Om, I Love You

1K 17 0
                                    

"Ya?" Vita akhirnya memberanikan diri mengangkat nomor tak dikenal itu.

Suara laki-laki rendah penuh wibawa terdengar di seberang sana.

"Saya Budi, Kasubbag Kapolresta Jakarta Selatan."

Sesaat Vita bisa yakin kalau jantungnya berhenti untuk beberapa detik. Ada apa polisi menelepon ke nomor pribadinya? Apakah ini penipuan?

"Dari mana saya yakin kalau Anda benar-benar Polisi?" Vita biasanya akan langsung memutus sambungan telepon. Namun, kali ini, intuisinya menahannya untuk melakukan itu. 

"Saya menggunakan nomor kantor. Lagipula, Ibu bisa langsung datang ke Polsek Jakarta Selatan sekarang. Anak ibu yang bernama Luna Artalyta sedang ada di sini."

Kali ini Vita benar-benar yakin kalau tidak hanya jantungnya yang berhenti bekerja, otaknya juga tak mampu lagi memproses berita. 

"Halo? Bu Vita?" Budi beberapa kali memanggil nama wanita itu ketika tak ada reaksi terdengar.

"Eh? Ya?" 

"Ibu tidak apa-apa?" Budi tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. 

"Lu-luna kenapa, Pak?" Kali ini hanya suara bisik lirih penuh kecemasan yang terdengar. Vita benar-benar seperti boneka rusak.

"Ibu diharapkan datang secepatnya. Saya tidak bisa ceritakan detailnya lewat telepon. Namun, anak ibu telah ditemukan tengah berada di kamar hotel bersama pria hidung belang."

Seperti disambar petir, Vita bangkit dari duduknya. Sebenarnya dia ingin berteriak tidak mungkin! saat itu juga. Akan tetapi, sisi lain hatinya sudah bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi. 

Hanya ucapan basa-basi seperti menanyakan alamat dan salam penutup, sebelum akhirnya Vita berlari menuju kamarnya dan menyambar kunci motor. Dia bahkan tak melihat di kaca eyeliner murah miliknya melunturi pipi ketika tanpa sadar, air mata mengalir tanpa henti.

Vita ingin melajukan motornya dengan cepat menuju kantor polisi. Namun tangannya bergetar hebat. Tidak mungkin wanita itu bisa mengendarai motor dalam kondisi seperti ini. Dengan napas tersengal dia membuka gawai dan membuka aplikasi yang nyaris tak pernah dibukanya.

Susah payah dipesannya sebuah taksi daring. Toh hanya perlu membayar 140.000. Memang bukan jumlah yang sedikit. Namun, masih jauh lebih baik daripada kemungkinan Vita harus masuk dan terselip di antara roda truk yang melindasnya karena tidak fokus menyetir atau membonceng ojek. 

Menanti titik hijau itu datang ke tempatnya berdiri rasanya seperti berabad-abad. Vita masih terus merasa tubuhnya bergetar hebat membayangkan apa yang dilakukan putri tunggal kesayangannya di dalam kamar hotel dengan laki-laki hidung belang. Jadi benar laki-laki itu menjadikan Luna sebagai sugar baby-nya? Apa dia sudah beristri? Atau bahkan sudah punya anak seusia Luna? Dasar bajingan! 

Kenapa Luna bisanya terpedaya?

Satu denyutan besar terasa menggerus dadanya. Vita tak mampu lagi membohongi nurani sendiri tentang siapa yang harus dipersalahkan.

Dirinyalah yang paling ikut andil dalam terjerumusnya Luna ke dalam lembah nista itu. Vita yang meromantisasi kisah cinta dua insan berbeda usia dengan iming-iming harta serta cinta dan bukan atas dasar hubungan sah pernikahan. 

Vita yang menulis bahwa tidak mengapa berhubungan tanpa status, selama ada cinta antara keduanya. Meski harus bersembunyi dari istri sah sang pria, atau sekadar pelampiasan nafsu sesaat.

Ya, Tuhan! Apa yang telah dilakukannya? Berapa banyak remaja di luar sana yang juga berfantasi ingin memiliki sugar daddy seperti Om, I Love You karangannya? Berapa banyak remaja yang mungkin sudah jatuh menjadi sugar baby berkat tulisannya?

Vita tak mengerti dosa. Dia bukan seorang yang beragama dengan taat. Namun, dia kini yakin, Tuhan sedang menegurnya dengan keras. Menamparnya dengan telak.

Tulisan dengan isi amoral, meski dibalut semanis apa pun, tetaplah amoral. 

Vita kini sadar hal sederhana. Jika ia membayangkan Luna menjadi protagonis ceritanya, akankah dia rela?

Sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti di hadapannya. Vita pun naik dan mengempaskan diri ke dalam.

 Vita pun naik dan mengempaskan diri ke dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

200620

Apa yang sebenarnya terjadi sama Luna? Tunggu next chapter, ya!

Flirting My Boyfriend's Dad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang