***
"Yuuki." Aku menoleh saat mendengar sebuah suara familiar dari arah belakang.
"Kou? Kenapa kau—"
"Kau tak apa?" tanyanya yang memotong ucapanku.
Aku mengangguk kecil. "Seperti yang kau lihat."
"Ah, bagaimana keadaan Licht dan Alland?"
"Mereka tak apa. Alisia sudah membantu memulihkannya."
Syukurlah
"Dan ... bagaimana keadaan pohon-pohon yang terbakar? Apa sudah Ryou berhasil padamkan?"
"Tentu saja mengering. Dan ya, sudah padam. Mereka berniat untuk menebangnya, dan menggantinya dengan yang baru."
Aku menghela napas untuk kesekian kalinya.
"Ayo, kembali. Mereka mencarimu."
Aku mengangguk kecil. Lalu kami berjalan beriringan di sepanjang hutan.
"Kau benar-benar tak apa?"
"Latro membuat hatiku jauh lebih tenang sekarang. Jadi aku tak apa. Mungkin sedikit waktu untuk meyakinkan diri, aku akan pulih seutuhnya."
Kou berhenti, yang membuat langkahku juga ikut terhenti. Ia lalu merogoh saku celananya, mengulurkan satu botol berukuran mini padaku. "Minumlah, ini ramuan untuk membuat pikiranmu jauh lebih rileks."
"Kau membuatnya?"
"Hm."
Aku tersenyum, "terima kasih."
Aku membuka penutup botol itu, lalu meminum isinya. "Rasanya enak." komentarku begitu air itu berhasil kutelan.
Kemudian kumasukkan botol kecil itu ke dalam saku rokku.
Kou mengulurkan tangannya yang tidak diperban ke arahku. "Ayo."
Sedikit gugup, kuterima uluran itu. Dan menggenggamnya di sepanjang jalan menuju rumah Latro.
***
Aku berdiri di depan pintu masuk rumah Latro. Sedikit menimang apakah aku harus masuk atau tidak. Aku masih ragu untuk bertatap muka dengan mereka semua, terutama Nao.
Sebuah tepukan di pundak membuatku sedikit terlonjak. Aku menoleh dan menemukan Kou dengan raut datarnya mencoba meyakinkanku.
Aku menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskan napas panjang, mencoba merilekskan pikiran. Setelah dirasa cukup berani, aku membuka pintu dan langsung menemukan semua teman-temanku sedang duduk di kursi yang telah disediakan.
Aku tidak terkejut melihat mereka berkumpul, karena Kou sempat mengatakannya padaku saat perjalanan menuju kemari.
"Yuuki, syukurlah kau baik-baik saja." Lacie berjalan ke arahku lalu memelukku sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Sorcerer
Fantasy[Fantasy & (Teen/High School) Romance] Latar : Jepang ••• Dunia sihir itu ada. Begitulah menurut pendapat Yuuki. Meski bullyan sudah seperti sarapannya, Yuuki tak peduli. Ia masih kekeh dengan pendapatnya mengenai dunia sihir itu. Sampai suatu hari...