De Julid -2- La Vie Luna

20.3K 250 20
                                    

Written by AstieChan

Nurvita Kumala menggenggam ponsel di tangan kanan kuat-kuat, sementara tangan kirinya menopang tubuh dengan bergelantungan pada pegangan di bagian atas gerbong KRL commuter line. Sebuah earphones tergantung di telinga.

Kondisi KRL yang penuh sesak setiap jam pergi dan pulang kerja sudah biasa bagi Vita. Tak jarang ia harus mendorong atau didorong oleh orang lain yang memaksa naik meski KRL sudah penuh. Tentu saja menunggu kereta berikutnya berisiko terlambat kerja maupun tiba di rumah.

Wanita bertubuh gempal itu tak mungkin mengeluh, moda transportasi ini adalah yang paling murah dan mudah baginya untuk menuju ke kantor di kawasan Kebon Sirih, Jakarta. Ia hanya bisa membuat perjalanannya terasa lebih nyaman. Mendengarkan musik, membuka media sosial, atau membaca cerita di platform digital adalah hal yang biasa ia lakukan, selain bergosip secara daring dengan beberapa temannya.

Seperti saat ini, setelah Vita mendapat posisi berdiri yang cukup nyaman, ia langsung mengirim pesan WhatsApp kepada seorang koleganya di kantor.

Seperti saat ini, setelah Vita mendapat posisi berdiri yang cukup nyaman, ia langsung mengirim pesan WhatsApp kepada seorang koleganya di kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vita
Tebak, siapa yang tadi gue liat lagi masuk ke mobil Pak Andre di coffee shop depan kantor?
M E L I

Ismi
Sumpah lo? Jangan-jangan cuma mirip bajunya.

Vita
Mata seorang Vita ga mungkin salah liat kalo soal beginian. Kan gue udah pernah bilang ma lo. Si Meli tu keliatannya doang kalem, padahal mah player. Ga tanggung-tanggung si boss pula yang dia sosor.

Ismi
Masa sih? Mungkin Meli cuma numpang kali. Soalnya tadi dia pamit Mba Elsa mau ke Sarinah ketemu sama orang pajak.

Vita
Hello?! Kalo emang numpang mah ngapain naik dari coffee shop. Kenapa nggak dari parkiran, coba?

Ismi
Hmmm, iya juga sih. Gue nggak nyangka Meli ternyata begitu. Pantesan Pak Andre belain dia mulu.

Vita tersenyum, puas karena temannya telah termakan hasil analisis asal-asalan yang ia buat.

Setibanya di rumah, tak banyak yang Vita lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah, tak banyak yang Vita lakukan. Tubuhnya sudah lelah, menuntut istirahat. Namun begitu, ia tetap melakukan sesuatu yang tak pernah ia lewatkan, mengecek Luna - putri satu-satunya yang kini beranjak remaja. Meski sesibuk apa pun, Vita selalu menyempatkan diri mengobrol dengan anaknya menjelang tidur. Ia tidak ingin melewatkan perkembangan anaknya, terutama setelah perpisahan dirinya dengan sang suami.

Flirting My Boyfriend's Dad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang