Part.03 - Salah Mengira

859 141 20
                                    


Update
Saturday, 14/09/2019

_ Support cast in this part_

KIM SEJEONG memberanikan diri untuk membuka pintu, dan mendapati Yebin yang tengah memegang ember

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KIM SEJEONG memberanikan diri untuk membuka pintu, dan mendapati Yebin yang tengah memegang ember.

Wajah polos Yebin dibuat menyesal dan sedikit jijik melihat Sejeong. “Oops, sorry! Ku kira tidak ada orang didalam,” dengan senyum meledeknya Yebin sengaja menjatuhkan ember tepat di hadapan Sejeong.

“Kenapa kalian melakukan ini padaku?”

“Kau berbicara dengan kami?” tanya Yeonjoo tangannya meraih rambut basah Sejeong, “Menurutmu kenapa kita melakukan ini padamu, karena kau memang pantas diperlakukan seperti ini!” lanjutnya menghempaskan rambut Sejeong kasar.

“Jika itu tentang satu tahun lalu, aku minta maaf dan aku tidak akan memberitahukannya pada siapa pun. Selama satu tahun aku diam saja dan tidak merugikan kalian jadi tolong hentikan ini, sekarang juga!” ujar Sejeong meninggikan suara diakhir kalimat.

Orang-orang yang memasuki toilet sempat terkejut, dan mulai penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Ditambah suara ember yang ditendang Yebin tepat mengenai kaki Sejeong, hingga memunculkan raut wajah kesakitan dari gadis itu.

“Apa yang dia bicarakan?” heran Yebin tak mengerti dengan apa yang dimaksud Sejeong tentang satu tahun lalu.

“Memberitahukan apa? Bukankah kau memang harus diam!” tak peduli dengan sekelilingnya Yeonjoo menendang ember yang kembali mengenai kaki Sejeong, hingga ia merasakan nyeri pada kakinya.

Walaupun tak mengerti Yebin tetap berpihak pada Yeonjoo. Dia mengiyakan setiap ucapannya yang menyudutkan Sejeong. Tak percaya dengan apa yang dilontarkan Yeonjoo, Sejeong mengangkat wajahnya menatap teman sekelasnya itu penuh kekesalan.

Aku tidak harus diam, mulai sekarang aku akan melawanmu. Batin Sejeong masih memandang marah pada teman yang dulu selalu bersamanya.

“Mengancam, kau mencoba mengancamku, kan? Jangan pernah menatapku seperti itu, kau hanya harus diam selamanya! Dan bersikaplah seolah kau tidak ada!” tegas Yeonjoo mendorong Sejeong hingga mundur satu langkah.

Dengan diikuti Yebin, Yeonjoo keluar dari toilet membuat beberapa orang dengan otomatis memberi jalan. Air mata Sejeong mengalir begitu saja melihat kepergian Yeonjoo.

Sejeong kembali membatin sambil menyeka air matanya. Jika seperti itu, aku tidak akan menaruh kepercayaan untukmu lagi. Aku tidak akan takut lagi padamu.

~Ŵĩńďŷ Ďàŷ~

Satu tahun lalu sangat berbeda antara Sejeong dan Yeonjoo, mereka terlihat begitu akrab dan menghabiskan banyak waktu bersama-sama di sekolah. Keduanya pergi ke perpustakaan bersama, memilih buku yang dicari dan saling menunjukan buku yang mereka temukan, hingga membacanya bersama. Membuat beberapa murid lain menatap iri pada kedekatan mereka.

Windy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang