Written by: @shireishou
Esta terkekeh tertahan ketika berhasil menekan tombol buy berulang kali. Tiga angka yang tertera di belakang kartu adalah angka keramat baginya.
Entah sudah berapa barang berhasil dipesan, sebelum sebuah peringatan muncul di atas layar.
Esta tak mengerti apa arti peringatan "Limit bulanan telah tercapai." Apakah kartu kredit punya batasan? Selama ini Esta berpikir bisa menggesek atau menggunakan kartu kredit kapan pun dan di mana pun seperti yang sering ia baca di Wattpad.
Gadis itu merutuki kartu ibunya yang kini sudah tidak berguna lagi. Padahal masih ada sekitar lima atau enam barang lagi yang dia idam-idamkan. Namun, Esta harus tenang. Yang paling penting, tagihan ke penerbit sudah dibayar lunas.
Senyum manis kini menghias wajah. Kedua tangan Esta diregangkan ke atas sembari menghirup udara dari pendingin ruangan yang segar. Ah, ternyata punya kartu kredit memang menyenangkan. Tidak perlu pusing menabung. Semua masalah selesai hanya dengan memasukkan sederet angka keramat.
Tinggal menunggu barang-barangnya sampai, maka semua akan menjadi lebih indah. Ah, Esta harus mengosongkan beberapa tempat demi masuknya BJD yang tentu ukurannya tidak kecil itu. Saat ini BJD-nya masih tersimpan rapi di kotaknya. Mungkin di lemari kaca tempatnya biasanya memasang CD dan merchandise Jungkook.
Namun sebelum itu, Esta harus mengembalikan kartu yang sempat dipinjamnya dari kamar Mama secepatnya. Dengan langkah mengendap, gadis itu menengok ke kanan dan ke kiri memastikan Mama masih tidak ada di rumah.
Kamar Esta dan adiknya ada di lantai dua, sementara kamar orang tua mereka ada di lantai satu. Memang agak jauh, tapi selama tidak ada orang di rumah, harusnya semua akan baik-baik saja saat ia nanti mengembalikan kartu kredit itu ke tempatnya semula.
Esta beruntung, Mama adalah tipe orang tua yang tidak pernah mengunci pintu kamar dan lemarinya. Esta bisa bebas keluar masuk kamar Mama yang sering mengajaknya ngobrol kapan pun. Saat itulah Esta tahu di mana Mama menyimpan kartu kredit kedua yang jarang dibawa pergi itu. Mama menyimpannya di dalam lemari di laci kedua. Ah, menjadi anak kesayangan memang menyenangkan!
Dimasukkannya kartu itu ke saku celananya. Dengan sangat berhati-hati ia menuruni tangga dan tidak mau menimbulkan suara apa pun. Yak, tinggal sedikit lagi, maka semua rencana akan selesai.
Jantung Esta berdentam hebat ketika mendengar suara pintu depan terbuka. Dia langsung menegakkan tubuh dan berpura-pura berjalan kembali ke kamarnya.
"Dari mana?" Suara menyebalkan itu terdengar.
"Er … Ngambil minum," jawab Esta sekenanya. Ia benci sekali Freddy yang selalu merong-rong ketenangannya itu.
Alis pemuda itu bertaut dalam. "Airnya mana?"
Esta menyadari tangannya tak membawa apa pun. "Aaah, berisik! Kamu bikin aku pusing!"
Suara decakan terdengar nyaring, "Ya ampun, kakakku memang sudah fix IQ-nya jadi jongkok plus pikun."
Tanpa sadar Esta mengayunkan tinjunya ke wajah adiknya kuat-kuat, tapi meleset. Suara tawa membahana mengiringi langkah adiknya naik ke atas dan menghilang di balik pintu kamarnya.
Esta mengusap wajahnya frustrasi. Adiknya benar-benar menyebalkan. Kenapa dia tidak ditakdirkan menjadi anak tunggal saja? Mungkin biaya sekolah dan makan adiknya bisa dialihkan untuk membeli merchandise BTS atau bahkan nonton konser mereka di Korea.
