian, iyakan?”

“Tidak!” sanggah Sehun kelabakan, telah menyakiti hati Sejeong yang saat itu menghentikan langkahnya.

Sementara Doyoung menanggapi dengan ceria, dia tidak harus mengakhiri cinta pertamanya.

“Sejeong, benarkah itu?” Yebin ganti bertanya pada Sejeong yang sudah duduk dengan wajah dongkol.

Siapa yang tidak marah, setelah saling menyatakan perasaan di rumah sakit, hingga melakukan ciuman pertama mereka. Namun, sampai tiga hari berlalu tidak ada pernyataan mengenai hubungan mereka.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang