Prolog

48.4K 782 42
                                    

Senja belum lama menyapa malam, bulan sabit menggantung di langit tanpa bintang. Pangeran Lucifer menutup jendela kamarnya, meski udara malam terasa panas malam ini. Lelaki itu ingin segera bergelung dengan sang Dewi Kecantikan yang telah menunggu di ranjang ukir bersepuh emas.

Mata sang Pangeran terkunci pada tubuh kekasihnya yang kini berbaring miring menampilkan lekuk-lekuk indah nan menggoda. Senyuman sensual wanita itu seakan memanggil Pangeran yang kian tak sabar untuk mencicipi bibir ranum dan penuh itu. Bukan, bukan hanya mencicipi, ia ingin melumatnya, merasakan lidah mereka saling membelit.

Desahan napas terdegar keras di kamar yang sengaja digelapkan pemiliknya sejak satu jam lalu. Hawa panas meliuk membuat sekujur tubuh penghuninya merasakan sensasi yang selalu dinikmatinya.

Ah ... Ah….

Deru napas terdengar semakin intens dan keras. Seiring khayalan yang memuncak dari imaji liar yang tercipta ketika fantasi mulai menutupi logika.

Sedikit lagi, ia akan merasakan kepuasan tanpa tanding yang menjadi candu agar terus mengulang hal yang sama setiap malam.

Sedikit lagi ... Ah....

PING! PING! PING!

Aplikasi jejaring Facebook terus menyalak. Saking berisiknya, menyadarkan si pemilik kalau jarum pendek sudah menunjuk angka tiga dan yang panjang melewati angka dua belas, dini hari.

PING!

Sekali lagi, Rara berdecak karena notifikasi itu muncul beruntun.

"Anjrit!"

Mulutnya mengumpat ketika jempol spontan mengusap salah satu baris pemberitahuan terbaru nongol mengagetkan. Otomatis tampilan di layar ponsel pintarnya berpindah. Sukses menghalangi adegan detak jantung berjumpalitan kala bibir sensual Pangeran Lucifer akan menempel pada pusar Dewi Kecantikan hingga menggelinjang, di cerita daring favoritnya.

Bukan hanya karena akhir pekan, semenjak bergabung di komunitas daring tiga bulan belakangan, ponsel canggih Rara dibanjiri pemberitahuan macam-macam dari situs pertemanan itu. Lelah, tapi ia tidak mau meninggalkannya. Enggan kembali jadi manusia gua. Lagipula drama yang tercipta jauh lebih menggoda daripada kesendirian selama ini. Kapan lagi bisa julidin orang tanpa harus mengumbar wajah dan identitas? Dia bisa mengucapkan kata-kata paling biadab tanpa merasa bersalah atau terhakimi.

Jempol Rara terus bergulir menyisir notifikasi kebawah.

[​There’s a popular post you may have missed from ​KPK ​✌​Komisi Pemberantas Kemalasan​✌​: “Di sini sapa yang udah pernah self publishing ceritanya? Gue butuh saran editor, nih! Tapi gue gamau kalau editornya resek motongin alur cerita gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[​There’s a popular post you may have missed from ​KPK ​✌​Komisi Pemberantas Kemalasan​✌​: “Di sini sapa yang udah pernah self publishing ceritanya? Gue butuh saran editor, nih! Tapi gue gamau kalau editornya resek motongin alur cerita gue. Japri ke gue langsung, ya?”​] ​2 s.

[​✭✶​NoMasoNoLaif​✶✭​ has a new post from ​Author Kecanduan WeBe​ on Saturday: “Apa cuma gue yang kalo bikin status hiatus ujung-ujungnya malah bikin story baru? Lo pada suka nikung cerita sendiri ga, sih, atau nikung temen lo sendiri pernah jugak :”V?”​] ​13 s.

Flirting My Boyfriend's Dad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang