Le Pacs Revisi - 8. Who Is He?

11.4K 349 9
                                        

Kalau ada typo tandain ya :*



Suzy berjalan menuju meja resepsionis menggunakan kemeja berlengan panjang dengan motif bergaris warna pink pastel dipadukan dengan rok pendek dengan warna baby pink berbahan satin bridal yang mengkilap, kakinya dibalut dengan sandal high heels serta sling bag berwarna senada dengan bajunya. Walaupun terkesan simple, tapi Suzy bisa menebak jika semua yang ia pakai dari atas sampai bawah jika ditotal harganya akan sangat mahal atau bahkan mungkin dalaman yang ia gunakan pun sangat mahal, kalau saja bukan karena dibelikan oleh pria semalam Suzy tidak akan pernah memakai pakaian berharga fantastis seperti ini seumur hidupnya.

Tiba di meja resepsionis wajah kedua wanita yang tengah berjaga itu menatap Suzy dengan ekspresi seolah mereka sudah mengenal Suzy, ah lebih tepatnya ia tahu Suzy datang bersama siapa kesini.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya salah seorang wanita resepsionis dengan suara yang sopan.

Suzy mengeluarkan amplop putih dari dalam tas miliknya lalu menyerahkannya kepada wanita itu.

"Saya dari kamar 1033, bisakah saya minta bantuan anda untuk memberikan amplop ini kepada pemilik kamar tersebut?" wanita itu sedikit terkejut, lalu kembali menyodorkan amplop itu kepada Suzy.

"Maaf nona, anda bisa memberikannya sendiri kepada tuan" Suzy tersenyum lalu kembali menyodorkannya kepada wanita tadi.

"Saya tidak tahu dia siapa, lagi pula saya tidak mengenalnya jadi saya menitipkannya di sini saja, anda bisa memberikannya saat pria itu datang ke sini lagi, terima kasih"

Tanpa menunggu respon dari penjaga resepsionis Suzy membungkukkan sedikit tubuhnya lalu berlalu pergi, ia tak ingin berurusan dengan pria itu lagi. Pria iblis, psycopat mesum yang seperti rolercoaster, Suzy benar-benar tak bisa menebak lelaki itu baik atau tidak, tapi yang suzy tau ia tidak boleh berurusan dengan pria itu lagi. Ah tidak, lebih tepatnya iblis itu.

                           📃📃📃📃

Sembari menggenggam tali sling bag yang ia kenakan, Suzy sedikit berlari dengan senyum lebar yang nampak di bibirnya. Senyumnya semakin lebar hingga memperlihatkan rentetan giginya ketika bola matanya menangkap bayangan pria yang sudah sangat ia kenal.

"Dokter Xiong" teriaknya nyaring membuat orang yang ia panggil seketika menoleh, bibir pria itu ikut terangkat tapi seketika senyumnya hilang saat matanya melihat wajah pucat Suzy yang sudah berdiri tepat di depannya.

"Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu pucat seperti ini?" Tanya Dylan. Tangannya terangkat menyentuh wajah Suzy memastikan apa wanita itu tengah demam atau sakit sejenisnya sehingga membuat wajahnya yang selalu bersinar menjadi sepucat ini.

"Tidak terjadi apa-apa denganku kak, aku sudah mendapatkan uangnya" ucap Suzy mengalihkan pembicaraan dengan senyum lebar yang sengaja ia buat untuk menenangkan Dylan. Dylan pun ikut tersenyum tapi ia tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya akan wanita ini, dari mana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan cepat? Dan lagi___ada apa dengan wajah pucat wanita ini?

"Dari mana kamu mendapatkan uang itu?" Tanya Dylan dengan tatapan penuh selidik yang sukses membuat Suzy panik. Pria ini tidak boleh tau apa yang telah Suzy lakukan demi mendapatkan uang ini, Suzy yakin saat lelaki itu tau alih-alih marah atau kecewa lelaki itu pasti akan lebih menyalahkan dirinya sendiri.

Suzy sedikit mengeratkan syalnya yang di tinggalkan wanita kebersihan untuknya menutupi bekas merah di lehernya, ia harus berterima kasih kepada wanita itu yang sangat baik padanya.

"Aku mendapatkan pinjaman dari teman lamaku kak, kakak tidak perlu khawatir"

"Ada apa dengan lehermu? Kenapa kamu memakai syal di musim panas?" Tanya Dylan lagi, ia mencoba memegang syal yang Suzy kenakan namun segera Suzy tempis dengan berpura-pura membenarkan letak syalnya.

Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang