Part.13 - Aku Tahu

615 100 16
                                    


Update
17/10/2019

Menjadi kuat bukanlah segalanya, lari dari masalah tidaklah salah. Sejeong hanya butuh sedikit waktu untuk menenangkan pikirannya. Bolos sekolah sekali tidak akan membuatnya dikeluarkan?

“Jangan dipikirkan! Nikmati saja hari ini,” kata Sejeong mantap.

Bersepeda di sepanjang jalan Sungai Han, menghirup udara segar, mengayuh lebih cepat lagi. Menurut Sejeong hal tersebut adalah salah satu cara ampuh untuk melupakan segala masalahnya.

“Aaah, udara di sini memang yang terbaik, anginnya menyejukan.” Memang benar Sejeong sangat menikmati terpaan angina sambil terus mengayuh, ia mendadak mengerutkan dahinya. “Ya ampun, apa jangan-jangan pergerakan angin ini dipengaruhi oleh Sehun?!”

Sejeong cepat-cepat menggelengkan kepala, tidak mungkin, Sehun di sekolah sekarang. Sejeong hirup udara dan mengeluarkannya, melakukannya berulang kali, semacam terapi. Merentangkan tangan merasakan angin menerpa tubuh lantas ia semakin mempercepat kayuhan pada pedal sepeda seketika angin terasa semakin kencang seraya.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

“Aku merasa lebih baik sekarang,” ujar Sejeong mendapatkan pemulihan dalam hatinya setelah lama bersepeda.

Laju sepeda memelan tapi anehnya Sejeong dikejutkan dengan kemunculan tiba-tiba seorang wanita di depannya yang sedang asyik memotret pemandangan Sungai Han. Selanjutnya ia menabrak wanita itu, tubuhnya cukup terpelanting jauh dari sepeda. Seragam Sejeong menjadi lusuh dan lututnya terluka, ia meringis kesakitan sakit. Bagaimana dengan wanita itu?

"Kameraku!" Serunya meratapi kemalangan yang terjadi pada kameranya.

Sejeong rasa, ia harus mengganti rugi. Segera dihampirinya wanita yang terlihat dewasa itu, tengah terduduk mengambil bagian-bagian kamera yang hancur terbentur aspal.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sejeong hati-hati, semoga dia bukan tipe orang yang pemarah.

"Apa ini bisa diperbaiki?" wanita itu tidak menoleh pada Sejeong, seperkian detik Sejeong dapat dengan jelas melihat wajah polosnya,

"Seharusnya kau berhati-hati! Aku sangat menyukai kamera ini, karena aku hanya memiliki satu kamera! Tunggu, apa kau punya uang? Kau akan bertanggungjawabkan? Memperbaiki benda ini, oh sepertinya kau tidak punya. Kau hanya seorang pelajar yang sedang bolos!" cerocosnya sama sekali tak membutuhkan jawaban Sejeong.

Sejeong mengedipkan mata beberapa kali tak percaya, mengetahui wanita yang terlihat anggun ini ternyata banyak bicara.

"Bisakah aku bicara sekarang?" tanya Sejeong pelan.

"Bukankah kau sudah bicara," wanita berambut pendek sebahu itu bangkit dari duduknya, dilihatnya name tag yang  Sejeong pakai, "Pelajar Kim Sejeong, karena kau bolos aku akan melaporkanmu ke Dinas Pendidikan." tambahnya.

Wanita ini aneh sekali, pikir Sejeong.

"Apa Eonni (Kakak, panggilan wanita pada wanita yang lebih tua) tidak pernah membolos waktu sekolah dulu?"

"Aku juga masih seorang pelajar, mahasiswa yang juga pernah membolos. Lupakan itu dan kembali kemasalahnya, tapi sebelum itu obati dulu luka kita."

Untuk sesaat dia tampak dewasa dan berwibawa, seperkian detik berikutnya pikiran Sejeong sirna seketika, melihatnya kembali meratap dengan penuh kasih sayang melihat benda mati itu.

"Oh kameraku yang malang," sedihnya, sungguh aneh.

Tapi tetap saja Sejeong harus mengikutinya dengan menuntun sepeda yang mendapat goresan kecil, entahlah ia bahkan belum sempat memeriksa sepeda sewaan itu. Apa aku harus ganti rugi juga untuk sepeda ini, uang sakuku… Sejeong membatin.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang