***
"Kudengar, kau tidak perlu mantra untuk mengeluarkan sihirmu," Irina memulai percakapan.
Aku dan Irina masih berada di halaman belakang akademi untuk mempelajari kekuatan air. Tepatnya, Irina lah yang akan mengajariku.
"Ya, seperti itulah. Aku harus membayangkan sesuatu terlebih dahulu untuk mengeluarkan kekuatanku," jelasku.
"Apa kau pernah mengeluarkan kekuatan air sebelumnya?"
"Aku tidak yakin, tetapi sepertinya belum pernah."
"Baiklah kalau begitu, kita mulai dari mantera dasar elemen air." Aku mengangguk.
Irina mulai fokus pada tongkatnya, begitu juga denganku.
"Stagonídia neroú!"
Di ujung tongkat Irina muncul beberapa butiran air yang kecil yang membuatku berdecak kagum.
"Sekarang, giliranmu Yuuki." Aku mengangguk.
Kuacungkan tongkatku, lalu fokus. Kubayangkan butiran air yang muncul di ujung tongkat Irina.
Kujentikkan ujung tongkatku, lalu muncul lima butiran air yang mengelilingi ujung tongkatku.
"Wah, kau hebat, Yuuki."
"Terima kasih, kau juga hebat Irina." Aku tersenyum begitu juga dengan Irina.
"Itu tidak benar. Terkadang aku merasa menjadi orang yang tidak berguna di medan pertempuran. Dibandingkan dengan elemen lain, air lah yang kurasa paling lemah." Irina menunduk.
"Serangan air tidak sekuat serangan elemen lain. Bahkan variasi sihir yang dikeluarkan sangat sedikit."
Aku merangkul bahu Irina.
"Hey kenapa jadi pesimis seperti itu? Seperti bukan Irina saja." Aku tertawa kecil.
"Semua kekuatan itu sama, Irina. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan air. Tergantung bagaimana cara kita untuk memanfaatkan hal itu."
"Jangan pesimis."
Irina tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Yuuki," ucapnya kemudian.
"Sama-sama." Aku membalas senyumnya.
"Kalau begitu, ayo kita lanjutkan latihannya!"
"Ayo!"
***
Aku melihat jam saku yang menunjukkan angka 6. Latihanku dengan Irina baru saja selesai, dan kami berpisah karena Irina masih harus mengurus sesuatu.
Aku berjalan seorang diri menuju asrama. Sesekali menanggapi orang-orang yang menyapaku. Sebagian dari mereka sudah berganti pakaian, dan sepertinya hanya aku yang belum mengganti seragamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Sorcerer
Fantasy[Fantasy & (Teen/High School) Romance] Latar : Jepang ••• Dunia sihir itu ada. Begitulah menurut pendapat Yuuki. Meski bullyan sudah seperti sarapannya, Yuuki tak peduli. Ia masih kekeh dengan pendapatnya mengenai dunia sihir itu. Sampai suatu hari...