Vita merasa semua tidak masuk akal. Uang dua juta buatnya bukan jumlah yang kecil. Dia harus banting tulang untuk mengumpulkan uang sebesar itu. Lagi pula, Luna harus berekreasi. Satu-satunya kebahagiaan yang bisa dia berikan setelah anak gadisnya mengalami peristiwa buruk dengan pria hidung belang beberapa waktu lalu.
Wanita itu mengacak rambutnya kasar. Dia harus menemukan jalan keluar segera! Dia harus tenang!
Dengan langkah tergesa, Vita menuju dapur dan menyeduh kopi pahit. Mungkin sedikit kafein mampu membuat otaknya menjadi lebih segar.
Luna sudah mendapat teguran dari wali kelas agar segera membayarkan 600 ribu untuk pelunasan biaya study tour. Vita waktu itu baru membayar 400 ribu sebagai DP, sambil meminta tenggat waktu untuk melunasinya. Ya ampun, mengapa ada banyak sekali biaya di saat ia baru kirim uang untuk bapaknya yang sakit di kampung.
Dasar Rara brengsek! Ke mana cewek itu menghilang? Vita rasanya ingin memaki dengan keras. Bagaimana bisa semua orang sama saja kalau sudah urusan pinjam-meminjam. Memelas dan manipulatif saat meminjam, kemudian menghilang seperti ninja saat ditagih.
Sayang, Rara bukan tipe yang ngegas saat ditagih. Itu akan jauh lebih mudah, karena Vita yakin dengan kemampuan julid dan ngegasnya tidak akan kalah dari wanita mana pun di muka bumi. Pemilik utang yang berani mangkir membayar utang padanya pasti akan menerima akibatnya! Belum tahu si Rara akibatnya karena berani mengusik seorang janda pas-pasan lagi butuh duitnya dibalikin!
Air hangat sudah bersatu padu dengan bubuk berwarna hitam pekat. Pahitnya pas! Dengan begini kepala Vita bisa berpikir lebih jelas.
Untuk mendapatkan uang dari Rara, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menemukan di mana makhluk berengsek itu berada. Vita hendak membaca ulang chat group, tapi sudah dihapusnya. Sial! Harusnya dia tak segegabah itu.
Namun, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Vita menyeret kursi makan dan duduk dengan tenang. Kopi yang masih mengepulkan asap terletak di sebelah kanan.
Dibukanya sebuah lembar chat di Whatsapp. Sudah cukup sering dirinya dan Rara bertukar pesan melalui jalur pribadi. Tadinya Vita berpikir Rara melakukan ini hanya pada dirinya. Namun, mungkin saja Rara sengaja menghubungi yang lain diam-diam. Mengambil kepercayaan masing-masing dan BOOM! Jadilah penipuan.
Kali ini Vita tak kuasa untuk tidak mengumpat. Betapa bodoh dia bisa terjebak dalam akal bulusnya. Mata wanita itu bergerak-gerak menyusuri setiap pertukaran kalimat di sana.
Alis Vita mengerut. Tidak ada yang istimewa. Rara kebanyakan hanya memberinya saran agar jadi lebih terkenal. Sesekali dia curhat tentang betapa pelit orang tuanya.
Tiba-tiba jempol Vita berhenti. Dipandangnya sebuah kalimat yang kini terasa janggal.
Rara :Akhirnya aku bisa punya sepeda motor yang aku impikan sejak lama!!
Vita :
Motor?
Rara :
Gileeee! Akhirnya bisa juga dapat nih motor. Enggak pakai cicilan pula! Kurang mantab apa!
Dulu, Vita mengabaikan semua ocehan Rara. Dia hanya mencebik melihat motor sport besar keluaran terbaru. Bagaimana mungkin seorang cewek suka punya motor dengan body besar itu. Tentu sangat merepotkan. Pasti Rara hanya berdusta untuk menyombongkan diri.
Akan tetapi, saat ini, rasanya semua terasa tidak masuk akal. Membeli motor yang mahal itu dengan cash? Uangnya yang tak dikembalikan … membuat Vita semakin merasa tak enak.
Apa Rara menipu banyak orang demi meluluskan impiannya punya motor sport itu?
Tiba-tiba sebuah dejavu muncul di benar Vita. Sesuatu mengusiknya. Foto motor dengan latar belakang rumah kecil itu tampak familier. Dia pernah melihatnya di suatu tempat.
Sebuah platform yang mungkin akan membuktikan apakah motor itu benar-benar milik Rara. Saat itulah mata Vita membeliak karena melihat sesuatu.
280620
Kemaren lupa up. Tungguin lanjutannya ntar malam yaa. Double up ini 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirting My Boyfriend's Dad [END]
RomanceThis story is for 18+, you've been warned. Dosa ditanggung oleh yang seharusnya bertanggung jawab. Hannah adalah sosok yang sempurna. Cantik, populer, bahkan berpacaran dengan Aarron si bad boy seksi yang menjadi incaran semua perempuan. Aaron menci...