Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité) ✔

Le Pacs Revisi - 12. Just Forget It

Buat yang nanyain "kapan suzy ketemu myungsoo? Perjanjian apa yang akan mereka miliki nantinya?" Wkwk yang sabar ya karena itu lumayan masih lama, untuk ketemunya suzy dan myungsoo masih ada sekitar 10 part lagi baru mereka akan benar-benar bertemu, aku sengaja membuat alur cerita ini panjang, pertama karena cerita ini tidak hanya di up di watty tapi juga di satu platform lainnya jadi aku sengaja ngisi -+ 1000 word tiap partnya , yang kedua aku memang sengaja membuat alur yang lama dan sengaja aku fokuskan ke suzy dan juga dylan di part awal, tapi untuk kedepannya di lihat saja nanti. Wkwk
Btw part ini lebih panjang loh.

Kalo ada typo tandain ya :*

Suzy yang baru keluar dari kamar mandi dikejutkan oleh keberadaan Dylan yang ternyata sudah menunggunya di depan pintu keluar toilet wanita.

"Kak Dylan, kakak mengejutkanku" ucap Suzy sembari mengelus dadanya, sedangkan lelaki yang ia ajak bicara hanya terkekeh lalu menarik pergelangan tangannya lembut tanpa persetujuan terlebih dahulu.

"Kakak mau mengajakku kemana?"

"Ayo makan, kamu belum makan kan" Suzy  tak berniat menempis tangan Dylan karena perutnya memang sudah sangat lapar, kemarin ia hanya makan satu kali di siang hari dan itupun ia hanya makan gimbab kemasan yang dijual di minimarket tempatnya bekerja sehingga kini perutnya sudah sangat keroncongan namun apalah daya ia harus menghemat uangnya terlebih lagi kini ia tidak memiliki pekerjaan apapun, makanya ia tidak menyiayiakan kesempatan untuk makan gratis atas tawaran yang Dylan buat.

Dylan membawa Suzy ke sebuah resto yang terletak tepat di depan gedung rumah sakit dan masing-masing dari mereka memesan bibimbab, menu andalan setiap kali mereka pergi makan bersama.

Sebelum makanan datang, Dylan membuka obrolan terlebih dahulu.

"Apa akhir-akhir ini kamu memiliki masalah Suzy?" Mendapat pertanyaan yang tiba-tiba itu Suzy seketika tertegun, entah ini kebetulan atau apa tapi ia merasa seakan Dylan bisa menebak apapun yang ada di dalam kepalanya, apa ekspresi wajahnya sebegitu mudahnya dibaca?

Suzy menghela nafasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan Dylan, sehingga semakin menguatkan tebakan Dylan jika memang ada sesuatu yang sedang terjadi pada wanita ini.

"Kamu bisa cerita padaku Suzy" Suzy menatap Dylan sebentar sebelum akhirnya ia membuka suaranya.

"Aku dipecat kak" kata Suzy singkat yang sukses membuat Dylan terkejut, bahkan kini mulutnya sudah sedikit terbuka.

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah, dan kini aku bingung aku harus bagaimana. Padahal aku harus mengumpulkan banyak uang tambahan untuk operasi ibu tapi aku malah dipecat" Dylan menatap Suzy dengan tatapan miris. Entahlah dosa apa yang telah dilakukan leluhur Suzy sebelumnya hingga membuat wanita di depannya ini selalu memiliki nasib yang malang. Andai saja kebahagiaan bisa disumbangkan, Dylan pasti sudah menjadi orang pertama yang akan menyumbangkan sebagian besar kebahagiaannya untuk Suzy.

Dylan menatap Suzy dengan tatapan lembut, tatapan yang selalu ia perlihatkan di depan Suzy. Tatapan hangat dengan senyuman lembut yang selalu menghangatkan perasaan Suzy, tatapan yang selalu bisa menenangkan Suzy disaat ia gunda sekalipun, entahlah bagi Suzy orang paling berharga yang ia miliki hanya ibunya serta Dylan.

"Suzy, kamu tidak usah khawatir. Pelan-pelan kamu bisa mencoba mencari pekerjaan dilain itu kakak akan membantumu mencari kerja juga. Tapi ingat, jangan pernah lupa makan, kalau kamu tidak memiliki uang untuk makan kamu bisa menghubungiku, jaga kesehatanmu juga, karena kesehatanmu itu adalah hal terpenting" Suzy seketika tersenyum cerah lalu menganggukkan kepalanya dengan antusias, seberapa besar cobaan yang menimpanya ia akan terus kuat selama orang-orang berharga ini terus berada di sekitarnya.