48 - It's Show Time

555 28 1
                                    

Sejenak Vita skeptis ketika akhirnya bertemu laki-laki jangkung berdiri di parkiran Kantor Kepolisian Resor Kota Metro Bekasi, tampak menunggunya.

Mendengar curhatannya perihal pengibulan Rara, Vita makin merinding dengan sosok yang selama ini menjadi rekan seperjuangan penulis terkenal Wattpad. Bisa-bisanya cewek abal-abal itu sanggup menggaet laki-laki tulen mana pun dan tunduk jadi bucin rugi jutaan rupiah.

Jika diperhatikan memang Andre berperawakan lelaki metroseksual. Memiliki daya tarik seksual anak muda ala perkotaan. Setelan kaos polos berjaket military bomber dipadukan celana jeans hitam jenis skinny fit, terbilang modis. Vita bertaruh lelaki di hadapannya punya modal cukup besar untuk memperkarakan kasus ini ke pengadilan jika dibutuhkan. Mungkin hal itu yang juga menjadi sasaran empuk Rara.

Langkah Vita kembali menganyun. Jika dinalar mana mungkin lelaki itu akan berbuat macam-macam padanya. Kesampingkan berpraduga negatif, ia mengangguk begitu bersemuka dengan Andre yang menghampirinya mengajak bersalaman lantas berucap, "Andre Baskara, korban penipuan Rara Cewek Penipu." Ia tertawa getir saat melafalkan kata cewek.

Vita tampak sedikit kikuk membalas jabat tangan itu. "Vita, pengguna VitaLuna, sama-sama ditipu. Yang kamu kira aku lesbian sama Rara."

Andre tersenyum kecut, lalu tanpa basa-basi memperlihatkan berkas laporan dan menggiring Vita segera memasuki kantor polisi. Hal itu membuat ketegangan Vita agak mereda. Ditambah raut pemuda yang ditaksir sekitar dua puluh tujuh-an itu sangat serius mengusut agar kasus si Rara brengsek itu kelar.

"Kita langsung ke bagian SPKT. Tahu kan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu? Buat ngurusin pengaduan atau laporan keluhan masyarakat." Andre memulai.

"Iya. Semoga laporan kita segera ditindaklanjuti." Vita mengangguk. Ia tentu saja tahu kalau SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan atau pengaduan masyarakat. Termasuk memberikan bantuan dan pertolongan, serta pelayanan informasi. Seperti pada saat melaporkan bahwa Luna sempat menghilang seharian dan tidak bisa dihubungi.

"Tenang, aku udah punya banyak bukti. Mana mungkin polisi membiarkan orang berbahaya seperti Rara." Lelaki itu berdecak mencibir, masih sangat geli memanggil seorang laki-laki dengan nama perempuan.

Selanjutnya, setelah pihak kepolisian menerima laporan mereka berdua, seorang penyelidik lekas memberikan surat tanda penerimaan laporan pengaduan kepada yang bersangkutan.

Setelah laporan polisi dibuat, terhadap Vita dan Andre, mereka akan dilakukan pemeriksaan yang dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi Pelapor.

Dengan adanya bukti-bukti kuat dari Andre terutama termasuk berkas yang Vita siapkan, akhirnya laporan penipuan oleh Rara mulai diproses. Begitu juga kumpulan bukti dari para korban lain yang juga Andre dapatkan dari menghubungi korban satu per satu. Meskipun beberapa korban enggan lagi mengusik kasus itu, selain malas berurusan lebih jauh, pun justru melelahkan batin.

Selesai di tahap itu, Vita dan Andre berpisah. Namun, mereka berjanji saling berhubungan jika membutuhkan kabar tentang hasil atau pun berita terkait.

Karena untuk sementara prosesnya membutuhkan waktu lebih panjang, Vita harus meyakinkan diri tetap melangkah ke depan. Ia harus siap mental apa pun yang terjadi.

Bagaimanapun saat ini ia butuh uang segera. Pendaftaran study tour Luna tinggal beberapa hari lagi. Vita kembali memutar otak sembari menggulirkan daftar kontak di ponselnya.

Kira-kira siapa yang bisa ia mintai berutang. Sejenak jempolnya berhenti di nama Hubby. Ia berdecak dan menggeleng. Lalu kembali menggulirkan layar hingga berhenti di nama kontak saudaranya. Logo gagang telepon pun ia tekan. Tak lama suara perempuan hangat dari seberang menyapa Vita.

Flirting My Boyfriend's Dad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang