Le Pacs Revisi - 19. Not A Old Man

5.6K 256 11
                                        

Karena aku lagi baik hati jadi langsung aku kasih 2 part dalam sehari loh ini , muehehe

Kalo ada typo tandain ya :*







Jam istirahat makan siang pun akhirnya tiba.

Sosok wanita yang kemarin membantu Suzy saat ia mabukpun berjalan dengan langkah lebar menghampirinya, wajahnya nampak sangat khawatir.

"Kamu baik-baik saja Suzy? Kemarin kamu mabuk berat" mendapatkan pertanyaan seperti itu Suzy tersenyum simpul.

"Tidak apa-apa eonni, Dylan oppa sudah menceritakannya padaku. Terima kasih untuk kemarin"

Wanita berambut pendek sebahu itu tersenyum tulus lalu mengusap punggung Suzy dengan lembut.

"Tidak apa-apa, teman kan harus saling membantu, dan lagi____jangan memanggilku eonni, aku tidak setua itu__" wanita itu terkekeh lalu menambahi. "Cukup panggil aku Jihyo saja" ucapnya.

Wajah Suzy nampak tidak enak hingga ia bersuara.

"Emm___umur berapa?" Wanita bernama lengkap Park Jihyo itu terkekeh lalu menjawab.

"Baru bulan Pebruari kemarin usiaku 24" wajah Suzy seketika terkejut karena ternyata mereka seumuran. Ia kira Jihyo akan sedikit lebih tua darinya.

"Ternyata kita seumuran. Maaf ya" Jihyo kembali tertawa. "Aku akan memaafkanmu setelah kamu menceritakan pria yang menjemputmu kemarin" katanya sambil mengedipkan matanya menggoda yang membuat alis Suzy bertautan bingung, sesaat ia sadar lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ia yakin pria yang Jihyo maksud adalah Dylan. Pria itu hanyalah seorang Dylan tapi mengingat rentetan kejadian yang baru ia alami bersama pria Wang itu membuatnya merasa canggung terlebih karena kejadian di boutique tadi. Ia yakin pegawai itu memberikan underwear atas permintaan Dylan karenanya ia menjadi agak canggung ketika mengingat lelaki itu.

Sesampainya di kafetaria mereka harus mengantre terlebih dahulu untuk mendapatkan makan siang. Ini pertama kalinya Suzy ke kafetaria kantor karena kemarin mereka makan di luar.

Setelah sekian lama mengantre akhirnya sampai juga pada giliran Suzy, ia membawa satu nampan menu makan siang yang di sediakan kafetaria hari ini lalu berjalan menuju barisan kursi yang sudah dipenuhi oleh para karyawan lain. Kata Jihyo kafetaria selalu menyediakan makanan yang berbeda setiap harinya dan semua makanannya sangat enak karena itu sebagian besar karyawan selalu menghabiskan waktu makan siang untuk makan di kafetaria alih-alih makan di luar.

Di sekumpulan kursi dimana Jihyo berada, wanita itu melambaikan tangannya kepada Suzy yang nampak kebingungan mencari kursi, ia memberi isyarat agar Suzy duduk bersamanya dan nampaknya wanita itu memahaminya sehingga ia tersenyum lalu berjalan ke arahnya.

Tepat di samping wanita itu terdapat kursi kosong, kursi yang sepertinya memang segaja wanita itu sisakan untuk Suzy dan disanalah Suzy akhirnya duduk.

Meletakkan makanan dan minumannya di atas meja, Suzy mulai berdoa sebelum akhirnya mulai menyuapkan sesuap makanan dan sesaat itu juga ia bisa merasakan daging pork yang meleleh di dalam mulutnya, Jihyo benar ini sangat enak.

"Jadi dia siapamu? Pacarmu?" Ditengah acara makan mereka Jihyo tiba-tiba saja kembali menanyakan pertanyaan yang belum Suzy jawab membuat Suzy terkekeh karena ia mengira Jihyo sudah lupa, ternyata tidak. Bahkan mulutnya masih dipenuhi makanan tapi dia sudah menodongnya dengan pertanyaan.

Suzy menggelengkan kepalanya karena di mulutnya masih terdapat sisa makanan baru setelah menelannya ia menjawab.

"Bukan, dia hanya dokter yang menangani ibuku di rumah sakit" Jihyo menatap Suzy dengan tatapan tidak percaya, keningnya mengernyit dengan alur muka seperti meremehkan.

Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang