***
Irina berhadapan dengan perempuan berkekuatan es seperti Nao. Setiap dia melancarkan kekuatannya, maka saat itulah kekuatannya akan dibekukan oleh perempuan yang saat ini berdiri di depannya.
Sudah berkali-kali Irina menghindari serangan es runcing dari perempuan itu.
"Sial, jika seperti ini, lama kelamaan aku akan terkena serangannya." desis Irina yang kesal karena kekuatannya tak mempan sedikitpun pada perempuan itu.
Irina kembali mengeluarkan kekuatannya yang lagi-lagi dibekukan dengan mudah. Karena fokusnya terbelah, ia tidak dapat menghindari jarum-jarum es yang diarahkan padanya.
Dalam sekejap, tangannya kini sudah dipenuhi luka dan darah.
"Kuharap Nao menggantikan posisiku dan menjadi lawannya."
Irina menoleh ke arah kanannya di mana Alland juga sedang bertarung dengan perempuan berkekuatan aneh. Entah apa kekuatannya. Setiap besi yang dikeluarkan Alland, perempuan itu dapat menyerap besi tersebut lalu menghancurkannya.
Keadaan Alland tidak berbeda jauh dari Irina. Tubuh Alland juga dipenuhi luka, sama seperti dirinya.
Selain Alland, dia juga menemukan Lacie yang bertarung dengan seorang pria tambun. Pertarungan itu tidak terlalu jelas karena jaraknya yang lumayan jauh dari Irina. Tapi ia dapat menyimpulkan bahwa tubuh Lacie juga tidak dalam kondisi yang baik.
Entah kenapa kali ini BlackCluster seakan bertemu kelemahannya. Mungkin hal ini terjadi karena sebagian anggota inti BlackCluster tengah berkurang untuk bergantian mencari sorcerer, ketua mereka di dunia bernama bumi itu.
Dan saat Irina menoleh ke arah kirinya, dia menemukan tubuh Kou yang sudah penuh luka, terlempar jauh ke arah bebatuan. Irina tidak dapat membayangkan betapa sakitnya itu. Ia tidak habis pikir, bahkan seorang Kou pun dengan mudah dikalahkan oleh salah satu RedForces.
Dengan tangan tongkat yang terus meluncurkan air, Irina memperhatikan keadaan teman-temannya. Dan kemudian ia tersadar bahwa keadaan Kou lah yang paling parah di antara mereka.
Irina memutuskan untuk mengambil sapu terbangnya dan bergerak untuk menolong Kou. Karena jika laki-laki itu tidak ditolong sekarang juga, nyawanya bisa saja terancam melayang.
Baru saja sapunya bergerak ke atas, sebuah es melingkari tangan dan kakinya hingga membuatnya terjatuh ke tanah.
"Urusan kita belum selesai, Nona. Jangan mengalihkan pandanganmu ke arah lain saat kita sedang bertarung." Perempuan itu mendekati Irina sambil menunjukkan senyumannya yang sangat menyebalkan.
"Sial, lepaskan aku!" seru Irina sambil menatap nyalang perempuan itu.
"Kau pikir aku akan menuruti perintahmu lalu melepaskanmu? Jangan harap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Sorcerer
Fantasía[Fantasy & (Teen/High School) Romance] Latar : Jepang ••• Dunia sihir itu ada. Begitulah menurut pendapat Yuuki. Meski bullyan sudah seperti sarapannya, Yuuki tak peduli. Ia masih kekeh dengan pendapatnya mengenai dunia sihir itu. Sampai suatu hari...