Mantab jiwa!
Tiba-tiba Esta tersadar dari lamunannya. Dia harus menunaikan tugasnya sebelum Mama pulang. Sial! Kenapa adiknya selalu tahu cara membuat kesenangannya buyar!
Setelah memastikan Freddy sudah masuk ke kamar dan mulai menyetel lagu Barat kesukaannya, Esta kembali turun menuju kamar Mama.
Aman.
Dengan berjingkat gadis itu masuk, lalu menutup pintu kamar tanpa suara. Dengan tergesa, Esta langsung membuka lemari dan meletakkan kartu di tempatnya semula. Tak lupa dia sudah menghapus semua sidik jari di kartu itu dengan sapu tangan. Sempurna!
Senyum licik tersemat di wajah manisnya. Esta merasa dirinya memang cerdas!
Tak sampai lima menit, Esta sudah kembali merebahkan diri di atas kasur. Lalu tiba-tiba ia berguling dan mendekap dakimakura dengan gambar Jungkook erat-erat. Kepalanya dipenuhi bayang-bayang kebahagiaan kala satu per satu barang yang dipesannya akan datang.
Ah, dia harus segera membuat altar untuk boneka barunya. Esta segera bangkit dari kasur dan bergerak ke arah lemari. Dengan sangat hati-hati dia menurunkan barang-barang kesayangannya ke atas kasur. Menyusun, menumpuk, dan memasukkannya dengan hati-hati ke lemari lain bersama barang-barang yang hanya dibeli, difoto sekali, lalu disimpan tanpa pernah dilihat lagi entah sampai kapan.
Esta sesekali bersenandung kala mengelap lemari kacanya sebagai polesan terakhir.
Selesai!
Satu ruang kosong siap untuk dipakai sebagai rumah BJD Jungkook. Dengan sangat hati-hati, Esta mengeluarkan bonekanya dari kardus dan meletakkannya di lemari. Ah, betapa indahnya ketika Esta membuka mata, hal pertama di matanya bukan dakimakura Jungkook yang ternoda ilernya. Akan tetapi, BJD berwajah tampan dengan senyum sempurna dan memesona.
Ya, Tuhan! Hidup Esta terasa begitu sempurna.
Tiba-tiba gawainya berbunyi. Sebuah pesan masuk ke Whatsappnya.
Penerbit Maju Bersama :
Ini foto naskah Kakak yang siap dijilid. Semoga dua atau tiga hari kedepan sudah siap dikirim. Semoga laris dan bisa nyetak di kami lagi, ya!
Kesempurnaan bertambah dengan berita barusan. Segera ia menyebarkan berita itu di sosial medianya. Membungkam semua orang yang sempat menuduhnya sebagai seorang penipu.
Ucapan selamat dan minta maaf mengalir deras. Esta bisa menyelesaikan semua masalah itu kurang dari seminggu tanpa bantuan siapa pun, termasuk Rara! Betapa hebat dirinya!
Esta mencebik dan mengangkat kepalanya angkuh ke arah cermin. Dia sudah punya fanbase yang besar. Semua orang akan tergila-gila pada karyanya. Mereka akan rela mengeluarkan berapa pun uang demi membeli buku-bukunya.
Pundi-pundi uang akan mengalir lancar ke rekeningnya. Lalu merchandise BTS apa pun akan mampu dibelinya dengan mudah.
Sayangnya, surga dunia bagi Esta harus terusik dengan suara lengkingan tinggi seseorang memanggil namanya.
Lupa update kemaren gegara si bayik sakit demam dan mu***h setiap habis maem. Hiks... Sakit 2 hari aja keliatan lebih kurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirting My Boyfriend's Dad [END]
RomanceThis story is for 18+, you've been warned. Dosa ditanggung oleh yang seharusnya bertanggung jawab. Hannah adalah sosok yang sempurna. Cantik, populer, bahkan berpacaran dengan Aarron si bad boy seksi yang menjadi incaran semua perempuan. Aaron menci...