Double up! Spesial untuk pembaca yang sudah setia menunggu update-an TLS ;)
***
***
"Lebih baik kita cari sekarang," putus Latro.
"Sebentar," Licht berkata, lalu maju beberapa langkah dan melayangkan sebuah mantra. "Skaneatlosa!"
Beberapa jejak kaki terjiplak jelas di atas tanah itu. Seperti lampu neon jika dilihat samar.
"Sepatu semua murid Tyzard, memiliki sensor untuk mendeteksi jejak. Dan aku ingat, Petra pernah mengajarkanku mantra itu. Warna yang muncul, mengikuti kekuatan si pemakai. Dan milik Nao adalah biru muda," Licht mengamati jejak-jejak itu lalu menunjuk ke sebuah jejak. "Itu dia jejak Nao. Lebih baik sekarang kita ikuti jejak itu."
Aku mengangguk, lalu mengikuti ke mana jejak itu pergi. Sampai tiba di sebuah danau, jejak itu menghilang. Lantas kami mencoba berpencar. Aku dan Kou memutuskan untuk tetap di sekitar danau, dan yang lain mulai mencari ke tempat lain.
"Aneh."
Aku melihat Kou menoleh.
"Kenapa jejak itu menghilang tepat di tempat ini? Tapi yang menjadikannya aneh, di sini tak ada satupun tanda-tanda keberadaan Nao. Ke mana mereka membawa Nao?"
"Mungkin terbang?" tanya Kou.
Aku mengerutkan kening, "Nao adalah sage. Dan kurasa, ia tak akan semudah itu untuk dibawa ke manapun di samping kekuatan esnya yang sangat kuat itu."
"Dilemahkan."
"Hm?"
"Kurasa, kekuatannya dilemahkan hingga ke titik nol." Kou menggertakkan gigi, "Albertus," ucapnya dengan nada berat.
"Albertus? Siapa dia?"
"Dia adalah penghisap energi dari klan RedForces. Aku pernah hampir kehilangan kesadaran saat berperang dengannya dulu. Dan kurasa, laki-laki itu pasti sudah melakukan hal yang sama pada Nao."
"Lalu di man—" ucapku terpotong dan menyipitkan mata ke arah danau. "Apa itu?"
Aku melihat sebuah pantulan cahaya dari arah bawah danau. Entah mengapa, firasatku berkata bahwa pantulan itu adalah kunci keberadaan Nao.
"Ada apa?"
"Apa kau melihat itu?"
Kou menyipitkan mata, lalu memanggil yang lain lewat kekuatan anginnya.
"Ada apa Kou?" tanya Ryou yang telah datang diikuti sisanya.
Kou melirik padaku, menyuruhku untuk berbicara lewat sorotnya.
"Ada hal aneh di bawah sana. Dan kurasa, Nao berada di sana," jelasku singkat.
"Kau yakin, Yuuki?" Alland maju mendekat, lalu menilik ke bawah danau. Matanya menyipit, seperti tengah memastikan apakah ucapanku benar atau hanya asal-asalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Sorcerer
Fantasy[Fantasy & (Teen/High School) Romance] Latar : Jepang ••• Dunia sihir itu ada. Begitulah menurut pendapat Yuuki. Meski bullyan sudah seperti sarapannya, Yuuki tak peduli. Ia masih kekeh dengan pendapatnya mengenai dunia sihir itu. Sampai suatu hari...