Mungkin soal penguntit tadi hanya perasaan Regina saja. Ramai mall saat banyak sale ditawarkan, jadi membuat orang terlihat mengikutinya. Padahal boleh jadi hanya tujuan mereka saja yang sama. Wanita yang selalu tampil modis itu menghela napas, lalu bergelayut manja di lengan suaminya. Seulas senyum terlukis di wajah cantiknya kala menggoda dan mencubit gemas pipi anak mereka yang berada di gendongan daddy-nya.
Sementara Regina bersenang-senang menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya, Vita justru sedang gelisah di rumah mungilnya.
Single mother itu belum juga dapat balasan pesan dari Rara. WA-nya sekarang bahkan tidak bisa terkirim, padahal jaringan provider-nya bagus. Internet kencang, WA dengan yang lain pun lancar. Jangan-jangan Rara memblokir nomornya.
Vita kembali menekuri kontak yang ada di ponselnya. Ia mencari nomor lain yang ia simpan dengan nama Rara dan kode angka di belakang. Ia mencoba menghubungi nomor-nomor milik Rara yang ia tahu. Sayang panggilannya selalu berakhir dengan suara operator, "Nomor yang Anda tuju tidak terdaftar."
"Anjrit!" ujar Vita kesal, "nomornya sekali pakai doang kali, ya. Udah abis pulsa terus dibuang."
Tak mau kalah, Vita pun mencoba menghubungi Rara memakai nomor lain yang belum diketahui oleh cewek itu. Namun, berkali-kali ia menelepon tak sekalipun dijawab. Begitu pula dengan SMS dan bermacam aplikasi pesan. Meskipun terkirim, tetapi tidak diacuhkan. Tak ada balasan, padahal Vita sudah menyembunyikan identitas dirinya. Akhirnya ia menyerah untuk mencari Rara lewat WA dan telepon.
"Bu, jangan lupa ya, besok hari terakhir bayar study tour," ujar Luna saat selesai makan malam bersama.
Susah payah Vita menelan makanan di mulutnya hingga perlu didorong dengan segelas air putih dingin. Bagaimana ini, ia belum bisa menghubungi Rara untuk mendapat uangnya kembali? Sementara dana yang tersisa di dompetnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Vita berhitung cepat, kalau ia menahan diri agar tidak jajan dan berjalan kaki dari stasiun ke kantor sebagai ganti naik angkot atau ojol, mungkin masih ada uang tersisa sampai gajian yang tinggal beberapa hari lagi.
Wanita itu memasang senyum di hadapan putrinya. "Ibu baru ada 400 ribu. Kamu bayarkan dulu, ya. Nanti sisanya Ibu lunasi setelah gajian."
"Yaaah, Ibu," protes Luna. Wajah yang sebelumnya tampak manis berubah masam karena bibir yang ditekuk.
"Nanti Ibu telepon wali kelasmu, minta tambahan tenggat waktu. Lagi pula kan jalan-jalannya masih dua minggu lagi," hibur Vita sembari mengelus kepala anak gadisnya.
Vita memutar otak agar bisa segera menemukan Rara. Sebuah ide terlintas untuk mengunjungi aplikasi yang mempertemukan mereka, Wattpad. Penulis aktif seperti Rara pasti sering mengunggah kelanjutan ceritanya. Meskipun Vita sudah pamit mundur dari dunia yang membuatnya sempat bersinar, untung saja ia belum menghapus akun miliknya.
Ibu satu anak itu segera masuk ke akun wattpad-nya lalu mencari profil Rara untuk mengirim pesan pribadi. "User not found" tulisan yang terpampang di layar ponselnya. Vita sudah di-mute dari akun utama milik Rara.
"Aaaargh!" seru Vita kesal sambil memijat kening, "ngajak perang beneran ni orang."
Tak kekurangan akal, wanita itu mencoba akun-akun clone Rara yang ia tahu. Vita ingat teman virtual-nya itu sering mem-blow up cerita anggota Queen Wannabe pakai akun sampingan. Namun, yang ia temui nasib serupa. Akun Vita telah diblok.
Wanita berusia pertengahan tiga puluhan itu membuat akun Wattpad baru. Kemudian ia mengirim pesan pribadi ke akun utama Rara. Bukan dibalas, akun barunya malah kena blok juga. Vita meradang, dia menulis di dinding semua akun clone cewek itu sekaligus. Bahkan Vita sengaja menulis komentar pada cerita yang baru diunggah akun sampingan mahasiswi itu. Namun, semua usahanya di Wattpad tidak juga mampu mengeluarkan Rara dari persembunyian.
Sekali lagi Vita minta bantuan Regina, tetapi sama saja. Selebgram cantik itu tetap tidak mau ikut campur katanya.
Bukan tanpa alasan Vita mencari Rara walaupun sampai ke lubang semut. Cewek itu sudah mengambil uangnya. Yah, mungkin buat orang seperti Regina jumlah dua juta itu hanya uang jajan sehari. Namun, bagi Vita, dua juta itu sepertiga jumlah gaji dan lemburannya sebulan. Uang segitu sangat berarti untuknya.
Vita beralih ke sosial media Rara, mulai dari FB, Twitter, sampai IG. Ternyata semua akun Vita sudah diblok oleh pendiri Queen Wannabe. Mantan ratu roman Wattpad itu mencoba berbagai cara untuk mengeluarkan Rara dari persembunyiannya. Ia membuat akun baru, tetapi permintaan pertemanannya di semua sosial media itu tidak di-approval si empunya. Sayangnya Rara juga terlalu pintar, akun IG miliknya digembok dan disetting hanya bisa dilihat oleh teman. Vita sama sekali tidak bisa melihat postingan gadis itu, apalagi untuk mengirim pesan dan menulis komentar.
Emosi Vita rasanya akan meledak. Sudah hampir seminggu ia menghabiskan malam untuk men-stalking Rara, tetapi semua usahanya seolah tidak berarti. Gadis mahasiswi itu bagai ditelan pusaran Segitiga Bermuda.
"Pasti ada celah. Sepandai-pandai tupai melompat suatu saat akan terjatuh juga," gumam Vita menyemangati dirinya.
Blink. Sebuah memori muncul dari ingatan terdalam Vita. Membuat Vita segera mengambil ponsel. Semangat Vita kembali menyala untuk menelusuri keberadaan Rara.
240620
Ke mana ngilangnya Rara!? Kira-kira apa Rara juga bakal kena batunya? Tungguin lanjutannya, guys. Sambil nunggu jangan lupa vote and comments dulu y 😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirting My Boyfriend's Dad [END]
RomanceThis story is for 18+, you've been warned. Dosa ditanggung oleh yang seharusnya bertanggung jawab. Hannah adalah sosok yang sempurna. Cantik, populer, bahkan berpacaran dengan Aarron si bad boy seksi yang menjadi incaran semua perempuan. Aaron menci...