• bab 45 •

761 130 51
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mengabaikan raut sendu Petra, Alice mulai menggerakkan jarinya, menjauhkan bola gas miliknya ke arah hutan, dengan Latro dan sang istri yang berusaha mengejar langkah Alice.

Saat Alice akan menginjakkan tanah di hutan, ia mendengar suara tangisan dari seorang bayi di tengah perang. Kepalanya bergerak ke kanan kiri, hingga menemukan seorang bayi dengan usia kira-kira satu minggu, yang tergeletak di tanah, sementara di sampingnya, sang ibu yang tidak jelas wajahnya itu sudah tak bernyawa.

"Necromancer?" bingung Alice, yang melihat warna hitam dari aura bayi itu. Ia yakin sekali, bahwa semua klan necromancer sudah tidak ada. Anggota klan necromancer terakhir adalah Lymee. Sementara sang sahabat sudah pergi.

Lalu, bayi siapa itu?

Sekelebat ingatan tentang istri Lymee yang hamil membuat Alice terdiam membatu.

Atau jangan-jangan, perempuan yang tergeletak tak bernyawa itu adalah istri Lymee? Berarti, anak itu berkemungkinan besar adalah anak kandung Lymee!

Alice ingin sekali menggapai bayi itu, namun, dua nyawa di belakangnya saat ini bisa-bisa menjadi taruhan jika lalai sedikit. Karenanya, mau tidak mau, Alice memutuskan untuk meninggalkan bayi malang itu, demi dua nyawa penting di belakangnya saat ini.

Di tengah hutan, Alice menghentikan langkah, begitu memastikan keadaan di sekitar sedikit aman. Lalu, gadis sorcerer itu berbalik, dan melihat keadaan Alisia yang nampak begitu letih, mengingat ada janin yang tengah dikandungnya.

Dengan sigap, Alice memanggil Kora, dan hewan peliharaannya yang begitu patuh itu pun langsung datang dengan siulan sekali. Tak lama, Kora yang datang dengan tubuh kecil langsung mengubah wujudnya menjadi besar, sementara ketiga penyihir itu segera naik ke bagian punggung, begitu gelembung panas yang mengepung mereka tadi dipecahkan.

Alice sendiri duduk di bagian belakang. Sembari terbang melintasi jalur udara, dia terus berusaha untuk menangkis serangan dari ratusan musuh yang tengah mengejar kepergian mereka.

Di tengah tangkis, Alice menyentuh rambut lembut Kora, memberitahukan ke mana hewan itu harus terbang, juga menyuruh untuk mempercepat laju terbangnya.

Mengerti dengan sinyal itu, Kora langsung menurut dan mengikuti kemauan Alice. Hewan itu terbang semakin cepat, lebih cepat dari saat ia membawa Alice menemui Lymee tempo hari.

Andrania, adalah tempat yang Alice tujukan. Latro dan Alisia hanya saling menatap, mengamati labirin raksasa di depan mereka, dan menatap sekitar, karena merasa asing dengan tempat tersebut. Bagaimana cara Alice menemukannya?

"Latro, Alicia, perhatikan baik-baik," titah Alice yang tengah menghadap pintu labirin.

"Oscail an labyrinth draíochta!" seru Alice, dan tak lama, Latro serta Alisia terkejut saat melihat labirin itu menghilang bak kabut, lalu berganti dengan sebuah pedesaan asri yang hanya terdapat satu buah rumah saja di tengah sana.

The Last SorcererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang