Part.02 - Murid Pindahan

1.1K 159 52
                                        


Update
Saturday, 07/09/2019

Aku terlahir dengan nama Kim Sejeong yang menurut orangtuaku berarti jalan hidup tentram dan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terlahir dengan nama Kim Sejeong yang menurut orangtuaku berarti jalan hidup tentram dan bahagia. Meski begitu aku tidak seberuntung arti nama yang diramalkan, bahkan orang lain lebih baik dengan memiliki banyak teman. Sayangnya lagi dari sekian banyak murid di sekolah, aku adalah salah satu murid yang tersisihkan. Mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan terkadang menyakitkan.

Seperti sekarang ini, bahkan aku diperlakukan tidak adil oleh geng sekolah. Aku tidak yakin bisa keluar dari masalah ini, hanya berdiam diri menundukan kepalaku. Berharap ada sebuah keajaiban yang terjadi padaku, seperti seorang super hero atau mungkin manusia biasa yang memiliki keberanian lebih.

Benar saja, kali ini aku mendapatkan keajaiban itu. Tak peduli apa aku akan telat memasuki kelas, atau mendapat hukuman dari guru karena kesalahanku. Sekarang yang aku pikirkan adalah laki-laki yang baru saja menolongku tanpa ku ketahui siapa dia dan bagaimana wajahnya.

Karena aku terlalu malu untuk memperlihatkan diriku yang berantakan ini. Langkahku terhenti dan ia -pun melenggang pergi tanpa menoleh ke belakang. Aku rasa laki-laki itu enggan terlibat lebih jauh lagi dengan seorang pecundang sepertiku.

Aku terus berlari dan memasuki gedung sekolah, berlari di koridor yang sepi dan berhenti tepat di depan pintu kelas bertuliskan angka 3-2. Ku atur napasku yang masih terengah, dan sedikit merapihkan pakaianku.

Semua mata tertuju pada kehadiranku, aku hanya bisa tersenyum dan sedikit membungkuk pada seorang laki-laki yang berstatus sebagai guruku. Tak jauh di dekat Guru Kim, ada seorang laki-laki yang ku yakini adalah murid pindahan.

"Kim Sejeong, kau terlambat lagi! Bisakah kau datang lebih awal dariku?" tegur Guru Kim, yang memiliki nama lengkap Kim Heechul. Ia terlihat tak ambil pusing dan menyuruhku untuk segera duduk dengan isyarat tangannya.

"Jeosonghamnida (maafkan aku)." ucapku menunduk sopan sebelum menuju bangku kosong di bagian paling belakang.

Iya, aku duduk tanpa teman sebangku. Siapa yang ingin duduk bersamaku, ketika aku adalah seorang murid buangan. Aku sangat benci mengatakan bahwa aku adalah korban bullying.

Bisa ku dengar bisik-bisik dan suara pujian untuk murid pindahan, dan aku hanya menaruh tasku di bangku kosong tepat di sebelahku. Apa mungkin murid pindahan itu akan duduk di sini, kurasa itu tidak mungkin, dia bisa terkena sial karenaku.

"Bisakah kau pindahkan tasmu,"

Suara itu apa ditujukan padaku? Betapa terkejutnya aku ketika murid pindahan itu benar-benar memilih untuk duduk di sebelahku, ketika ada satu bangku kosong lainnya. Segera ku ambil tas, dan menatap lurus ke depan seketika riuh rendah dari gumam dan bisikan terdengar.

"Ya ampun kenapa Sehun memilih duduk dengannya."

"Jika dia tahu, pasti dia tidak akan duduk disana. Sayang sekali,"

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang